c. Rumah Sakit Poliklinik Bhayangkara Polwil Surakarta
Dalam menangani korban ESKA pihak Poltabes bekerjasama dengan Poliklinik Bhayangkara Kepolisian Wilayah Surakarta, selaku
anggota Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Surakarta PTPAS. Poliklinik Bhayangkara Kepolisian Wilayah Surakarta masuk menjadi
anggota PTPAS pada tanggal 24 Juni 2004 pada saat penandatanganan nota kesepakatan PTPAS. Poliklinik Bhayangkara Polwil Surakarta
telah mendirikan Pusat Pelayanan Terpadu PPT bagi perempuan dan anak korban kekerasan. Adapun didirikannya PPT adalah untuk
memberikan pelayanan optimal dan nyaman pada korban dalam rangka HAM dan pengayoman serta efisiensi dalam proses
penyelesaian hukum dan permasalahan sosial lainnya. Adapun sasaran PPT adalah korban kekerasan terhadap perempuan dan anak baik
kekerasan fisik, seksual, dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga KDRT.
Pusat Pelayanan Terpadu Poliklinik Bhayangkara Polwil Surakarta mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
1 Memberikan perlindungan dan penguatan bagi perempuan dan
anak korban berbasis gender. 2
Memberikan pelayanan yang optimal terpadu berupa pelayanan medis, konseling, hukum dan rehabilitasi.
3 Melakukan upaya pencegahan tindak kekerasan berbasis gender ke
masyarakat.
Untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan oleh Poliklinik
Bhayangkara Polwil
Surakarta dalam
mengimplementasikan Pasal 66 UU RI No. 23 Tahun 20002 tentang Perlindungan Anak, penulis melakukan wawancara dan kuesioner
dengan informan Dokter Naniek Kadarwati, M.M. dokter Poliklinik Bhayangkara Polwil Surakarta yang dilaksanakan pada tanggal 12
Desember 2007, yang mengatakan sebagai berikut : Poliklinik Bhayangkara Polwil Surakarta mempunyai
tugas salah satunya adalah memberikan perlindungan dan pelayanan terhadap korban perempuan dan anak, baik itu
korban kekerasan fisik, seksual maupun Kekerasan Dalam Rumah Tangga KDRT. Untuk anak korban pelecehan seksual,
pasien datang dari Poltabes dengan didampingi unit RPK atau LSM dalam hal ini adalah LSM Kakak yang menangani anak
korban eksploitasi seksual. Kemudian korban dianamnesa tanya-jawab, baru dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh,
dari kepala sampai ujung kaki. Hasil pemeriksaan tersebut dituangkan dalam bentuk
Visum Et Repertum
VER atau keterangan ahli. Hasil pemeriksaan ini mempunyai nilai yang
tinggi sebagai alat bukti di Pengadilan. Hasil visum bisa langsung diambil hari itu juga atau menunggu 2-3 hari lagi.
Visum dapat dilakukan sewaktu-waktu tergantung kapan korban tersebut datang. Visum tidak dipungut biaya
ditanggung Poltabes. Peran dokter Poliklinik dalam penanganan korban perempuan dan anak-anak yaitu: 1. Preventif yaitu
dengan melakukan penyuluhan untuk mencegah terjadinya kekerasan; 2. Represif yaitu dengan melakukan dukungan
olah
TKP, pemeriksaan
korban, perawatan
korban, pengumpulan barang bukti, saksi ahli, dan yang ke 3.
Rehabilitasi yaitu peningkatan rasa percaya diri dan bersama unsur terkait melaksanakan rumah perlindungan.
Poliklinik Bhayangkara Polwil Surakarta mempunyai 4 orang dokter dalam menjalankan tuganya, yaitu : Dokter Naryana Kepala
Poliklinik Bhayangkara
Polwil Surakarta,
dokter Naniek
Kadarwati,MM., dokter Edy Wirastho dan dokter M. Fathoni.
Jumlah kasus tentang anak pelecehan seksual dan perkosaan yang ditangani oleh Poliklinik Bhayangkara Polwil Surakarta, adalah
sebagai berikut: Tabel 11. Jumlah Kasus Anak Korban Pelecehan Seksual
dan Perkosaan
Kasus Pelecehan Seksual No
Tahun Perempuan
Laki-laki Total
1. 2006
46 6
52 2.
2007 26
2 28
TOTAL 72
8 80
Sumber Data : Poliklinik Bhayangkara Polwil Surakarta
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa dilihat dari jumlah yang ditangani pada tahun 2007 terjadi penurunan hampir 85
persen.
d. LSM Yayasan Kakak Kepedulian Untuk Konsumen Anak