Berdirinya Perkumpulan Sada Ahmo

43 BAB III SEJARAH YAYASAN SADA AHMO 1990-2004

3.1 Berdirinya Perkumpulan Sada Ahmo

Jika dilihat dari perspektif sejarah terbentuknya atau berdirinya Yayasan Sada Ahmo sangat menarik perhatian untuk mengatahui kembali bagaimana kehidupan masyarakat yang tinggal di Kabupaten Dairi yang penduduk aslinya merupakan Orang Pakpak. Meskipun penduduk asli orang Pakpak namun masih sangat banyak penduduk asli yang termarjinalisasi dalam segala hal atau pun terpinggirkan karena terbatasnya beberapa kebutuhan penduduk diantaranya dalam bidang pendidikan dan ekonomi. Setelah penjajahan Belanda sudah berakhir tentu sangat banyak membawa pengaruh terhadap kehidupan masyarakat dalam berbagai bidang diberapa wilayah di Indonesia. Oleh sebab itu menimbulkan semangat orang-orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi untuk membentuk elemen-elemen perlawanan rakyat dalam konsep pemberdayaan masyarakat dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan yang lebih baik. Melihat kembali perjalanan YSA sejak didirikan dengan nama Yayasan Sada Ahmo, adalah mengingat sebuah desa kecil di Kabupaten Dairi, bernama desa Tinada. Bersama kelompok kecil ibu-ibu disana, Yayasan Sada Ahmo memulai kegiatan beternak ayam di rumah-rumah. Pengalaman kecil dan sederhana bersama-sama ibu- ibu tersebut adalah awal perjalanan panjang YSA 18 . Dengan pengalaman sederhana 18 Wawancara : Maringan Pardede, 31 Agustus 2015. 44 yang dilakukan oleh kelompok ibu-ibu tersebut Yayasan Sada Ahmo banyak belajar mengenali dan terbuka dalam merespon kebutuhan masyarakat serta memahami dinamika masyarakat di tanah Dairi. Yayasan Sada Ahmo dibentuk dan berfungsi sebagai wadah yang berperan penting dalam pendampingan masyarakat yang bekerja keras dalam melaksanakan aktivitasnya. Jika dilihat dari perjalanan sepanjang sejarah yang berpusat di Kabupaten Dairi. Yasasan Sada Ahmo menjadi sebuah organisasi masyarakat yang benar berjalan sesuai dengan peran lembaga swadaya masyarakat yang sesungguhnya menjadi harapan bangsa Indonesia. Kehadirannya sangat berlaku untuk masyarakat yang memang membutuhkan dampingan yang tulus dari orang memiliki jiwa-jiwa sosialis yang tinggi. Sehingga ketimpangan-ketimpangan dapat dibenahi kembali dalam masyarakat juga membangkitkan semangat orang-orang termasuk kaum yang banyak termajinalisasi untuk mengembangkan usaha agar mampu meningkatkan kehidupan sekaligus mampu mendapatkan kebutuhan hidup yang lebih layak, penggolongan di dalam masyarakat tidak menjadi ajeng perbedaan yang menjadi konfilk yang pada ahkirnya berakhir buruk dalam kehidupan sosial masyarakat. Dalam upaya penguatan dan pembenahan masyarakat dapat dikembangkan dari beberapa potensi yang dimiliki masyarakat sehingga tercermin masyarakat sejahtera di tengah-tengah masyarakat yang terhegemoni oleh para penduduk pendatang yang datang dari berbagai daerah menuju Kabupaten Dairi. 45 Pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat oleh Yayasan, dengan membuat kegiatan-kegiatan agar menarik perhatian masyarakat 19 . Pendekatan itu dilakukan langsung oleh anggota yang memang niat untuk campur tangan dalam menangani penanganan masalah dalam masyarakat. Pendekatan yang dilakukan membutuhkan proses yang tidak mudah, karena tantangannya sangat tidak mudah untuk berhadapan dengan masyarakat desa yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya tradisional. Mereka yang bekerja dalam menjalakan aktivitasnya untuk memberdayakan sekalis melakukan penguatan langsung terjun kepada masyarakat yang memang sangat termarjinalisasi oleh masyarakat yang terhegemoni penduduk pendatang sekaligus untuk tinggal diwilayah pemukiman orang pakpak. Orang-orang yang hadir ke tengah-tengah masyarakat Pakpak dalam proses pendekatannya, pada awalnya dilakukan dengan mengadakan perkumpulan terhadap masyarakat agar lebih mudah bersosialisasi. Namun hal itu tidak dengan mudah melancarkan pendekatan yang dilakukan, mereka mendapatkan