Metabolisme Energi Pada Olahraga Aerobik Metabolisme Energi Pada Olahraga Anaerob

2.3 Metabolisme Energi Saat Berolahraga

Proses metabolisme energi di dalam tubuh adalah untuk meresintesis molekul ATP baik secara aerobik maupun anaerobik. ATP adalah senyawa fosfat yang berenergi tinggi yag menyimpan energi untuk tubuh. ATP terbentuk dari nukleotida adenosine ditambah dengan gugus fosfat dalam ikatan yang berenergi tinggi. Di dalam jaringan otot, hidrolisis 1 mol ATP akan menghasilkan energi sebesar 31 kJ 7.3 kkal serta akan menghasilkan produk lain berupa ADP adenosine diphospate dan Pi inorganik fosfat Hardjanti, 2011

2.3.1 Metabolisme Energi Pada Olahraga Aerobik

Pada kegiatan olahraga dengan aktivitas aerobik yang dominan, metabolisme energi akan berjalan melalui pembakaran simpanan karbohidrat, lemak dan sebagian kecil ±5 dari pemecahan simpanan protein yang terdapat di dalam tubuh untuk menghasilkan ATP. Sistem aerobik membutuhkan oksigen untuk menguraikan glikogenglukosa menjadi CO 2 dan H 2 O melalui siklus Krebs tricarboxyclic acid cyde= TCA dan sistem transport elektron . Reaksi aerobik terjadi dalam sel otot yaitu pada organel mitokondria. Sistem aerobik menghasilkan ATP lebih lambat daripada sistem ATP-CP dan asam laktat, tetapi produksi ATP jauh lebih besar. Pemecahan 1 mol atau 180 gram glikogen, pada keadaan oksigen cukup tersedia, dihasilkan energi sebanyak 39 mol ATP. CO 2 akan masuk ke dalam darah, dibawa ke paru untuk dikeluarkan dan diganti dengan O 2 . Air berguna untuk sel sendiri, sebagian unsur sel terdiri dari air Mihardja, 2004.

2.3.2 Metabolisme Energi Pada Olahraga Anaerob

Sistem pemakaian energi anaerobik yang dapat menghasilkan ATP selama olahraga yaitu sistem ATP-kreatin fosfat ATP-CP dan sistem asam laktat. Sistem ATP-CP berguna untuk menggerakkan otot 6 –8 detik, misalnya pada olahraga anerobik seperti sprint 100 m, angkat besi dan tolak peluru. Pada otot hanya sedikit ATP yang tersimpan. Estimasi tiap molekul ATP yang terurai sebesar 7 –12 kalori. Disamping ATP, otot skelet juga mempunyai senyawa fosfat berenergi tinggi lain yaitu kreatin fosfat CP, yang dapat digunakan untuk menghasilkan ATP. Sistem ATP-CP merupakan sistim anaerobik dimana ATP dan CP dapat diuraikan tanpa adanya oksigen. Sistem asam laktat adalah sistem anaerobik dimana ATP dihasilkan otot skelet melalui glikolisis. Sistem asam laktat penting untuk olahraga intensitas tinggi yang lamanya 20 detik –2 menit seperti sprint 200–800 m dan renang gaya bebas 100 m. Glukosa dari glikogen otot dipecah menjadi asam laktat. Sistem ini penting untuk exercise anaerobik dengan intensitas tinggi yang berguna untuk melakukan kontraksi otot. Setelah 1,5 – 2 menit melakukan exercise anaerobik, penimbunan laktat yang terjadi akan menghambat glikolisis, sehingga timbul kelelahan otot. Pada sistem ini dari 1 mol 180 gram glikogen otot dihasilkan 3 molekul ATP dan berjalan tanpa kehadiran oksigen O 2 Mihardja, 2004

2.4 Perubahan Fisiologis Tubuh Saat Olahraga