197
bekerja sebagai pekerja seks. Lama-kelamaan pilihan untuk bekerja di bidang lain akan tertutup.
3. Solusi Pemerintah Kota Surakarta Untuk Menangani Kendala-
Kendala Dalam Mengimplementasikan Pasal 66 UU RI NO. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Untuk mengatasi kendala-kendala dalam mengimplementasikan Pasal 66 UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, maka
Pemerintah Kota Surakarta meliputi DKRPPKB Surakarta, Poltabes Surakarta, Rumah Sakit, LSM Kakak, Panti Karya Wanita “Wanita
Utama” Surakarta, dan PPK-UNS melakukan solusi sebagai berikut :
a. Dinas Kesejahteraan Rakyat Pemberdayaan Perempuan dan
Keluarga Berencana DKRPPKB Surakarta
Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut Pemerintah Kota Surakarta melakukan hal-hal berikut seperti dituturkan Budiaji Kristianawati,
SH, M.H., selaku Kepala Seksi Peningkatan Pemberdayaan Perempuan
DKRPPKB Surakarta.
1 Melakukan sosialisasi Perda No. 3 Tahun 2006 dan RAK-PESKA
Kota Surakarta secara terus-menerus baik melalui
leafet
, kampanye, ceramah, siaran radio, televisi dan lain-lain.
2 Bekerjasama dengan Gugus Tugas untuk membongkar sindikat
pelaku ESKA, germo, mucikari, dan lain-lain.
198
3 Perlu adanya peraturan yang melindungi saksi dari segi
keamanannya. 4
Penegak hukum harus menindak tegas pelaku atau pengguna sesuai dengan aturan yang berlaku.
5 Perlu penambahan SDM sehingga kegiatan pemantauan terhadap
ESKA dapat dilaksanakan secara maksimal. 6
Mengadakan pelatihan bagi petugas pemantauan dan perlu penambahan waktu untuk kegiatan tersebut.
7 Menyediakan pusat Rehabilitasi bagi korban ESKA sebagai usaha
untuk pemulihan.
b. Poltabes Surakarta RPK, Binamitra dan Samapta
1 Unit Ruang Pelayanan Khusus RPK
Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner yang penulis lakukan dengan Bripka Ratna Karlinasari, selaku anggota Unit
RPK Surakarta dikatakan bahwa solusi yang dilakukan Unit RPK dalam menghadapi eksploitasi seksual komersial anak adalah :
a Karena yang bersangkutan dalam hal ini anak yang
dilacurkan tidak merasa menjadi korban dan tidak merasa dikaryakan,
maka solusi
yang dilakukan
adalah mengembalikan kepada keluarga untuk dibina atau dikirim ke
Panti Karya Wanita “Wanita Utama” Surakarta.
199
b Menambah SDM sesuai dengan ketentuan yaitu 9 orang.
2 Binamitra Poltabes Surakarta
Dalam menghadapi masalah eksploitasi seksual komersial anak, Poltabes Surakarta melakukan solusi sebagai berikut seperti
dikemukakan oleh Kompol Mardjanto, B.Sc, selaku Kepala Bagian Binamitra Poltabes Surakarta.
a Mendirikan tempat rehabilitasi anak korban ESKA dan
meningkatkan sarana prasarana yang lengkap sebagai usaha untuk pemulihan korban danatau pelaku.
b Mengirim mereka ke Panti Karya Wanita “Wanita Utama”
Surakarta, dimana mereka mendapat berbagai ketrampilan dan diberikan sertifikasi bahwa yang bersangkutan telah mahir
dalam bidangnya. c
Adanya anggapan dari masyarakat bahwa dengan adanya PSK dapat menambah pendapatan serta adanya budaya ewuh
pekewuh yang tinggi, maka solusi yang harus dilakukan adalah melakukan sosialisasi secara terus-menerus tentang UUPA dan
Perda No. 3 Tahun 2006 kepada masyarakat.
200
3 Samapta Poltabes Surakarta
Menurut Kompol H. Sayid, SH,M.H., selaku Kepala Satuan Samapta Poltabes Surakarta bahwa solusi yang dilakukan Samapta
dalam menghadapi eksploitasi seksual komersial anak adalah : a
Untuk setiap hukumansanksi harus diberi batasan hukuman minimal, biar jelas. Selama ini baru dicantumkan hukuman
maksimalnya. b
Menambah kapasitas daya tampung Panti Karya Wanita “Wanita Utama”Surakarta sehingga dapat menampung lebih
banyak para korban ESKA.
c. Rumah Sakit Poliklinik Bhayangkara Polwil Surakarta