2.3.3 Strategi Pengendalian Penyakit Diare
1. Meningkatkan tatalaksana diare di tingkat rumah tangga
2. Melaksanakan tatalaksana diare yang standar di sarana kesehatan melalui
LINTAS DIARE Lima Langkah Tuntaskan Diare 3.
Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini SKD diare dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa KLB
4. Meningkatkan upaya kegiatan pencegahan yang efektif
5. Peningkatan SDM Sumber Daya Manusia
6. Melaksanakan monitoring dan evaluasi Kemenkes RI, 2011.
2.3.4 Kegiatan Program Pengendalian Penyakit Diare
1. Tatalaksana penderita diare
2. Pengelolaan logistik
3. Promosi kesehatan
4. Pencegahan Diare
5. Surveilans epidemologi
6. Melaksanakan monitoring dan evaluasi Kemenkes RI, 2011.
2.3.5 Melaksanakan Tatalaksana Penderita Diare
Prinsip dasar dalam tatalaksana penderita diare yaitu Lima Langkah Tuntaskan Diare LINTAS DIARE terdiri atas
1. Berikan Oralit
Oralit merupakan campuran garam elektrolit, seperti natrium klorida, kalium klorida, dan trisodium sitrat hidrat serta glukosa anhidrat.oralit diberikan
untuk mengganti cairan dan elektolit dalam tubuh yang terbuang saat diare.
Universitas Sumatera Utara
Campuran glukosa dan garam yang terkandung dalam oralit dapat diserap dengan baik oleh usus penderita diare.Bila diare segera beri oralit sampai diare berhenti.
Cara pemberian oralit dengan satu bungkus oralit dimasukkan ke dalam satu gelas air matang 200 cc, anak kurang dari 1 tahun diberi 50-100 cc cairan oralit setiap
kali buang air besar dan anak lebih dari 1 tahun diberi 100-200 cc cairan oralit setiap kali buang air besar.
2. Berikan zinc selama 10 hari berturut-turut
Zinc merupakan salah satu gizi mikro yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan anak. Zinc yang ada dalam tubuh akan menurun dalam jumlah besar
ketika anak mengalami diare, untuk menggantikan zinc yang hilang selama diare, anak dapat diberikan zinc yang akan membantu penyembuhan diare serta menjaga
agar anak tetap sehat. Penelitian menunjukkan bahwa pengobatan diare dengan pemberian oralit disertai zinc lebih efektif dan terbukti menurunkan angka
kematian akibat diare pada anak-anak sampai 40. Manfaat pemberian zinc yaitu mampu menggantikan kandungan zinc alami tubuh yang hilang tersebut dan
mempercepat penyembuhan diare. Zinc juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah resiko terulangnya diare selama 2-3 hari bulan
setelah anak sembuh dari diare. Zinc sebagai pengobatan diare dapat mengurangi insidens pneumonia
sebesar 26, durasi diare akut sebesar 20 , durasi diare persisten sebesar 24 dan kegagalan terapi atau kematian akibat diare persisten sebesar 42. Zinc
merupakan mineral penting bagi tubuh dan diperlukan oleh berbagai organ tubuh seperti kulit dan mukosa saluran cerna. Pemberian zinc selama 10 hari terbukti
Universitas Sumatera Utara
membantu memperbaiki mukosa usus yang rusak dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh secara keseluruhan. Obat Zinc merupakan tablet dispersible yang
larut dalam waktu sekitar 30 detik. Zinc diberikan dengan cara dilarutkan dalam satu sendok air matang atau ASI dan untuk anak yang lebih besar, zinc dapat
dikunyah. Zinc diberikan satu kali sehari selama 10 hari berturut-turut dengan dosis balita umur 6 bulan: 12 tablet 10mghari dan balita umur
6 bulan: 1 tablet 20mghari.
3. Teruskan ASI Air Susu Ibu dan pemberian Makan
Bayi dibawah 6 bulan sebaiknya hanya mendapat ASI untuk mencegah diare dan meningkatkan sistem imunitas tubuh bayi. Anak yang masih
mendapatkan ASI harus diteruskan pemberian ASI dan anak harus diberi makan seperti biasa dengan frekuensi lebih sering, dilakukan sampai dua minggu setelah
anak berhenti diare karena lebih banyak makanan akan membantu mempercepat penyembuhan, pemulihan dan mencegah malnutrisi. Anak yang berusia kurang
dari 2 tahun dianjurkan untuk mulai mengurangi susu formula dan menggantinya dengan ASI.
