menyebabkan komplikasi yang disebut prolapsus pada usus terlipatterjepit. Kondisi ini berbahaya karena memerlukan tindakan operasi,oleh karena itu anti
diare seharusnya tidak boleh diberikan.Resep antibiotik seharusnya hanya boleh dikeluarkan oleh dokter.
5. Berikan Nasihat pada Ibu Pengasuh
Berikan nasihat dan cek pemahaman ibupengasuh tentang cara pemberian oralit, zinc, ASImakanan dan tanda-tanda untuk segera membawa anaknya ke
petugas kesehatan jika anak buang air besar cair lebih sering, muntah berulang- ulang, mengalami rasa haus yang nyata, makan atau minum sedikit, demam,
tinjanya berdarah dan tidak membaik dalam 3 hari.
2.3.5.1 Prosedur Tata Laksana Penderita Diare
1. Riwayat Penyakit a. Berapa lama anak diare ?
b. Berapa kali diare dalam sehari ? c. Adakah darah dalam tinjanya ?
d. Apakah ada muntah ? berapa kali ? e. Apakah ada demam ?
f. Makanan apa yang diberikan sebelum diare ? g. Jenis makanan dan minuman apa yang diberikan selama sakit ?
h. Obat apa yang sudah diberikan ? i. Imunisasi apa saja yang sudah didapat ?
j. Apakah ada keluhan lain ?
Universitas Sumatera Utara
2. Menilai Derajat Dehidrasi
Tabel 2.2 Tabel Penilaian Derajat Dehidrasi PENILAIAN
A B
C Bila ada 2 tanda atau lebih
Lihat :
Keadaan umum Mata
Rasa haus beri air minum
Baik, sadar Normal
Minum biasa, Tidak haus
Gelisah, rewel cekung
Haus, ingin
minum banyak Lesu, lunglai
tidak sadar cekung
Malas minum
atau tidak bisa minum
RabaPeriksa :
Turgor kulit Kembali cepat
Kembali lambat Kembali
sangat lambat lebih dari
2 detik
Tentukan Derajat
Dehidrasi
Tanpa Dehidrasi Dehidrasi
Ringan-Sedang Dehidrasi Berat
Rencana Pengobatan
Rencana Terapi A Rencana Terapi B Rencana Terapi C
1. Rencana terapi A untuk penderita diare tanpa dehidrasi di rumah 2. Rencana terapi B untuk penderita diare dengan dehidrasi ringan-sedang di
Sarana Kesehatan untuk diberikan pengobatan selama 3 jam
Universitas Sumatera Utara
3. Rencana terapi C untuk penderita diare dengan dehidrasi berat di Sarana Kesehatan dengan pemberian cairan Intra Vena
2.3.5.2 Sarana Rehidrasi
Sarana rehidrasi di Puskesmas disebut pojok Upaya Rehidrasi Oral URO atau lebih dikenal nama pojok oralit.
1. Pojok Oralit Pojok oralit didirikan sebagai upaya terobosan untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakatibu rumah tangga, kader, petugas kesehatan dalam tatalaksana penderita diare. Pojok oralit juga merupakan sarana
untuk observasi penderita diare, baik yang berasal dari kader maupun masyarakat. melalui pojok oralit diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dan
petugas terhadap tatalaksana penderita diare, khususnya dengan upaya rehidrasi oral.
a. Fungsi 1 Mempromosikan upaya-upaya rehidrasi oral
2 Memberi pelayanan penderita diare 3 Memberikan pelatihan kader Posyandu
b. Tempat Pojok oralit adalah bagian dari suatu ruangan di Puskesmas ruangan
tunggu pasien dengan 1-2 meja kecil. Seorang petugas puskesmas dapat mempromosikan rehidrasi oral pada ibu-ibu yang sedang menunggu giliran untuk
suatu pemeriksaan. Bagi penderita diare yang mengalami dehidrasi Ringan-
Universitas Sumatera Utara
Sedang diobservasi di Pojok Oralit selama 3 jam. Ibukeluarganya akan dianjurkan bagaimana cara menyiapkan oralit dan berapa banyak oralit yang harus
diminum oleh penderita. c. Sarana Pendukung
1 Tenaga pelaksana : dokter dan paramedis terlatih 2 Prasarana :
a Tempat pendaftaran b Ruangan yang dilengkapi dengan meja, ceret, oralit 200 ml, gelas,
sendok, lap bersih, sarana cuci tangan dengan air mengalir dan sabun wastafel, poster untuk penyuluhan dan tatalaksana penderita diare.
3 Cara membuat pojok oralit a Pilihan lokasi untuk “Pojok Oralit” :
- Dekat tempat tunggu ruang tunggu, ruang periksa, serambi muka yang tidak berdesakan
- Dekat dengan toilet atau kamar mandi - Nyaman dan baik ventilasinya
b Pengaturan model di Pojok Oralit - Sebuah meja untuk mencampur larutan oralit dan menyiapkan
larutan - Kursi atau bangku dengan sandaran, dimana ibu dapat duduk
dengan nyaman saat memangku anaknya - Sebuah meja kecil dimana ibu dapat menempatkan gelas yang
berisi larutan oralit
Universitas Sumatera Utara
- Oralit paling sedikit 1 kotak 100 bungkus - Botol susugelas ukur
- Gelas - Sendok
- Lembar balik yang menerangkan pada ibu, bagaimana mengobati atau merawat anak diare
- Leaflet untuk dibawa pulang ke rumah Media penyuluhan tentang pengobatan dan pencegahan diare perlu
disampaikan pada ibu selama berada di Pojok Oralit. Selain itu pojok oralit sangat bermanfaat bagi ibu untuk belajar mengenai upaya rehidrasi oral serta hal-hal
penting lainnya, seperti pemberian ASI, pemberian makanan tambahan, penggunaan air bersih, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun,
penggunaan jamban, serta poster tentang imunisasi. d. Kegiatan Pojok Oralit
1 Penyuluhan upaya rehidrasi oral a Memberikan demonstrasi tentang bagaimana mencampur larutan oralit
dan bagaimana cara memberikannya b Menjelaskan cara mengatasi kesulitan dalam memberikan larutan oralit
bila ada muntah c Memberikan dorongan pada ibu untuk memulai memberikan makanan
pada anak atau ASI pada bayi Puskesmas perlu memberikan makanan pada anak yang tinggal sementara di fasilitas pelayanan.
Universitas Sumatera Utara
d Mengajari ibu mengenai bagaimana meneruskan pengobatan selama anaknya di rumah dan menentukan indikasi kapan anaknya dibawa
kembali ke Puskesmas. e Petugas kesehatan perlu memberikan penyuluhan pada pengunjung
Puskesmas dengan menjelaskan tatalaksana penderita diare di rumah serta cara pencegahan diare.
2 Pelayanan Penderita Setelah penderita diperiksa, tentukan diagnosis dan derajat rehidrasi di
ruang pengobatan, tentukan jumlah cairan yang diberikan dalam 3 jam selanjutnya dan bawalah ibu ke Pojok URO untuk menunggu selama diobservasi serta :
a Jelaskan manfaat oralit dan ajari ibu membuat larutan oralit b Perhatikan ibu waktu memberikan oralit
c Perhatikan penderita secara periodic dan catat keadaanya setiap 1-2 jam sampai penderita teratasi rehidrasinya 3-6 jam
d Catathitung jumlah oralit yang diberikan e Berikan pengobatan terhadap gejala lainnya seperti penurunan panas
dan antibiotika untuk mengobati disentri dan kolera.
2.3.6 Pengelolaan Logistik