98
91 penanganan sesegera mungkin dari pemerintah. Untuk mengatasi
masalah tersebut, maka pembuat keputusan segera menyusun langkah-langkah yaitu dengan menetapkan tujuan dan sasaran yang
hendak dicapai. Untuk merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan tersebut, pembuat keputusan membuat berbagai alternatif termasuk
konsekuensi-konsekuensinya biaya dan keuntungan yang timbul dari setiap pemilihan alternatif yang diteliti. Berdasarkan model
ini, pembuat keputusan memiliki alternatif beserta konsekuensi- konsekuensinya yang memaksimalkan pencapaian tujuan dan
sasaran yang hendak dicapai. Dengan demikian keseluruhan proses tersebut akan menghasilkan keputusan yang rasional yaitu
keputusan yang efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Alasan
penulisan tentang
model-model perumusan
kebijakan publik dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, merupakan
kebijakan publik yang dibuat oleh Pemerintah yang disebabkan karena Pemerintah dihadapkan pada suatu masalah dalam hal ini
adalah masalah Eksploitasi Seksual Komersial Anak ESKA.
d. Hubungan Hukum dan Kebijakan publik
Hukum dan kebijakan publik merupakan variabel yang memiliki keterkaitan yang sangat erat, sehingga telaah tentang kebijakan
pemerintah semakin dibutuhkan untuk dapat memahami peranan
99
91 hukum saat ini. Kebutuhan tersebut semakin dirasakan berseiring
dengan semakin meluasnya peranan pemerintah memasuki bidang kehidupan manusia, dan semakin kompleksnya persoalan-persoalan
ekonomi, sosial dan politik. Disamping itu, peraturan hukum yang berperan untuk membantu
pemerintah dalam usaha menemukan alternatif kebijakan yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Hukum memberikan legitimasi bagi
pelaksanaan kebijakan publik, dan sebagai peraturan perundang- undangan ia telah menampilkan sosoknya sebagai salah satu alat untuk
melaksanakan kebijakan. Esmi Warassih, 2005: 129 Hubungan hukum dan kebijakan publik dapat dilihat dari
berbagai variabel, sebagaimana disebutkan oleh Friedman dalam Soetiono, 2004: 2, yaitu :
1 Formulasi hukum
Hubungan pembentukan hukum dan kebijakan publik saling memperkuat satu sama lain. Sebuah produk hukum tanpa
ada proses kebijakan publik didalamnya produk hukum itu akan kehilangan makna substansinya, sebaliknya sebuah proses
kebijakan publik tanpa ada legalisasi hukum, maka akan lemah pada tatanan operasionalnya.
2 Implementasipenerapan
Yaitu berkaitan dengan penerapan hukum dan implementasi kebijakan publik dapat saling memperlancar jalannya hasil-hasil
100
91 hukum dan kebijakan publik di lapangan. Pada dasarnya di dalam
penerapan hukum tergantung 4 unsur, yaitu: a
Unsur hukum Yaitu produk atau kalimat, aturan-aturan hukum, kalimat
hukum harus ditata sedemikian hingga maksud yang diinginkan oleh pembentuk hukum terealisasi di lapangan .
b Unsur struktural
Yaitu yang berkaitan dengan lembaga-lembaga atau organisasi yang diperlukan dalam penerapan hukum.
c Unsur masyarakat
Unsur ini berkaitan dengan kondisi sosial politik dan sosial, ekonomi masyarakat yang akan terkena dampak atas
diterapkannya aturan hukum. d
Unsur budaya Diharapkan agar produk hukum yang dibuat dapat sesuai
dengan budaya yang ada dalam masyarakat, sebaiknya apabila produk hukum yang tidak sesuai dengan bidang masyarakat
tidak dapat diterima. 3
Evaluasi Kebijakan Adalah suatu evaluasi yang akan menilai apakah kebijakan
publik sudah sesuai dengan apa yang diharapkan atau belum, dengan demikian akan menentukan gagal atau suksesnya suatu
101
91 kebijakan untuk mencapai tujuan. Evaluasi kebijakan dapat
dibedakan dalam 3 macam, yaitu: a
Evaluasi Administratif, yang dilakukan didalam lingkup pemerintahan atau instansi
b Evaluasi Yudisial, yang berkaitan dengan objek hukum, apa
ada pelanggaran hukum atau tidak dari kebijakan yang dievaluasi tersebut.
c Evaluasi politik, yang dilakukan oleh lembaga-lembaga politik,
baik parlemen ataupun parpol. Berdasarkan ketiga macam evaluasi kebijakan tersebut di atas,
maka tesis penulis termasuk kedalam kategori evaluasi kebijakan yang kedua, yaitu evaluasi yudisial karena dengan evaluasi yudisial
dapat diketahui apakah ada pelanggaran atau tidak dari kebijakan yang dievaluasi tersebut, dalam hal ini adalah implementasi Pasal
66 UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang mana evaluasi tersebut dilakukan oleh lembaga pemerintah
maupun non-pemerintah.
2. Pengertian Implementasi