DAMPAK USAHA BATU BATA BAGI MASYARAKAT DESA SIGAOL

58

BAB IV DAMPAK USAHA BATU BATA BAGI MASYARAKAT DESA SIGAOL

MARBUN TAHUN 1970-2005 Pada awal adanya usaha batu bata yang ada di Desa Sigaol Marbun, penggunaan bahan baku batu bata ini adalah tanah liat yang berasal dari daerah Sigaol Marbun sendiri. Penggunaan bahan baku tanah liat ini menghasilkan batu bata dengan kualitas yang bagus dengan tidak dicampurnya dengan bahan lain seperti tanah merah. Perkembangan teknologi pengolahan usaha batu bata di Desa Sigaol Marbun menjadikan usaha ini menjadi mata pencaharian utama bagi masyarakat Desa Sigaol Marbun sendiri. Teknlogi pengolahan batu bata yang terus berkembang semakin maju, dimana teknologi pengolahan dengan menggunakan cetak manual bisa beralih ke cetak mesin dan semakin mempermudah pengolahan batu bata dan menghasilkan batu bata dalam jumlah yang banyak perharinya. Dengan semakin berkembangnya usaha batu bata di Desa Sigaol Marbun ini ternyata juga membuahkan hasil yang positif terhadap perkembangan kehidupan di desa ini. Dengan adanya penghasilan yang tetap dan penjualan produksi batu bata ini, maka para pengusaha telah mampu memenuhi kebutuhan pokoknya sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan pokok yaitu kebutuhan primer seperti pangan, sandang, papan serta kebutuhan untuk kesehatan dan pendidikan. Selain membuahkan 59 hasil yang positif maka dengan semakin berkembangnya usaha batu bata di Desa Sigaol Marbun membawa dampak negatif juga terhadap masyarakat Desa Sigaol Marbun yaitu merusakkan ekosistem tanah dengan mengeksploitasi Sumber Daya Tanah secara terus menerus, dibuktikan dengan banyaknya lubang hasil penggalian tanah untuk bahan baku usaha batu bata 22 Perkembangan perekonomian akibat pengolahan alam, disamping untuk mengembangkan lingkungan hidup juga merusakkan sebahagian lingkungan hidup. Pengerukan ataupun penggalian tanah yang dilakukan secara terus menerus akan mengakibatkan kerusakan lingkungan seperti tanah longsor, banjir dan lainnya . 23 .

4.1. Sosial

Kehidupan sosial manusia dipengaruhi oleh kedudukan dan peran mereka dalam masyarakat.Begitu pula interaksi berdampak pada hubungan sosial individu dengan sesamanya. Hubungan sosial dapat terjadi dengan berbagai kepentingan atau didasari pada sebuah latar belakang yang sederhana, seperti komunikasi, bercakap- cakap adalah sangat penting bagi manusia sebagi makhluk sosial, biasa terjadi dua atau lebih individu yang bertemu, baik saling mengenal maupun tidak akan terlibat dalam sebuah topik pembicaraan. Seperti sudah kebiasaan, dimana saja manusia akan berinteraksi dengan sesamanya. Interaksi dengan tujuan ekonomi juga dapat terjadi 22 Philip Kristanto, Ekologi Industri, Surabaya: Penerbit Andi, 2000. Hlm.5. 23 Ibid,hlm.7. 60 karena lewat aktivitas sosial dan sebaliknya. Interaksi sebagai kegiatan sosial dapat memicu konflik. Setiap komunikasi masyarakat akan selalu mempunyai norma-norma sesuai dengan tradisi masyarakat itu sendiri. Tanpa adanya sebuah norma ataupun auran- aturan maka masyarakat akan cenderung anarkis terhadap masyarakat lainnya. Norma adalah sebuah nilai yang diyakini masyarakat untuk dipatuhi dari kesepakatan-kesepakatan yang terjadi antara masyarakat itu sendiri. Adapun system kekerabatan yang tumbuh antara sesama pengusaha batu bata dan pengusaha batu bata dengan masyarakat lainnya selalu berdasarkan adat istiadat yang ada di masyarakat Batak Toba. Adat istiadat yang dimaksud yaitu Dalihan Natolu 24 Penduduk Desa Sigaol Marbun berasal dari latarbelakang yang sama, sehingga tradisi-tradisi mufakat, gotong royong dan kearifan lokal yang lain sudah dilakukan oleh masyarakat sejak adanya Desa Sigaol Marbun dan hal tersebut secara , yaitusomba marhula- hula, manat mardongan tubu, elek marboru tetap menjadi aturan yang ditaati dan dipegang teguh oleh masyarakat Desa Sigaol Marbun. Artinya adalah bahwa disetiap kehidupan bermasyarakat ada kedudukan yang harus di hormati sesuai dengan predikat yang ada, karena konsep dalihan natolu tersebut sudah mencakup keseluruhan konsep dari adat-istiadat masyarakat bata yang ada. 24 Dalihan Natolu adalah bagian dari kelengkapan hidup yang mengikat Hubungan Sosial dalam Adat Istiadat Budaya Batak Toba. 61 efektif dapat menghindarkan adanya benturan-benturan antar kelompok masyarakat. Dengan adanya usaha batu bata di Desa Sigaol Marbun yaitu mengakibatkan asap ataupun polusi bagi masyarakat Desa Sigaol Marbun.

