Budaya Hukum Implementasi kebijakan perlindungan anak atas Eksploitasi Seksual Komersial Anak (ESKA) berdasarkan pasal 66 UU RI No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak (studi di Kota Surakarta)

195 d. Masih kurangnya pemahaman staf instansi terkait dalam melakukan penanganan terhadap ESKA sehingga hasil yang dicapai tidak bisa semaksimal mungkin. Seperti dikemukakan Edward III dalam Joko Widodo, 2007: 98 yaitu bahwa “Faktor sumber daya mempunyai peranan penting dalam implementasi kebijakan. Bagaimanapun jelas dan konsistennya ketentuan atau aturan-aturan, serta bagaimanapun akuratnya penyampaian ketentuan- ketentuan atau aturan-aturan tersebut, jika para pelaksana kebijakan yang bertanggungjawab untuk melaksanakan kebijakan kurang mempunyai sumber-sumber daya untuk melakukan secara efektif, maka implementasi kebijakan tersebut tidak akan efektif”.

3. Budaya Hukum

Menurut Friedman dalam Esmi Warassih, 2005:89, bahwa faktor nilai yang menimbulkan perbedaan dalam kehidupan hukum dalam masyarakat lebih disebabkan oleh kultur hukum. Kultur hukum merupakan sikap-sikap dan nilai-nilai yang dimiliki oleh masyarakat yang berhubungan dengan hukum, lembaga-lembaganya. Unsur kultur hukum inilah yang akan menentukan mengapa seseorang itu patuh atau tidak patuh terhadap peraturan yang ada. Faktor kultur hukum memegang peranan yang sangat penting di dalam penegakan hukum. Kultur hukum berfungsi untuk menjembatani sistim hukum dengan tingkah laku masyarakatnya. 196 Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan bahwa implementasi Pasal 66 UU RI NO. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak di Pemerintah Kota belum bisa mencapai hasil seperti yang diharapkan, karena secara kultur hal tersebut disebabkan oleh faktor-faktor berikut : a. Budaya hukum masyarakat Kota Surakarta yang belum terbiasa untuk melapor jika mereka menengarai adanya kasus-kasus perlakuan salah, penelantaran dan penjualan anak termasuk ESKA oleh orang tua mereka sendiri. Masyarakat menganggap hal tersebut merupakan urusan domestik setiap keluarga. Dan adanya budaya “ewuh pekewuh” yang tinggi. Maka dari itu masyarakat biasanya hanya bersikap diam dan tidak berani ikut campur. b. Di kalangan keluarga itu sendiripun biasanya enggan mengungkap kasus-kasus “ child abuse ” yang menimpa anggota keluarganya, karena dikhawatirkan dapat mempermalukan atau menimbulkan aib yang tidak diinginkan. Dengan sikap masyarakat yang demikian tadi maka data ESKA sulit untuk diperoleh, sehingga membuat masalah ini tidak mendapat perhatian yang cukup dan berdampak pada tidak jelasnya perlindungan yang seharusnya diberikan oleh Pemerintah bagi para pekerja seks terutama pekerja seks di bawah umur. c. Masyarakat atau keluarga tidak mau menerima kehadiran mereka kembali. Belum lagi lingkungan masyarakat yang sering kali bersikap mendiskriminasikan mereka, yaitu menganggap mereka sebagai sampah masyarakat. Hal itu membuat mereka merasa lebih baik terus 197 bekerja sebagai pekerja seks. Lama-kelamaan pilihan untuk bekerja di bidang lain akan tertutup.

3. Solusi Pemerintah Kota Surakarta Untuk Menangani Kendala-

Dokumen yang terkait

Penanggulangan dan Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban Eksploitasi Seks Komersial Anak (ESKA)

3 69 104

IMPLEMENTASI PASAL 59 UU NO. 23 TAHUN 2002 MENGENAI PERLINDUNGAN ANAK JALANAN Implementasi Pasal 59 Uu No. 23 Tahun 2002 Mengenai Perlindungan Anak Jalanan (Studi Kasus di Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun 2013).

0 3 15

IMPLEMENTASI HAK ANAK DALAM PENDIDIKAN BERDASARKAN UU RI NO 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK Implementasi Hak Anak Dalam Pendidikan Berdasarkan UU RI No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak (Studi Kasus pada Keluarga Nelayan di Desa Pecangaan K

0 1 16

IMPLEMENTASI HAK ANAK DALAM PENDIDIKAN BERDASARKAN UU RI NO 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK Implementasi Hak Anak Dalam Pendidikan Berdasarkan UU RI No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak (Studi Kasus pada Keluarga Nelayan di Desa Pecangaan K

0 0 13

UU NO 23 TAHUN 2002 PERLINDUNGAN ANAK

0 0 32

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENANGGULANGAN EKSPLOITASI SEKSUAL KOMERSIAL TERHADAP ANAK-ANAK DI KOTA SURAKARTA (Studi Kasus Anak-anak Jalanan Banjarsari di Kota Surakarta)

0 0 119

PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP ANAK KORBAN EKSPLOITASI SEKSUAL DI KOTA SEMARANG BERDASARKAN PASAL 66 UU RI NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK jo Pasal 59A UU RI NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK (STUDI KASUS DI YAYASAN SETARA) - Unika

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP ANAK KORBAN EKSPLOITASI SEKSUAL DI KOTA SEMARANG BERDASARKAN PASAL 66 UU RI NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK jo Pasal 59A UU RI NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGA

0 0 13

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP ANAK KORBAN EKSPLOITASI SEKSUAL DI KOTA SEMARANG BERDASARKAN PASAL 66 UU RI NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK jo Pasal 59A UU RI NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN AN

1 1 46

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - PERLINDUNGAN KHUSUS BAGI ANAK YANG MENGALAMI EKSPLOITASI SECARA EKONOMI DI KOTA SEMARANG BERDASARKAN PASAL 66 UU RI NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK jo PASAL 59A UU RI NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHA

0 0 10