tantangan yang sangat susah untuk mengajak masyarakat Pakpak. Pada saat itu memang merupakan masyarakat tradisional yang menikmati kehidupannya secara tradisional bahkan karena spritualitas mereka terhadap budaya yang menganggap kehidupan mereka merupakan takdir yang maha kuasa, dari hal tersebut membuat masyarakat sulit untuk berkembang dan selalu pasrah dengan keadaan mereka. Tetapi karena mereka yang mempunyai semangat untuk melakukan penelitian terhadap masyarakat yang termarjinalisasi dan dengan tujuan untuk melayani sekaligus mendampingi suku yang termarjinalisasi. Orang-orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi ini kemudian 19 Wawancara : Dinta Solin, 31 Agustus 2015 46 membuat suatu hal yang menarik perhatian kepada mereka. Membuat sebuah kegiatan yang memang menguntungkan masyarakat yang ada di Kabupaten Dairi khususnya masyarakat yang termarjinalisasi. Kegiatan itu berupa pembudidayaan dengan cara berternak ayam yang dilakukan di rumah-rumah masyarakat 20 . Berangkat dari pendekatan yang dilakukan oleh PESADA terhadap masyarakat, seiring perjalanan yang dilakukan membuat PESADA menemukan banyak hal yang memang masih membuat masyarakat sulit untuk mendapatkan kesejahteraan dalam masyarakat itu sendiri, khusunya bagi masyarakat Pakpak yang sangat banyak kehilangan identitas kesukuannya. Setelah pendekatan yang dilakukan ini berhasil dilakukan oleh mereka yang memiliki jiwa sosial yang tinggi, itulah alat mereka untuk membentuk kelompok-kelompok terhadap warga agar lebih giat untuk berkumpul dalam mengikuti kegiatan berdiskusi, maka cara tersebut masyarakat marjinal khususnya perempuan Pakpak semakin lebih giat untuk datang dalam menghadiri kegiatan yang mereka lakukan. Dari segala kelemahan orang Pakpak yang membuat mereka mendapatkan marjinalisasi. Suatu kajian yang sangat penting bagi orang-orang yang mendirikan Yayasan Sada Ahmo dalam memahami masyarakat Pakpak. Kajian yang dilakukan Yayasan Sada Ahmo dalam mengetahui tentang bagaimana kehidupan suku Pakpak di dalam ruang lingkup masyarakat yang terhegemoni oleh masyarakat pendatang, hal itu mendorong semangat mereka untuk mengubah pandangan masyarakat agar memahami tentang kehidupan sosial yang sangat berpengaruh dalam pengembangan kehidupan mereka. Upaya yang dilakukan itu berdasarkan pengakuan untuk memperkenalkan 20 Wawancara : Klolida Lubis, 28 Agustus 2015 47 pendidikan supaya mereka memahami betapa pentingnya pendidikan kepada masyarakat. Perkumpulan Sada Ahmo PESADA yang dulu disebut Yayasan Sada Ahmo YSA merupakan organisasi Non PemerintahORNOP lokal di Provinsi Sumatera Utara 21 . YSA didirikan pada Oktober 1990 oleh 15 orang yang sangat konsern terhadap situasi sosial politik di Indonesia dan sebagai respon terhadap kecenderungan „hilangnya‟ suku Pakpak sebagai suku asli di Kabupaten Dairi 22 . Orang-orang yang mendirikan Yayasan Sada Ahmo diantaranya Pdt.Bonar Lumban Tobing, Pdt.Marudut Manalu, Erlina C D Pardede, Jhonson Sumbayak, Dina Lumbantobing, Nelly Hutagalung, Berlin Gultom, Rista Saragih, S P Siregar, Bishop H Doloksaribu, Ramlan Sinaga, Risma Sitorus, Jadasrih Saragih, Emy Aritonang 23 . Masyarakat Pakpak dipilih sebagai wilayah pelayanan memang karena dalam pandangan para pendiri Yayasan, bahwa wilayah tersebut merupakan cerminan dari perlakuan rezim Orde Baru yang banyak mengabaikan pembangunan wilayah pedesaan yang belum sepenuhnya tuntas ditangani oleh pemerintah sampai kepelosok Indonesia. Kelemahan pemerintah dalam menuntaskan segala bentuk pembangunan memang bukan sepenuhnya menjadi kesalahan pemerintah, akan tetapi hal tersebut sangat tidak adil dipandang mereka yang peduli sesama, mereka merupakan orang-orang yang bekerja secara suka rela yang percaya bahwa dalam masyarakat perlu mengubah pola pikir. Mereka tidak membutuhkan bantuan pemerintah untuk memulihkan masyarakat 21 Wawancara : Maringan Pardede, 31 Agustus 2015. 