4.2. Pendidikan

Pendidikan sangat penting bagi masa depan anak-anak. Pendidikan merupakan salah satu faktor untuk mencapai tingkat kemajuan serta faktor untuk mendapat kehidupan yang lebih layak. Pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat merupakan hal yang penting yang harus diperhatikan. Pendidikan ini juga merupakan suatu konsumsi yang sangat erat hubungannya dengan lingkungan sosial dan sudah merupakan tuntutan jaman. Pendidikan biasanya bisa didapatkan dimana saja. Baik itu pendidikan non formal maupun pendidikan formal.Manfaat pendidikan sangatlah banyak mulai dari mempersiapkan diri untuk mencari nafkah, mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi maupun kepentingan masyarakat, melestarikan kebudayaan dan lain-lain. Adanya idealisme yang tinggi bagi orang batak untuk mencari jati diri yang lebih tinggi yaitu hagabeon, hasangapon dan hamoraon kebahagiaan, harga diri, ataupun kekuasaan dan kekayaan. Bagi orang Batak idealisme ini tidak terlepas dari peran penting pendidikan sebagai jalan untuk mencari jati diri. 62 Harapan dan keinginan yang tinggi dari para pengusaha batu bata yang ada di Desa Sigaol Marbun ini yaitu untuk menyekolahkan anaknya dan hal ini tidak terlepas juga dari motto orang batak yaitu “anakkon hi do hamoraon di au” yang artinya anaknya lah yang paling berharga bagi orang tuanya atau anaknya lah yang menjadi kekayaan bagi orang tua. Pendidikan yang dimaksud dalam pemikiran masyarakat Desa Sigaol Marbun bukanlah pengalaman yang mereka dapat dalam menjalani hidup.Dibalik semua itu, masyarakat Desa Sigaol Marbun menginginkan anak-anaknya mendapat pendidikan formal dari instansi pemerintahan. Bagi para pengusaha batu bata yang ada di Desa Sigaol Marbun, motivasi untuk menyekolahkan aak-anak mereka mulai dari SD sampai SMA bahkan keperguruan tinggi merupakan kewajiban setiap keluarga. Kesadaran akan pendidikan dalam diri masyarakat Desa Sigaol Marbun sudah ada sejak dahulu. Akan tetapi akibat pendapatan yang sangat minim sehingga banyak masyarakat yang tidak mampu membiayai sekolah anak mereka sehingga anak-anak mereka hanya disekolahan sebatas SMP Sekolah Menengah Pertama bahkan ada yang tidak tamat SD Sekolah Dasar. Dan jika sudah menyelesaikan sekolah Menengah Pertama SMP suda bisa mengambil langsung seorang mentari ataupun bidan desa 25 25 Wawancara dengan Risma Simanjuntak di Desa Sigaol Marbun 13 Juli 2015. . 