4. Berikan antibiotik secara selektif
Antibiotik hanya diberikan jika ada indikasi seperti diare berdarah atau diare karena kolera atau diare dengan disertai penyakit lain. Pemberian antibiotik
yang tidak tepat bisa menimbulkan resistensi kuman terhadap antibiotik bila tidak dihabiskan sesuai dosis dan dapat membunuh flora normal yang justru dibutuhkan
tubuh. Anti diare akan menghambat gerakan itu sehingga kotoran yang seharusnya dikeluarkan justru dihambat keluar. Selain itu anti diare dapat
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan komplikasi yang disebut prolapsus pada usus terlipatterjepit. Kondisi ini berbahaya karena memerlukan tindakan operasi,oleh karena itu anti
diare seharusnya tidak boleh diberikan.Resep antibiotik seharusnya hanya boleh dikeluarkan oleh dokter.
5. Berikan Nasihat pada Ibu Pengasuh
Berikan nasihat dan cek pemahaman ibupengasuh tentang cara pemberian oralit, zinc, ASImakanan dan tanda-tanda untuk segera membawa anaknya ke
petugas kesehatan jika anak buang air besar cair lebih sering, muntah berulang- ulang, mengalami rasa haus yang nyata, makan atau minum sedikit, demam,
tinjanya berdarah dan tidak membaik dalam 3 hari.
2.3.5.1 Prosedur Tata Laksana Penderita Diare
1. Riwayat Penyakit a. Berapa lama anak diare ?
b. Berapa kali diare dalam sehari ? c. Adakah darah dalam tinjanya ?
d. Apakah ada muntah ? berapa kali ? e. Apakah ada demam ?
f. Makanan apa yang diberikan sebelum diare ? g. Jenis makanan dan minuman apa yang diberikan selama sakit ?
h. Obat apa yang sudah diberikan ? i. Imunisasi apa saja yang sudah didapat ?
j. Apakah ada keluhan lain ?
Universitas Sumatera Utara
2. Menilai Derajat Dehidrasi
Tabel 2.2 Tabel Penilaian Derajat Dehidrasi PENILAIAN
A B
C Bila ada 2 tanda atau lebih
Lihat :
Keadaan umum Mata
Rasa haus beri air minum
Baik, sadar Normal
Minum biasa, Tidak haus
Gelisah, rewel cekung
Haus, ingin
minum banyak Lesu, lunglai
tidak sadar cekung
Malas minum
atau tidak bisa minum
RabaPeriksa :
Turgor kulit Kembali cepat
Kembali lambat Kembali
sangat lambat lebih dari
2 detik
Tentukan Derajat
Dehidrasi
Tanpa Dehidrasi Dehidrasi
Ringan-Sedang Dehidrasi Berat
Rencana Pengobatan
Rencana Terapi A Rencana Terapi B Rencana Terapi C
1. Rencana terapi A untuk penderita diare tanpa dehidrasi di rumah 2. Rencana terapi B untuk penderita diare dengan dehidrasi ringan-sedang di
Sarana Kesehatan untuk diberikan pengobatan selama 3 jam
Universitas Sumatera Utara
3. Rencana terapi C untuk penderita diare dengan dehidrasi berat di Sarana Kesehatan dengan pemberian cairan Intra Vena
2.3.5.2 Sarana Rehidrasi
Sarana rehidrasi di Puskesmas disebut pojok Upaya Rehidrasi Oral URO atau lebih dikenal nama pojok oralit.
1. Pojok Oralit Pojok oralit didirikan sebagai upaya terobosan untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakatibu rumah tangga, kader, petugas kesehatan dalam tatalaksana penderita diare. Pojok oralit juga merupakan sarana
untuk observasi penderita diare, baik yang berasal dari kader maupun masyarakat. melalui pojok oralit diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dan
petugas terhadap tatalaksana penderita diare, khususnya dengan upaya rehidrasi oral.
a. Fungsi 1 Mempromosikan upaya-upaya rehidrasi oral
2 Memberi pelayanan penderita diare 3 Memberikan pelatihan kader Posyandu
b. Tempat Pojok oralit adalah bagian dari suatu ruangan di Puskesmas ruangan
tunggu pasien dengan 1-2 meja kecil. Seorang petugas puskesmas dapat mempromosikan rehidrasi oral pada ibu-ibu yang sedang menunggu giliran untuk
suatu pemeriksaan. Bagi penderita diare yang mengalami dehidrasi Ringan-
Universitas Sumatera Utara
Sedang diobservasi di Pojok Oralit selama 3 jam. Ibukeluarganya akan dianjurkan bagaimana cara menyiapkan oralit dan berapa banyak oralit yang harus
diminum oleh penderita. c. Sarana Pendukung
1 Tenaga pelaksana : dokter dan paramedis terlatih 2 Prasarana :
a Tempat pendaftaran b Ruangan yang dilengkapi dengan meja, ceret, oralit 200 ml, gelas,
sendok, lap bersih, sarana cuci tangan dengan air mengalir dan sabun wastafel, poster untuk penyuluhan dan tatalaksana penderita diare.
