16
Gambar 2.2 Mekanisme kerja sunscreen www.futurederm.com.
2.5 SPF Sun Protection Factor
Efektivitas tabir surya dinyatakan dalam SPF Sun Protection Factor yang merupakan rasio energi UV yang dibutuhkan untuk mencapai minimal
erythema dose MED pada kulit yang dilindungi oleh tabir surya, Dibagi dengan jumlah energi UV yang dibutuhkan untuk mencapai MED pada kulit tanpa
perlindungan. Minimal Erythema Dose MED didefenisikan sebagai dosis radiasi sinar UV yang dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinya eritema Elmarzugi,
dkk., 2013. Pengukuran nilai SPF suatu sediaan tabir surya dapat dilakukan secara in
vitro. Metode pengukuran nilai SPF secara in vitro terbagi atas dua tipe. Tipe pertama adalah dengan cara mengukur serapan atau transmisi radiasi UV melalui
lapisan produk tabir surya pada plat kuarsa atau biomembran Gordon, 1993. Dan tipe yang kedua adalah dengan menentukan karakteristik serapan tabir surya
menggunakan analisis secara spektrofotometri larutan hasil pengenceran dari tabir surya yang diuji Mansur, dkk., 1986.
Universitas Sumatera Utara
17 Mansur, dkk 1986 mengembangkan suatu persamaan matematis untuk
mengukur nilai SPF secara in vitro dengan menggunakan spektrofotometer. Persamaannya adalah sebagai berikut:
SPF
spectrophotometric
= CF x
∑ ��
λ� �
��� ���
λ� ��� λ
Keterangan : CF
= Faktor Koreksi 10 EE
= Spektrum Efek Erytemal I
= Spektrum Intensitas dari Matahari Abs
= Absorban dari sampel Nilai EE x I adalah suatu konstanta. Nilainya dari panjang gelombang 290-
320 nm dan setiap selisis 5 nm telah ditentukan oleh Sayre, dkk. 1979. Nilai SPF berkisar antara antara 0-100, Pathack dalam Wasitaatmadja
1997 membagi tingkat kemampuan tabir surya sebagai berikut : 1.
Minimal, bila SPF antara 2-4, contoh salisilat dan antranilat. 2.
Sedang, bila SPF antara 4-6, contoh sinamat dan benzofenon. 3.
Ekstra, bila SPF antara 6-8, contoh derivat PABA. 4.
Maksimal, bila SPF antara 8-15, contoh PABA. 5.
Ultra, bila SPF lebih dari 15, contoh kombinasi PABA, non PABA, dan Fisik.
FDA merekomendasikan menggunakan sunscreen dengan nilai SPF minimal 15 atau lebih untuk mendapatkan efek perlindungan terhadap sinar UV
yang lebih baik. Nilai SPF mengacu kepada kemampuan suatu produk tabir surya untuk menyaring atau memblokir sinar matahari yang berbahaya. Misalnya, untuk
tabir surya dengan SPF 15 memiliki kemampuan menyerap 93 dari sinar matahari. Tanpa penggunaan sunscreen dengan benar, kemampuan SPF akan jauh
lebih rendah dari label produk. Untuk mendapatkan aktivitas SPF optimum,
Universitas Sumatera Utara
18 pasien harus mengaplikasikan 1 ons sunscreen untuk menutupi seluruh
permukaan kulit yang terpapar matahari sekitar 30 menit sebelum terpapar. Sunscreen harus diaplikasikan kembali setiap 2 jam sekali dalam jumlah yang
sama dengan penggunaan pertama kali, atau setiap selesai berenang atau mengeluarkan keringat. Sebaiknya menggunakan sunscreen yang tahan air apabila
akan berenang atau berkeringat dan untuk anak-anak dibawah 6 bulan penggunaan sunscreen terlebih dahulu ditanyakan pada dokter. Penggunaan sunscreen setiap 2
jam sekali atau lebih sering 5 kali lebih kecil menyebabkan Sunburn dibandingkan penggunaan sunscreen setiap 2,5 jam atau lebih Rigel., dkk., 2004.
Penggunaan tabir surya secara teratur dapat mencegah perkembangan keratosis, karsinoma sel skuamosa, melanoma dan fotoaging karena paparan UV.
Manfaat ini hanya dapat terwujud dengan penggunaan tabir surya secara memadai, selain menghindari paparan sinar matahari langsung. Namun kebanyakan
penggunaan tabir surya sering tidak cukup, sehingga mengurangi efektivitas tabir surya. SPF yang diberikan oleh tabir surya tergantung kepada ketebalan. Jumlah
tabir surya yang tidak cukup untuk daerah yang terpapar sinar matahari merupakan faktor yang dapat mengurangi efektivitas tabir surya. Ketebalan
penggunaan tabir surya yang disepakati secara internasional adalah 2 mgcm
2
Reiche dan Sinclair, 2015.
2.6 Avobenson