63 Untuk pendidikan, minat para orang tua di Desa Sigaol Marbun untuk menyekolahkan anaknya semakin terwujud dengan adanya tingkat pendapatan masyarakat yang lebih baik. Dengan adanya usaha batu bata di Desa Sigaol Marbun, masyarakat sudah bisa menyekolahkan anaknya ke tingkat SMA bahkan sudah banyak yang menyekolahkan anaknya sampai keperguruan tinggi. Para orangtua mengharapkan anaknya kelak tidak sama nasibnya dengan mereka. Sebelum adanya usaha batu bata di Desa Sigaol Marbun ini tingkat pendidikan mulai dari tingkat Sekolah Dasar SD sampai tingkat Sekolah Menengah Pertama SMP relatif masih rendah. Hal ini disebabkan masih sangat rendahnya kesadaran akan pentingnya arti pendidikan. Pada tahun1980 di Desa Sigaol Marbun masih satu buah Sekolah Dasar yaitu SD Impres Kobun No 17.Sedangkan Sekolah Menengah Pertama SMP dan Sekolah Menengah Atas SMA ada di pusat kecamatan dan harus menempuh jarak sekitar 5 kilometer dan bahkan sampai 15 kilometer. Dan sebagian besar ditempuh dengan berjalan kaki atau naik sepeda, sedangkan yang lain memilih tinggal di tempat kos atau tinggal ditempat sanak saudara 26 Masyarakat beranggapan bahwa dengan pendidikan yang tinggi bisa lebih mudah untuk mendapatkan pekerjan yang layak, serta kehidupan mereka tidak lagi sebagai petani.Masyarakat juga mengharapkan kelak anak mereka tidak lagi sebagai . 26 Wawancara dengan Hebat Marbun di Desa Sigaol Marbun, 13 Juli 2015. 64 petani dan juga sebagai pekerja batu bata dan tidak menahan panas matahari dan dinginnya air hujan. Hal inilah yang membuat masyarakat Desa Sigaol Marbun berusaha keras untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Mereka rela menguras tenaga serta pikiran supaya mereka bisa menyekolahkan anak-anak mereka sampai keperguruan tinggi. Tabel 7 Sarana Prasarana Sekolah di Desa Sigaol Marbun Kecamatan Palipi No SEKOLAH JUMLAH GEDUNG JUMLAH GURU JUMLAH SISWA 1 SD 1 8 110 2 SLTP 3 SLTA 4 SMK Sumber : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Sigaol Marbun tahun 2003 65 Tabel 8. Indikator Pendidikan di Desa Sigaol Marbun Indikator Pendidikan Laki- laki Perempuan Jumlah Tidak sekolah 145 178 323 SD 36 37 73 SMTP 38 43 81 SMTA 33 47 80 DiplomaSarjana 20 17 37 Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menegah Desa Sigaol Marbun Tahun 2003.