22 Astanaria Ginting, Pesada menulis di usia 20 tahun melayani dan menguatkan dengan semboyan “ Sinceritas et simplicitas” Cetakan pertama: Restu printing-Indonesia, 2010, hal. 9 23 Wawancara : Dinta Solin, 24 Januari 2016. 48 marjinal yang banyak mengalami ketertinggalan serta ketimpangan. Meskipun mereka tidak mengharapkan bantuan dari pemerintah, mereka bukan berarti memiliki modal dalam bentuk materi untuk diberikan kepada masyarakat. Yang mereka lakukan kepada masyarakat yang banyak mengalami ketertinggalan hanya membangkitkan segala potensi yang dimiliki masyarakat agar mampu membangkitkan orang-orang yang termajinalisasi. Dalam spirit pelayanan mereka percaya mampu untuk membangkitkan masyarakat Pakpak melepaskan diri dari segala bentuk marjinalisasi. Pada waktu mereka berdiskusi dari sana timbul rencana untuk memberikan nama kelompok. Karena memang pada saat itu wilayah hunian suku Pakpak menjadi tempat penelitian juga ada beberapa orang yang pada saat itu yang berasal dari keturunan nenek moyang suku Pakpak. Maka mereka yang mengadakan diskusi, menarik kesimpulan dengan kesepakatan para kelompok yang pada saat itu tinggal diwilayah tanah Pakpak. Yayasan itu sendiri diberi nama Sada Ahmo. Sada artinya satu, sedangkan Ahmo artinya persaudaraan. Jadi Sada Ahmo artinya satu persaudaraan 24 . Nama yang diberikan pada saat itu menjadi makna tersendiri dalam tubuh Yayasan yang memang memiliki tekat sebagai solidaritas yang tinggi dalam upaya mengembangkan masyarakat. Istilah nama yang dibuat untuk Yayasan itu dalam bahasa Pakpak menggunakan partisipasi orang Pakpak yang memang mengerti bahasa sukunya sendiri, agar mereka bangga akan nama Yayasan yang didirikan untuk keperluan masyarakat khususnya dalam pengembangan kapasitas masyarakat Pakpak dilingkungan sosial. Selain partisipasi masyarakat dalam membuat nama Yayasan 24 Wawancara: Sarma Sigalingging, 31 Agustus 2015 49 dalam bahasa Pakpak juga dibantu dengan kamus bahasa Pakpak yang dimiliki oleh masyarakat suku asli Kabupaten Dairi. Dalam proses yang dilakukan oleh inisiatif ke lima belas orang yang terlibat aktif dalam berdiskusi dalam mendirikan Yayasan Sada Ahmo yang pada akhirnya berhasil didirikan pada bulan Oktober 1990, namun pada saat itu Yayasan itu sendiri belum memiliki akte-notaris mereka masih menunggu selama satu tahun, yang secara formal kemudian baru di-akte-notariskan pada 1 February 1991 25 . Pada tahun itulah Yayasan Sada Ahmo memiliki Aktenotaris yang pertama kali sewaktu didirikannya untuk masyarakat yang tinggal diwilayah Kabupaten Dairi yang merupakan tanah nenek moyang suku Pakpak. Berdirinya Yayasan Sada Ahmo memang sudah jauh terencana oleh orang yang peduli dengan situasi politik dilingkungan Kabupaten Dairi. Mereka merupakan orang yang sudah mempunyai pendidikan dan wawasan yang cukup bagus dalam program pengembangan masyarakat. Awalnya ada beberapa orang seperti Siparani Payungbarani Siregar, Bonar Hasudungan Lumbantobing , Tiominar Hotmaulina Ujung yang aktif terlibat dalam aktivis penguatan masyarakat marjinal pada progaram latihan penelitian dan pengembangan PLPP di kampus 26 . Jauh sebelum Yayasan Sada Ahmo didirikan mereka melakukan penelitian pengkajian terhadap masyarakat diwilayah Kabupaten Dairi. Ternyata banyak kejanggalan- kejanggalan dan ketimpangan yang ditemukan oleh peneliti dari program penelitian pengkajian yang mereka lakukan yang mendorong semangat mereka untuk melakukan pengembangan. 25 Wawancara : Dinta Solin, 31 Agustus 2015. 26 Wawancara : Maringan Pardede, 31 Agustus 2015. 