36
karyawan karena mereka masih menggunakn tenaga kerja dari anggota keluarga sendiri
3.1.5. Pengangkutan Bahan Baku
Pada awal adanya usaha batu bata di Desa Sigaol Marbun yang dibuka oleh Genteng Sinaga ini pada tahun 1970-an, dalam hal membuat atau memproduksi batu
bata di Desa Sigaol Marbun maka bahan baku yang digunakan untuk memproduksi batu bata di desa ini berasal dari tanah asli Desa Sigaol Marbun, yaitu tanah liat.
Dalam proses pembuatan batu bata ini masyarakat Desa Sigaol Marbun tidak mencampur tanah liat dengan bahan baku yang lain seperti tanah merah. Tetapi
mereka membuat batu bata dengan menggunakan tanah liat sendiri. Tanah liat didesa ini dalam hal pengangkutannya yaitu digali kemudian
setelah digali tanah di angkut dengan menggunakan alat angkut yaitu Padati.Padati ini yaitu sejenis delman.Padati ini dibuat sendiri oleh pengusaha batu bata yang di buat
oleh Bapak Genteng Sinaga. Karena tidak adanya sapi di Desa Sigaol Marbun, maka yang membawakan delman tersebut adalah seekor kerbau.Tetapi padati ini digunakan
pada awal adanya usaha batu bata ini. Supaya mudah dalam proses pembuatan batu bata selanjutnya yaitu kegiatan
pengadukan tanah, maka tanah itu digarpu untuk mengambil dan membuang semak belukar yang ada diatas permukaan tanah tersebut. Kemudian dipilih tanah yang
37
bebas dari batu ataupun kerikil. Tetapi ada juga yang menggunakan anyaman untuk menyaring tanah.
Seiring dengan kemajuan zaman dan semakin berkembangnya usaha batu bata di desa ini maka masyarakat Desa Sigaol Marbun menggunakan beko dan juga sekop.
Sekop dapat menggali tanah liat di Desa Sigaol Marbun ini sebagai bahan utama dalam pembuata batu bata dan juga menggunakan cangkul.
Setelah diangkut, tanah tersebut di ulet dengan cara diinjak—injak dengan kaki dan sebagian memanfaatkan kaki kerbau untuk menginjak-injak sambil dibalik-
balik dengan cangkul. Setelah terbentuk seperti bubur, tanah tersebut dipindahkan ke tempat lain yang dekat dengan pencetakan bata. Tetapi tidak langsung di cetak,
ditunggu dulu sampai beberapa jam agar kelebihan air akan menetes keluar. Jadi untuk menghasilkan kualitas tanah yang baik, tanah tersebut ditiriskan terlebih
dahulu. Dalam hal penggalian tanah yang dilakukan secara terus menerus maka
persediaan tanah didesa ini semakin berkurang. Penduduk desa Sigaol Marbun yang berada didekat pasar membeli tanah yang berasal dari daerah hutaginjang, dan juga
dari daerah lain yang dari daerah Samosir. Tetapi masyarakat yang tinggal di dolok Sigaol Marbun tetap menggali tanah yang ada di daerah tersebut.Walaupun sudah
mulai menipis maka mereka tetap menggali keatas.Hal ini dilakukan untuk sekalian membuat jalan ke Desa Sigaol Marbun atas.
38
3.1.6. Pencetakan