195
d. Masih kurangnya pemahaman staf instansi terkait dalam melakukan
penanganan terhadap ESKA sehingga hasil yang dicapai tidak bisa semaksimal mungkin.
Seperti dikemukakan Edward III dalam Joko Widodo, 2007: 98 yaitu bahwa “Faktor sumber daya mempunyai peranan penting dalam
implementasi kebijakan. Bagaimanapun jelas dan konsistennya ketentuan atau aturan-aturan, serta bagaimanapun akuratnya penyampaian ketentuan-
ketentuan atau aturan-aturan tersebut, jika para pelaksana kebijakan yang bertanggungjawab untuk melaksanakan kebijakan kurang mempunyai
sumber-sumber daya untuk melakukan secara efektif, maka implementasi kebijakan tersebut tidak akan efektif”.
3. Budaya Hukum
Menurut Friedman dalam Esmi Warassih, 2005:89, bahwa faktor nilai yang menimbulkan perbedaan dalam kehidupan hukum dalam
masyarakat lebih disebabkan oleh kultur hukum. Kultur hukum merupakan sikap-sikap dan nilai-nilai yang dimiliki oleh masyarakat yang
berhubungan dengan hukum, lembaga-lembaganya. Unsur kultur hukum inilah yang akan menentukan mengapa seseorang itu patuh atau tidak
patuh terhadap peraturan yang ada. Faktor kultur hukum memegang peranan yang sangat penting di dalam penegakan hukum. Kultur hukum
berfungsi untuk menjembatani sistim hukum dengan tingkah laku masyarakatnya.
196
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan bahwa implementasi Pasal 66 UU RI NO. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak di
Pemerintah Kota belum bisa mencapai hasil seperti yang diharapkan, karena secara kultur hal tersebut disebabkan oleh faktor-faktor berikut :
a. Budaya hukum masyarakat Kota Surakarta yang belum terbiasa untuk
melapor jika mereka menengarai adanya kasus-kasus perlakuan salah, penelantaran dan penjualan anak termasuk ESKA oleh orang tua
mereka sendiri. Masyarakat menganggap hal tersebut merupakan urusan domestik setiap keluarga. Dan adanya budaya “ewuh pekewuh”
yang tinggi. Maka dari itu masyarakat biasanya hanya bersikap diam dan tidak berani ikut campur.
b. Di kalangan keluarga itu sendiripun biasanya enggan mengungkap
kasus-kasus “
child abuse
” yang menimpa anggota keluarganya, karena dikhawatirkan dapat mempermalukan atau menimbulkan aib yang
tidak diinginkan. Dengan sikap masyarakat yang demikian tadi maka data ESKA sulit untuk diperoleh, sehingga membuat masalah ini tidak
mendapat perhatian yang cukup dan berdampak pada tidak jelasnya perlindungan yang seharusnya diberikan oleh Pemerintah bagi para
pekerja seks terutama pekerja seks di bawah umur. c.
Masyarakat atau keluarga tidak mau menerima kehadiran mereka kembali. Belum lagi lingkungan masyarakat yang sering kali bersikap
mendiskriminasikan mereka, yaitu menganggap mereka sebagai sampah masyarakat. Hal itu membuat mereka merasa lebih baik terus
197
bekerja sebagai pekerja seks. Lama-kelamaan pilihan untuk bekerja di bidang lain akan tertutup.
3. Solusi Pemerintah Kota Surakarta Untuk Menangani Kendala-