4.3. Ekonomi

Pada tahun 1955 awal adanya Desa Sigaol Marbun sampai tahun 1970-an, masyarakat Desa ini dilanda masalah perekonomian yang diakibatkan oleh tanaman yang ditanam tidak begitu menghasilkan hasil yang baik dikarenakan oleh faktor tanah yang tidak mendukung. Jenis tanah di desa ini yaitu berupa tanah liat. Masyarakat Desa Sigaol Marbun hanya mengandalkan perekonomian subsisten untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Kesulitan perekonomian yang mereka hadapi kemudian dapat teratasi setelah dimulainya usaha batu bata di desa ini oleh Bapak genteng Sinaga.Usaha kerajinan 66 batu bata ini kemudian berhasil dan semakin berkembang karena penggunaan tanah yang cocok dengan usaha batu bata.Batu bata yang dihasilkan juga berkualiatas tinggi dan tidak adanya campuran tanah merah. Usaha batu bata di Desa Sigaol Marbun ini semakin berkembang hingga dapat menaikkan taraf prekonomian hidup masyarakat Desa Sigaol Marbun. Pada tahun 1998 pengusaha batu bata di Desa Sigaol Marbun sudah sampai 10 unit tungku batu bata. Kemudian pada tahun 2005 pengusaha batu bata di desa ini semakin bertambah yaitu mencapai 60 unit tungku batu bata dan sampai adanya cetak mesin batu bata penduduk Desa Sigaol Marbun rata-rata satu kepala rumah tangga mempunyai dua sampai 3 tempat usaha batu bata yang telah di buka 27 Usaha batu bata di Desa Sigaol Marbun berkembang dan menjadi mata pencaharian uatama di desa ini, walaupun perbaikan perekonomian masyarakat tidak sampai pada tingkat konsumsi yang tinggi, yakni terhadap barang-barang mewah, tetapi setidaknya usaha kerajinan batu bata manfaatnya terasa begitu berarti untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan sebagai tambahan untuk dana pendidikan anak sampai kepada tingkat Sekolah Menengah Atas SMA. . Perkembangan usaha batu bata ini juga berdampak positif yakni menjadi jalan keluar bagi masyarakat Sigaol Marbun untuk mengatasi permasalahan perekonomian yang mereka alami sebelum usaha batu bata ini berkembang di Desa Sigaol Marbun. 27 Wawancara dengan Bapak Regen Manik selaku sekretaris Desa Sigaol Marbun pada tanggal 25 September 2015. 67 Hal ini berbeda dengan sebelum adanya usaha batu bata di desa ini, situasi perekonomian dan pendidikan masih sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Masyarakat juga tidak mementingkan pendidikan. Kebanyakan dari anak-anak Desa Sigaol Marbun ketika itu hanya menamatkan anaknya sampai tingkat SMP dan bahkan SD tidak tamat. Dampak positif dengan adanya usaha batu bata di Desa Sigaol Marbun ini ditunjukan dengan semakin meningkatnya taraf kesejahteraan rakyat. Dalam kurun waktu tidak banyak lagi masyarakat Desa Sigaol Marbun yang menganggur, dan mereka dapat memenuhi kehidupan sehari-hari mereka tanpa kesulitan, walaupun yang mereka capai hanya tingkat kesejahteraan hidup yang sederhana. Kesejahteraan hidup masyarakat Desa Sigaol Marbun yang terus meningkat terlihat dari segi tempat tinggal mereka. Pada tahun 1990-an tempat tinggal mereka sudah terlihat lebih baik, rumah-rumah telah berdiri dengan bangunan batu bata.walaupun tidak seluruhnya rumah di desa ini bangunanya terbuat dari batu bata atau beton. Ada juga sebahagian yang masih dengan separoh batu, tetapi kondisi ini sudah lebih baik dibanding kondisi rumah sebelum kemunculan usaha batu bata yang hanya dibangun dengan papan. Selain itu juga sebagian masyarakat Desa Sigaol Marbun mampu dan sudah memiliki alat transportasi sendiri untuk mengangkut batu 68 bata dan bahan tanah liat dann mobil pribadi, walaupun tidak semua penduduk desa Sigaol Marbun memiliki mobil 28 Maka dengan melihat kondisi rumah yang telah membaik dapat disimpulkan bahwa terdapat perkembangan perekonomian penduduk setelah kemunculan usaha batu bata di Desa Sigaol Marbun. . 28 Wawancara dengan Gemos Marbun di Desa Sigaol Marbun, pada tanggal 15 Juli 2015. 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN