Pencetakan Penjemuran AWAL BERDIRI DAN BERKEMBANGNYA USAHA BATU BATA DI DESA

38

3.1.6. Pencetakan

Pada awal dibukanya usaha batu bata di Desa Sigaol Marbun oleh Genteng Sinaga pada tahun 1970-an, pencetakan batu bata yang dilakukan dengan memakai cetakan manual yaitu cetak satu yang terbuat dari bahan kayu. Proses pembuatan batu bata di Desa Sigaol Marbun dilakukan dengan cara berdiri dan diletakkan di atas meja yang sudah disediakan. Cetakan tersebut dibuat sendiri oleh masyarakat Sigaol Marbun, cetakan tersebut masih menghasilkan satu biji batu bata. Kemudian tidak lama kemudian berkembang menjadi cetak dua yang menghasilkan dua biji batu bata dan semkain berkembang ke cetak empat dan semakin menghasilkan batu bata dengan jumlah yang banyak. Pencetakan batu bata yang dilakukan dengan cetakan satu biji batu bata dilakukan dengan cara berdiri. Tanah yang telah di injak-injak oleh kerbau tadi dan menjadi lembut selanjutnya dipindahkan ketempat pencetakan tanah yang terbuat dari papan yang dapat mencetak 1 biji batu bata yang dilakukan di meja yang sudah disediakan. Begitu lah seterusnya dilakukan sampai cetak empat yang mencetak 4 biji batu bata sekaligus.Tempat pencetakan tanah berupa papan yang sudah dibentuk seperti bentuk batu bata. Melalui cara pencetakan tangan ini jumlah batu bata yang dihasilkan dalam satu hari hanya dalam jumlah ratusan, tidak sampai angka ribuan karena membutuhkan waktu yang lama. 39 Karena pada awal adanya usaha batu bata di Desa Sigaoal Marbun adalah merupakan usaha kecil-kecilan, sistem pencetakan seperti ini masih tetap dilakukan walaupun memakan waktu yang relatif lama dengan hasil yang tidak terlalu banyak. Ukuran cetakana yang di buat yaitu bermacam-macam tergantung dari cetakan yang di buat karena mereka sendiri yang membuat cetakan tersebut. Jadi dalam setiap cetakan dibuat besi di pinggirncetakan supaya setiap pencetakan kayu tersebut tidak cepat habis.

3.1.7. Penjemuran

Tanah yang telah dibentuk yang masih basah, yang belum bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan karena masih rapuh bila terkena air. Untuk itu tanah yang telah dicetak selanjutnya disusun dan dikeringkan dibawah sinar matahari. Proses pengeringan batu bata yang dilakukan di Desa Sigaol Marbun adalah bisa sampai 2-3 hari dengan melihat kondisi cuaca setiap hari. Jika musim kemarau, batu bata yang dikeringkan hanya membutuhkan waktu 2-3 hari tetapi jika musim hujan, batu bata yang dikeringkan bisa memakan waktu 1 minggu untuk pengeringan 18 Proses penjemuran batu bata yang dilakukan di Desa Sigaol Marbun yaitu dilakukan di samping usaha ataupun di samping rumah. Batu bata yang dijemur . 18 Wawancara dengan Anggiat Marbun di Desa Sigaol Marbun pada tanggal 16 Juli 2015. 40 ditutup dengan plastik agar terlindung dari hujan. Tetapi ada juga yang melakukan penjemuran di depan rumah dan melihat daerah yang kosong. Proses penjemuran yang dilakukan di Desa Sigaol Marbun sebagian mereka menjemur di sebuah rumah-rumah yang sengaja dibuat khusus untuk menjemur. Proses penjemuran seperti itu membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan proses penjemuran yang dilakukan langsung dibawah terik matahari. Proses penjemuran yang dilakukan di rumah-rumah tersebut membutuhkan waktu selama 7- 15 hari dalam hal pengeringan jika musim kemarau. Lain lagi jika musim hujan maka penjemuran dilakukan sampai 20-30 hari karena mereka hanya mengharapkan embusan angin. Dalam proses penjemuran batu bata yang dilakukan di Desa Sigaol Marbun dalam sekali pembakaran batu bata yang dibakar bisa mencapai 1500 batu bata. Kemudian proses penjemuran biasa dibuat sampai 8-15 tumpukan batu bata jika batu batanya bagus dan agak mengeras. Tetapi jika batu batanya agak lembek tumpukan batu bata dibuat hanya 3-5 tumpukan batu bata. Proses penjemuran yang dilakukan di Desa Sigaol Marbun tidak ada perbedaan sampai sekarang. Setelah tanah yang telah dicetak mengeras, tanah itu disusun ditempat yang telah disediakan supaya terlindung dari hujan. Hal ini dilakukan supaya tanah yang sudah dicetak siap-siap untuk dilakukan pembakaran. 41

3.1.8. Pembakaran