Pembakaran AWAL BERDIRI DAN BERKEMBANGNYA USAHA BATU BATA DI DESA

41

3.1.8. Pembakaran

Dalam proses pengolahan batu bata setelah batu bata di jemur dan sudah keras dan mongering maka tahap selanjutnya yang dilakukan adalah proses pembakaran. Teknologi proses pembakaran yang dilakukan di Desa Sigaol Marbun adalah: - Menyusun atau mengisi ruangan pembakaran dengan batu bata mentah - Membakar batu bata dalam tungku pembakaran. Pembakaran dilakukan denagn menggunakan bahan bakar kayu pinus. Pembakaran berlangsung selama 3 hari 3 malam bergantung kepada jumlah batu bata yang dibakar. Cara penyusunan batu bata yang dilakukan di Desa Sigaol Marbun untuk proses pembakaran yaitu batu bata mentah disusundiatur pada tungku dapur pembakaran yang berukuran minimal 2m x 3m dan maksimal berukuran 4m x 5m untuk membentuk ronggaruang penyalaan kayu bakar. Rongga dibentuk seperti gua membujur dalam dapur pembakaan batu bata. Satu tungku mempunyai 2-5 rongga penyalaan, batu bata di dalam dapur disusun sedemikian rupa sehingga terdapat celah satu dengan yang lain. Dengan celah yang cukup serta susunan yang baik maka panas dapat merambat dengan lebih baik ke tempat batu bata yang terjauh pusat pembakaran. Bahan bakar yang digunakan pada pembakaran batu bata di Desa Sigaol Marbun adalah berupa kayu pinus yaitu sisa ponggol penebangan sebagai bahan padatnya dan menggunakan solar sebagai bahan cairnya.Solar hanya digunakan para 42 pengrajin untuk penyalaan mula dapur. Bahan bakar utama yang digunakan adalah bahan bakar padat yaitu kayu pinus. Dengan menggunakan kayu bakar lebih sulit diperoleh karena kayu masih dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat Desa Sigaol Marbun sebagai sumber perapian untuk memasak, sehingga harganya relatif cukup mahal. Pembakaran dengan kayu bakar dilakukan lebih dari satu orang untuk menjaga api supaya tidak padam. Batu bata tersebut dibakar dengan menggunakan api yang besar sampai bata matang. Pembakaran batu bata dilakukan dengan menggunakan api yang tidak terlalu besar dan tidak boleh mati untuk menjaga agar batu bata yang dihasilkan tidak berwarna hitam atau mentah. Mulai dari awal adanya usaha batu bata di Desa Sigaol Marbun selalu menggunakan bahan bakar kayu. Karena tidak adanya bahan bakar yang lain yang bisa digunakan. Kemudian karena kayu bakar di daerah Samosir banyak ditemukan. Setiap pengrajin membutuhkan kayu bakar sebanyak 3 truk sekali pembakaran. Jika bata sudah masak semua api dipadamkan dan tidak ditambah kayu bakar lagi. Proses pembakaran batu bata ini dianggap selesai apabila batu bata telah menunjukkan asap berwarna putih dan biasanya pekerja yang menangani proses pembakaran ini telah memahami bentuk dan warna batu bata yang dikatakan telah masak atau telah selesai pembakaran. 43 Maka setiap pekerja yang menangani pembakaran akan selalu mengontrol pengapian selama pembakaran berlangsung. Setelah pembakaran batu bata selesai, batu bata yang tadi berwarna coklat akan berubah menjadi kemerah-merahan. Lamanya pembakaran dilakukan dalam waktu selama 3 hari 3 malam. Setelah diperkirakan masak semua, maka dibiarkan sampai dingin. Pendinginan dilakukan sekitar 2x24 jam. Kemudian bata yang sudah masak tadi dibongkar dan diangkut ketempat yang mudah terjangkau oleh angkutan untuk dipasarkan. Tempat pembakaran di Desa Sigaol Marbun dilakukan diberbagai tempat.Sebagian masyarakat Sigaol Marbun membakar batu bata disamping rumah supaya mereka tidak terganggu untuk mengerjakan pekerjakan rumah seperti memasak. Tetapi ada juga masyarakat Sigaol Marbun melakukan proses pembakaran di daerah yang jauh dari tempat usahanya karena tidak adanya tempat atau lahan kosong untuk proses pembakaran. Selain itu, mereka membakar di daerah yang jauh untuk menjaga asap. Dalam proses pembakaran, batu bata yang dibakar dalam sekali pembakaran bisa mencapai 10.000 batu bata.

3.1.9. Pemasaran