31
yang semakin bertambah tidak seimbang dengan pendapatan masyarakat terhadap
pertanian yang mereka usahakan.
3.1.1. Modal
Modal adalah salah satu faktor industri yang sangat menentukan berkembang tidaknya suatu usaha, tanpa adanya modal tentu usaha apapun tidak akan berjalan
dengan baik. Dalam industri kecil batu bata modal merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang kelancaran produksi atau kegiatan industri.
Para pengrajin usaha batu bata di Desa Sigaol Marbun memperoleh modal kebanyakan dari dana pribadi yang dimulai sejak dibukanya usaha batu bata pada
tahun 1970. Dimana para masyarakat Desa Sigaol Marbun menggunakan tabungan mereka sendiri untuk membuka usaha batu bata
13
Tetapi ada juga masyarakat Desa Sigaol Marbun meminjam uang di bank BRI untuk membuka usahanya.Usaha yang dibuka jika semakin berkembang maka lama
kelamaan bisa menutupi utang yang dari BRI .
14
13
Wawancara dengan Rismina Simbolon pengusaha batu bata di Desa Sigaol Marbun tanggal 14 Juli 2015.
.Apapun alasanya mereka harus menutupi pinjaman dari BRI.Sistem peminjaman yang dilakukan oleh penduduk Desa
Sigaol Marbun ke Bank BRI yaitu dengan melakukan pinjaman kira-kira Rp. 200.000.000.dengan meminjam uang untuk dijadikan modal ada jaminannya.
14
Wawancara dengan Rismina Simbolon pengusaha batu bata, tanggal 14 Juli 2015.
32
Jaminan yang dibuat dari pihak BRI yaitu adanya SKU Surat Keteranagan Usaha yang dibuat oleh Kepala Desa.Untuk pengembalian uang yang dipinjam yaitu
mengangsur setiap perbulannya sekitar 5.000.000 perbulan dan wajib ditutupi.
3.1.2. Bahan Baku
Bahan baku adalah persediaan dari barang-barang yang berwujud yang digunakan dalam proses produksi dimana dapat diperoleh dari sumber alam atau
dibeli oleh yang menghasilkan bahan mentah bagi perusahaan yang menggunakan. Bahan baku juga merupakan kompnen yang sangat menentukan dalam proses
produksi. Untuk menghasilkan batu bata maka diperlukan bahan baku yang merupakan
bahan dasar untuk diolah dan diproses menjadi batu bata. Dalam pembuatan batu bata, bahan utamanya yang digunakan adalah berupa tanah liat yakni tanah yang
sesuai dengan tanah untuk membuat batu bata. Pada awalnya masyarakat Desa Sigaol Marbun menggunakan tanah liat yang asli dari daerah itu sendiri. Tetapi lama
kelamaan tanah liat di desa ini semakin habis maka sebagian masyarakat membeli tanah dari daerah dolok, misalnya dari ronggurnihuta, dan daerah-daerah gunung
yang ada di Samosir. Harga tanah yang di beli mencapai Rp. 300.0000 per satu truk sehingga dengan ini penduduk Desa Sigaol Marbun yang membeli tanah akan
menambah modal untuk memproduksi batu bata. Akibat setiap harinya dilakukan
33
pengerukan maka lama kelamaan kualiatas tanah kurang bagus yaitu sebagian tanahnya sudah bercampur dengan pasir tetapi masyarakat di desa tersebut tetap
menggunakan tanah tersebut tanpa mencampur tanah yang lain seperti tanah merah. Dengan penggalian tanah yang dilakukan secara terus-menerus membuat
adanya cekungan ataupun lobang-lobang. Tetapi dengan adanya cekungan itulah yang menjadi adanya jalan kearah Desa Sigaol Marbun keatas. Masyarakat Desa Sigaol
Marbun tidak menimbun tanah di penggalian tetapi mereka tetap melakukan penggalian agar membuka jalan baru dengan pengerukan secara terus menerus karena
sejak adanya usaha batu bata di desa ini tidak ada bantuan seperti perbaikan jalan. Jadi masyarakat yang berada di dolok desa tersebut tida membeli tanah karena masih
ada tanah mereka yang harus di gali
15
.
3.1.3. Peralatan