Yayasan Sada Ahmo Sebagai Organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat

52 anggaran dasar menjadi Perkumpulan Sada Ahmo dihadiri oleh beberapa orang yang memang masih dapat menghadiri rapat dan sebagian lagi yang tidak dapat mengahadiri rapat itu dilakukan melalui komunikasi lewat telepon atau pun jejaring sosial lainya. Kesepakatan melakukan perubahan anggaran dasar itu dibuat karena memang mereka yang sudah bekerja dalam pengembangan masyarakat termasuk anggota yang memiliki tugas-tugas penting sampai pada bawahan sudah mempelajari beberapa undang-undang agar tidak menimbulkan berbagai masalah maka dalam aktenotaris yang baru Yayasan Sada Ahmo sah berubah anggaran dasar menjadi Perkumpulan Sada Ahmo. Pelaksanaan pelayanan dan pendampingan kepada masyarakat tetap sebagai idealis bagi mereka yang masi bekerja keras dalam pengabdian terhadap masyarakat untuk mengangkat kapasitas masyarakat yang termarjinalisasi juga untuk mengambangkan potensi masyarakat agar mampu mencapai kehidupan yang lebih sejahtera.

3.2. Yayasan Sada Ahmo Sebagai Organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat

Yayasan Sada Ahmo sebagai organisasi LSM dapat dilihat sebagai bukti dari segala hal yang dilakukan untuk kepentingan masyarakat. Ada pun beberapa misi dan visi Yayasan Sada Ahmo yaitu menciptakan masyarakat yang memiliki semangat kesederhanaan, disiplin, ketulusan, solidaritas, pengapdian, kesetaraan dan keadialan gender. Agar seluruh personil dapat melaksanakan secara praktis seluruh visi ini dalam gerak sehari- hari, visi tersebut diletakkan secara praktis menjadi slogan „Ketulusan dan kesederhanan‟. Maka dengan hal itu seluruh anggota melakukan pergerakannya 53 berdasarkan apa yang menjadi visi sehingga terwujud keinginan dalam menangani masalah dalam masyarakat. Kemudian untuk mencapai misi dalam Yayasan Sada Ahmo maka dibuat lagi misi supaya lebih independen, transparan, demokratis, dan partisipatif yang di bentuk berlandaskan badan hukum yang sah sebagai LSM, maka misi PESADA adalah: 1. Penyadaran hak perempuan, anak, kelompok masyarakat marjinal 2. Penguatan ekonomi, sosial, budaya dan politik perempuan dan kelompok marjinal 3. Advokasi dan pembelaan perempuan, anak dan kelompok marjianal 4. Kajian dan pengutan kapasitas 29 . Yayasan Sada Ahmo sebagai sebuah organisasi yang independen berjuang dengan bekerja keras dalam melaksanakan aktivitasnya untuk mencapai terwujudnya masyarakat yang adil juga adanya kesetaraan di tengah-tengah masyarakat. Menjadi sebuah institusi yang menamakan diri menjadi organisasi Non-Pemerintah terjemahan dari Non-Governmental OrganizatioNGO, pada dasarnya menunjukkan sikap bahwa Yayasan didirikan dengan maksud untuk menguatkan empower rakyat terutama perempuan dan anak serta kelompok marjinal lainya, dalam arti luas. Kata “non”bukan anti dengan jelas menunjukkan bahwa PESADA bukanlah organisasi yang berafiliasi dengan pemerintah 30 . 29 Astanaria Ginting, Pesada menulis di usia 20 tahun melayani dan menguatkan dengan semboyan “ Sinceritas et simplicitas” Cetakan pertama: Restu printing-Indonesia, 2010, hal. 10 30 Ibid. Hal.12 54 Istilah Lembaga Swadaya Masyarakat, tetap digunakan secara simultan oleh PESADA mengingat pemahaman umum yang lebih mengenal LSM daripada ORNOP, dan karena salah satu prinsip yang dipergunakan oleh Yayasan adalah keswadayaan. Yayasan Sada Ahmo merupakan nama dari sebuah LSM yang diberikan nama oleh kelompok masyarakat yang memiliki semangat untuk melayani masyarakat. Jadi dalam Yayasan ini memang memiliki tujuan untuk memberdayakan masyakarat dalam meraih kesejahteraan dan bekerja berdasarkan prinsip yang dilakukan LSM yang sebenarnya. Dalam sebuah organisasi tentu memiliki kebijakan supaya menghindari berbagai masalah yang menimbulkan konflik antara kelompok ataupun individu, oleh kerena itu Yayasan memiliki kebijakan. Kebijakan itu dikeluarkan langsung atas kesepakatan tubuh lembaga, karena pada dasarnya seringkali terjadi dalam sebuah lembaga yang merusak tubuh lembaga itu adalah orang-orang yang memang bekerja didalamnya. Sehingga kebijakan itu ditujukan langsung pada seluruh anggota Yayasan Sada Ahmo. Beberapa kebijakan diantaranya : 1. Personil YSA bukanlah pegawai negeri dan seluruh staf penuh waktu tidak diizinkan merangkap atau pun melamar sebagai PNS 2. Seluruh anggota perkumpulan, pengurus dan pengawas YSA bukanlah pengurus PARPOL, kecuali perempuan yang memegang jabatan dibidang penguatanpemberdayaan perempuan. 3. Personil YSA harus mengundurkan diri apabila pada suatu saat ingin menjadi pejabat publiknegara. Khusus untuk mendukung partisipasi 55 politik perempuan, peremuan yang mundur akan memperoleh dukungan melalui program YSA, CU besar dan jaringan aktivis perempuan. 4. YSA tidak meminta atau menggunakan dana anggaran belanja negarapemerintah Indonesia. 5. YSA tidak menjadi pelaksana dari proyek pemerintah Indonesia 31 Kebijakan yang dilakukan memang jelas untuk menghindari timbulnya berbagai masalah yang dapat mengganggu posisi Yayasan sebagai lembaga swadaya masyarakat, menghindari masalah kepentingan, menjaga kemandirian politik serta kooptasi yang sangat mungkin timbul dalam proses. Karena memang sangat banyak pihak dalam golongan masyarakat yang memang selalu ingin merusak apa yang berhubungan dengan masyarakat apalagi suatu lembaga yang didirikan sangat berpengaruh bahkan sangat menguntungkan. Demi menjaga keutuhan sebuah lembaga itu agar kuat ditengah-tengah masyarakat, maka mereka mempunyai inisiatif untuk membuat kebijakan dengan kesepakatan bersama dalam kelompok yang diberikan nama Yayasan Sada Ahmo. Kebijakan yang dibentuk dengan tetap mengingat bahwa Yayasan Sada Ahmo dan seluruh dampingannya terletak di dalam lingkup negara Republik Indonesia, merupakan warga negara Indonesia, dan harus melakukan kewajibannya sebagai warga negara. Bahkan sebagai warga negara Indonesia di harapkan supaya berpartisipasi kepada negara secara politis. Yayasan Ahmo yang memiliki prinsip 31 Ibid. Hal. 12 56 keswadayaan bekerja bersama pemerintah untuk mewujudkan tercapainya Negara RI yang adil dan makmur.

3.3. Respon Masyarakat Terhadap Yayasan Sada Ahmo