Latar Belakang Masalah Peran Yayasan Sada Ahmo Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kabupaten Dairi (1990 – 2004 )

14 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan demokrasi Indonesia pada gelombang demokratisasi baru menghantam Indonesia menjelang penutupan dekade 1990-an. Tahun 1990-an adalah tahun penting dalam peningkatan politik di Indonesia karena dekade ini banyak mucul persoalan yang dialami oleh masyarakat. Persoalan itu dapat dilihat dari meningkatnya isu hak asasi manusia, lingkungan, gender, dan demokrasi. Pengaruh demokrasi memiliki makna besar bagi bangsa Indonesia, demokrasi inilah yang akan membawa perubahan dalam sistem politik di negeri ini. Menurut Hans Antlov dalam bukunya Jalan Transisi Demokrasi menyatakan bahwa “Demokrasi dapat dimaknai sebagai kesewenangan rakyat untuk memerintah” 1 . Perkembangan demokrasi ini bertujuan untuk membawa peluang dalam pembangunan yang merata. Akan tetapi proses ini tidak berjalan sesuai dengan yang diamanatkan berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Dengan persoalan ini timbul semangat pergerakan dari dalam masyarakat yang diprakarsai kelompok. Perkembangan demokrasi pada tahun 1990 pada pemerintahan Orde Baru kebebasan berpendapat seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea pertama “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai 1 Gregorius Sahdan, Jalan Transisi Demokrasi Pasca Soharto, Cetakan Pertama: Pondok Edukasi, Bantul, 2004, hal. 12. 15 dengan peri-kemanusiaan dan peri- keadialan” 2 tidak didapatkan oleh masyarakat luas yang diakibatkan oleh kurangnya pembangunan ekonomi yang tidak merata. Seperti dalam buku Pembangunan Ekonomi Indonesia Sejak Repelita Pertama yang ditulis oleh Zulkarnain Djamin adapun tujuan Repalita yaitu : 1. Meningkatkan taraf hidup, kecerdasan, dan kesejahteraan seluruh rakyat yang semakin merata dan adil, 2. Meletakkan landasan yang kuat untuk tahap pembangunan berikutnya. 3 Pada masa orde baru perkembangan Organisasi non-pemerintah Ornop dalam masyarakat kurang memainkan peran. Hal itu karena Dulu, Ornop dalam melakukan aktivitasnya tak memiliki ruang gerak yang memadai karena selalu dicurigai, diintimidasi dan ditekan oleh pemerintah dan rejim militer 4 . sejalan dengan itu Ornop sebagai elemen perlawanan rakyat pasca turunya Soeharto berubah merefleksikan perannya memperjuangkan kebebasan berbicara, berorganisasi dan terbuka lebar ruang gerak masyarakat yang demokratis. Partisipasi dilakukan dalam pengajuan tuntutan, dukungan dan pengawasan warga negara atas berjalannya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, dan benar good and clean governance . 5 Lembaga swadaya masyarakat LSM atau sering disebut dengan nama lain Non Government Organization NGO atau organisasi non pemerintahOrnop dewasa ini keberadaanya sangat mewarnai kehidupan politik di Indonesia. 2 Rika T, UUD 1945 Amandemen Lengkap dan Susunan Kabinet Kerja 2014-2019, Triana Media, Surabaya, 2013, hal. 7. 3 Zulkarnain Djamin, Pembangunan Ekonomi Indonesia Sejak Repelita Pertama, Edisi Kedua: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1993, hal. 225. 4 Bonnie Setiawan, Perjuangan Demokrasi dan Masyarakat Sipil, Cetakan Pertama: International Ngo Forum on Indonesia Development INFID, Jakarta, 2000, hal 4. 