50 Dari situlah timbul niat yang sangat besar untuk masuk ke tengah-tengah masyarakat Kabupaten Dairi sebagai pengabdian mereka yang memiliki jiwa sosial yang tinggi terhadap masyarakat, termasuk suku yang memang terlihat jelas termarjinalisasi. Setelah ditelusuri secara rinci ke dalam masyarakat ternyata menjadi subuah pusat perhatian kepada masyarakat, sangat menarik sekali untuk mengetahui lagi tentang masyarakat marjinal. Mereka yang termarjinalisasi merupakan suku Pakpak yang kebetulan dalam topik pengkajian terhadap masyarakat yang berada di wilayah pedalaman hunian suku Pakpak. Pada awalnya pembentukan Yayasan mereka memang benar-benar memiliki semangat untuk melayani masyarakat. Waktu itu Yayasan tidak memeliki dana operasional, pengurus juga tidak memperoleh gaji tetap. Semua bekerja karena idealisme dan pemihakan mereka terhadap masyarakat yang mengalami marjinalitas tersebut. Sejak awal, spirit pelayanan Pesada memang bertumbuh pada tiga nilai yang menjadi basis pelayanan ke masyarakat: ketaatan, kemiskinan, dan kemurnian hati. Bagi mereka melayani masyarakat yang banyak mengalami marjinalisasi merupakan cerminan dari spritualitas pendiri Yayasan dalam memelihara semangat “ Biara” di berbagai pelayanan yang ada 27 . Namun semangat orang-orang miskin yang termarjinalkan itulah yang menjadi spirit utama roh dari kehadiran “Biara” diberbagai pelayanan yang ada. Pelayanan yang dilakukan kemudian berkembang meluas oleh karena dirasakan sangat perlu untuk melembagakan nilai-nilai semangat dari biara, nilai-nilai Sinceritas dan Simplicitas ditemukan dan diadopsi. 27 J. Anto, 15 Tahun Perkumpulan Sada Ahmo PESADA Ketulusan dan Kesederhanaan, Cetakan pertama, Perkumpulan Sada Ahmo PESADA, Sidikalang, 2006, hal. 9 51 Spritualitas mereka yang mendirikan Yayasan Sada Ahmo juga sangat mendukung orang-orang yang bersedia sebagai sukarelawan dalam pelayanan mereka terhadap masyarakat. Hal tersebut tidak terlepas dari latarbelakang mereka yang pernah menyelesaikan pendidikan theologia yang terlibat aktif dalam aktivitas penguatan masyarakat marjinal. Sehingga pelayanan mereka tidak terlepas dari dorongan kepercayaan mereka dalam mengangkat kaum marjinal. Pelayanan terhadap masyarakat bagi mereka merupakan panggilan kenabian dalam aliran spritualitas yang dimiliki oleh pendiri Yayasan Sada Ahmo. Dari sekian lama Yayasan Sada Ahmo yang didirikan di wilayah Kabupaten Dairi dengan tujuan pengembangan kapasitas masyarakat termasuk penguatan perempuan, anak dan masyarakat marjinalisasi lainya, mereka orang-orang yang pada awalnya bekerja keras dalam pengembangan masyarakat kemudian banyak yang pensiun dan bahkan mengundurkan diri sebagai anggota dalam Yayasan. Mereka mengundurkan diri karena mereka punya tanggung jawab lain dalam aktivitas mereka dalam keluarga, sebagian mereka yang mengundurkan diri karena tidak sanggup lagi menjalankan tugasnya karena sudah cukup tua . setelah berjalan selama belasan tahun mereka banyak pengalihan tugas dalam pelaksanaannya, dalam menjalankan aktivitas pelaksanaan penguatan dan pengembangan kapasitas masyarakat. Pada tahun 2003, terjadi perubahan anggaran dasar Yayasan Sada Ahmo menjada Perkumpulan Sada Ahmo 28 . Perubahan anggaran dasar itu merupakan kesepakatan para kordinator yang mendirikan Yayayasan Sada Ahmo yang pertama kalinya melakukan pelayanan terhadap masyarakat di Kabupaten Dairi. Perubahan 28 Wawancara : Elpina Sipayung, 28 Agustus 2015. 52 anggaran dasar menjadi Perkumpulan Sada Ahmo dihadiri oleh beberapa orang yang memang masih dapat menghadiri rapat dan sebagian lagi yang tidak dapat mengahadiri rapat itu dilakukan melalui komunikasi lewat telepon atau pun jejaring sosial lainya. Kesepakatan melakukan perubahan anggaran dasar itu dibuat karena memang mereka yang sudah bekerja dalam pengembangan masyarakat termasuk anggota yang memiliki tugas-tugas penting sampai pada bawahan sudah mempelajari beberapa undang-undang agar tidak menimbulkan berbagai masalah maka dalam aktenotaris yang baru Yayasan Sada Ahmo sah berubah anggaran dasar menjadi Perkumpulan Sada Ahmo. Pelaksanaan pelayanan dan pendampingan kepada masyarakat tetap sebagai idealis bagi mereka yang masi bekerja keras dalam pengabdian terhadap masyarakat untuk mengangkat kapasitas masyarakat yang termarjinalisasi juga untuk mengambangkan potensi masyarakat agar mampu mencapai kehidupan yang lebih sejahtera.

3.2. Yayasan Sada Ahmo Sebagai Organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat