Adaptasi Fisiologis Sistem Kardiovaskuler Saat Olahraga Adaptasi Dari Sistem Pernapasan

2.3.2 Metabolisme Energi Pada Olahraga Anaerob

Sistem pemakaian energi anaerobik yang dapat menghasilkan ATP selama olahraga yaitu sistem ATP-kreatin fosfat ATP-CP dan sistem asam laktat. Sistem ATP-CP berguna untuk menggerakkan otot 6 –8 detik, misalnya pada olahraga anerobik seperti sprint 100 m, angkat besi dan tolak peluru. Pada otot hanya sedikit ATP yang tersimpan. Estimasi tiap molekul ATP yang terurai sebesar 7 –12 kalori. Disamping ATP, otot skelet juga mempunyai senyawa fosfat berenergi tinggi lain yaitu kreatin fosfat CP, yang dapat digunakan untuk menghasilkan ATP. Sistem ATP-CP merupakan sistim anaerobik dimana ATP dan CP dapat diuraikan tanpa adanya oksigen. Sistem asam laktat adalah sistem anaerobik dimana ATP dihasilkan otot skelet melalui glikolisis. Sistem asam laktat penting untuk olahraga intensitas tinggi yang lamanya 20 detik –2 menit seperti sprint 200–800 m dan renang gaya bebas 100 m. Glukosa dari glikogen otot dipecah menjadi asam laktat. Sistem ini penting untuk exercise anaerobik dengan intensitas tinggi yang berguna untuk melakukan kontraksi otot. Setelah 1,5 – 2 menit melakukan exercise anaerobik, penimbunan laktat yang terjadi akan menghambat glikolisis, sehingga timbul kelelahan otot. Pada sistem ini dari 1 mol 180 gram glikogen otot dihasilkan 3 molekul ATP dan berjalan tanpa kehadiran oksigen O 2 Mihardja, 2004

2.4 Perubahan Fisiologis Tubuh Saat Olahraga

2.4.1 Adaptasi Fisiologis Sistem Kardiovaskuler Saat Olahraga

Saat berolahraga, kebutuhan metabolisme oksigen pada otot skeletal meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat tersebut, aliran darah pada otot yang berkontraksi harus meningkat juga. 1. Perubahan curah jantung saat latihan Curah jantung adalah volume darah yang dikeluarkan oleh kedua ventrikel per menit. Curah jantung terkadang disebut volume jantung per menit. Volumenya kurang lebih 5 L per menit pada laki-laki berukuran rata-rata dan kurang 20 pada perempuan LIPI, 2009. Curah jantung meninggi saat latihan akibat volume isi sekuncup dan denyut nadi yang meningkat. Sekitar 80-85 total curah jantung menuju ke otot skeletal yang berkontraksi. Pada latihan yang berat, persentasi curah jantung dikurangi ke otak dibandingkan pada saat istirahat Powers Howley, 2009 2. Peningkatan Denyut Nadi Denyut nadi merupakan rambatan dari denyut jantung yang dihitung tiap menitnya dengan hitungan repetisi kalimenit, dengan denyut nadi normal 60- 100kalimenit. Peningkatan denyut nadi terutama disebabkan oleh tonus vagal yang menurun daripada peningkatan rangsangan simpatis. Rangsangan simpatis disebakan oleh perintah beberapa pusat di otak dan mekanoreseptor di otot yang menimbulkan takikardi, kontraksi otot jantung dan vasokonstriksi. Peningkatan denyut jantung juga dipengaruhi oleh sekresi adrenalin pada awal latihan dan peningkatan suhu tubuh pada latihan fisik yang berlanjut Laila, 2007. 3. Distribusi aliran darah Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada otot skeletal saat latihan, maka tubuh mengurangi aliran darah ke organ yang kurang aktif bergerak Powers Holey, 2009.

2.4.2 Adaptasi Dari Sistem Pernapasan

Pemakaian oksigen sangat meningkat, karena otot yang aktif mengoksidasi molekul nutrien lebih cepat untuk memenuhi peningkatan kebutuhan energinya.  Produksi karbondioksida sangat meningkat karena otot yang lebih aktif melakukan metabolisme memproduksi lebih banyak karbondioksida. Peningkatan produksi ini menyebabkan ventilasi alveolus meningkat untuk mempertahankan konsentrasi gas alveolar.  Peningkatan proses metabolisme pada otot menghasilkan lebih banyak panas, karbondioksida, dan ion hidrogen. Semua faktor ini meningkatkan penggunakan oksigen dalam otot, yang meningkatkan oksigen arteri juga. Akibatnya, lebih banyak karbondioksida memasuki darah, meningkatkan kadar karbon dioksida dan ion hydrogen dalam darah. Hal ini akan dirasakan oleh kemoreseptor, yang sebaliknya merangsang pusat inspirasi, dimana terjadi peningkatan dan kedalaman pernapasan.  Frekuensi pernapasan juga sangat meningkat Nagarajoo, 2011 Gambar 2.2. Adaptasi Fisiologis Tubuh saat Olahraga

2.5 Definisi Daya Tahan Jantung Paru