5 http:www.pustaka ilmiah universitaspemberdayaan_ormas-lsm diakses pada tanggal 14 Oktober 2015. 16 Diperkirakan saat ini lebih dari 10.000 LSM beroperasi di Indonesia baik ditingkat nasional, propinsi maupun di tingkat kabupatenkota, dimana dari tahun-ketahun jumlah ini semakin bertambah 6 . Perkembangan politik, demokrasi, pembangunan ekonomi dan kemajuan teknologi informasi merupakan faktor faktor yang mendorong terus bertambahnya jumlah LSM di Indonesia. Bergulirnya era reformasi menggantikan era orde baru diikuti pula dengan peningkatan jumlah LSM. Jika pada tahun 1997 ditaksir ada sekitar 4000-7000 LSM, maka pada tahun 2002 jumlah LSM menurut Departemen Dalam Negeri menjadi sekitar 13.500 LSM 7 . Dalam upaya demokratisasi dan penciptaan elemen perlawanan rakyat di Sumatera Utara. Harus diakui ada beberapa kesan bahwa Lembaga Swadaya Masyarakat LSM menciptakan ketergantungan, menghilangkan potensi lokal, serta belum melakukan perubahan secara fundamental, akan tetapi ada beberapa Ornop di Sumatera Utara yang melakukan aktivitasnya untuk upaya memainkan peran menuju perubahan secara profesional. Sebagai perpanjangan tangan pemerintah dari pusat ke daerah yaitu Kabupaten Dairi dalam buku Dairi Da lam Kilatan Sejarah bahwa “1 Oktober 1947 Dairi berstatus menjadi Kabupaten berdasarkan surat keputusan residen Tapanuli” 8 merupakan salah satu bagian dari wilayah Sumatera Utara. Masyarakat sangat rentan dengan krisis ekonomi dan politik yang berkepanjangan mendorong masyarakat melakukan perubahan yang muncul dari pergerakan ornop dalam memperhatikan persoalan yang 6 Muhammad AS Hikam, Demokrasi dan Civil Society, LP3ES, Jakarta, 1999, Hal. 6. 7 http.www.corePeran Lembaga Swadaya Masyarakat Dalam, pada tanggal 14 Oktober 2015 8 Flores Tanjung, dkk., Dairi Dalam Kilatan Sejarah, Medan: Perdana Publishing, 2011, hal. xiv . 17 ada dalam masyarakat. Hal itu memicu tumbuhnya semangat kepedulian dalam masyarakat yang menimbulkan muculnya Ornop untuk memainkan aktivitasnya dalam pemberdayaan masyarakat. Melihat persoalan yang dihadapi masyarakat marginal timbul atau terbentuk Yayasan Sada Ahmo tahun 1990 dan kemudian berubah nama menjadi Perkumpulan Sada Ahmo PESADA yang diprakarsai oleh limabelas orang yang berasal dari berbagai latar belakang. Aktivitas yang dilakukan oleh Yayasan Sada Ahmo membawa dampak positif yang sangat signifikan yaitu dibidang ekonomi dan pendidikan pada masyarakat. Masyarakat merespon dengan menerima dukungan Yayasan Sada Ahmo untuk mengangkat kaum marginal, maka Yayasan ini semakin berkembang dengan membentuk kelompok-kelompok dengan tujuan mengangkat harkat dan martabat kaum marginal. Berdasarkan uraian diatas, penulis akan meneliti peran Sada Ahmo di Kabupaten Dairi khusus bagi masyarakat pakpak marginal sampai tahun 2004. Oleh sebab itu penulis membuat judul “Peran Yayasan Sada Ahmo dalam Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Dairi 1990 – 2004”. Dengan alasan tahun awal penulisan yang diambil yaitu tahun 1990 merupakan awal berdirinya Yayasan Sada Ahmo dan akhir batasan penulisan tahun 2004, karena Pakpak sudah menjadi kabupaten yang berdiri sendiri sehingga banyak perubahan program dalam dilakukan oleh Yayasan Sada Ahmo. 18

1.2 Rumusan Masalah