3 Cara membuat pojok oralit a Pilihan lokasi untuk “Pojok Oralit” :
- Dekat tempat tunggu ruang tunggu, ruang periksa, serambi muka yang tidak berdesakan
- Dekat dengan toilet atau kamar mandi - Nyaman dan baik ventilasinya
b Pengaturan model di Pojok Oralit - Sebuah meja untuk mencampur larutan oralit dan menyiapkan
larutan - Kursi atau bangku dengan sandaran, dimana ibu dapat duduk
dengan nyaman saat memangku anaknya - Sebuah meja kecil dimana ibu dapat menempatkan gelas yang
berisi larutan oralit
Universitas Sumatera Utara
- Oralit paling sedikit 1 kotak 100 bungkus - Botol susugelas ukur
- Gelas - Sendok
- Lembar balik yang menerangkan pada ibu, bagaimana mengobati atau merawat anak diare
- Leaflet untuk dibawa pulang ke rumah Media penyuluhan tentang pengobatan dan pencegahan diare perlu
disampaikan pada ibu selama berada di Pojok Oralit. Selain itu pojok oralit sangat bermanfaat bagi ibu untuk belajar mengenai upaya rehidrasi oral serta hal-hal
penting lainnya, seperti pemberian ASI, pemberian makanan tambahan, penggunaan air bersih, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun,
penggunaan jamban, serta poster tentang imunisasi. d. Kegiatan Pojok Oralit
1 Penyuluhan upaya rehidrasi oral a Memberikan demonstrasi tentang bagaimana mencampur larutan oralit
dan bagaimana cara memberikannya b Menjelaskan cara mengatasi kesulitan dalam memberikan larutan oralit
bila ada muntah c Memberikan dorongan pada ibu untuk memulai memberikan makanan
pada anak atau ASI pada bayi Puskesmas perlu memberikan makanan pada anak yang tinggal sementara di fasilitas pelayanan.
Universitas Sumatera Utara
d Mengajari ibu mengenai bagaimana meneruskan pengobatan selama anaknya di rumah dan menentukan indikasi kapan anaknya dibawa
kembali ke Puskesmas. e Petugas kesehatan perlu memberikan penyuluhan pada pengunjung
Puskesmas dengan menjelaskan tatalaksana penderita diare di rumah serta cara pencegahan diare.
2 Pelayanan Penderita Setelah penderita diperiksa, tentukan diagnosis dan derajat rehidrasi di
ruang pengobatan, tentukan jumlah cairan yang diberikan dalam 3 jam selanjutnya dan bawalah ibu ke Pojok URO untuk menunggu selama diobservasi serta :
a Jelaskan manfaat oralit dan ajari ibu membuat larutan oralit b Perhatikan ibu waktu memberikan oralit
c Perhatikan penderita secara periodic dan catat keadaanya setiap 1-2 jam sampai penderita teratasi rehidrasinya 3-6 jam
d Catathitung jumlah oralit yang diberikan e Berikan pengobatan terhadap gejala lainnya seperti penurunan panas
dan antibiotika untuk mengobati disentri dan kolera.
2.3.6 Pengelolaan Logistik
Perhitungan kebutuhan logistik diare ditentukan berdasarkan perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana pelayanan kesehatan Puskesmas
atau kader. Perkiraan jumlah penderita diare dihitung berdasarkan perkiraan penemuan penderita, angka kesakitan, jumlah penduduk di suatu wilayah. Target
Universitas Sumatera Utara
yang dilayani suatu puskesmas adalah: Perkiraan penderita diare yang datang x angka kesakitan x jumlah penduduk
a. Perhitungan kebutuhan Oralit Zinc
Oralit = target penderita diare x6 bungkus + cadangan – stok
Zinc = jumlah penderita diare balita x 10 tablet b.
Cadangan adalah perkiraan obat yang rusak biasanya 10 dari jumlah kebutuhan.
Cadangan = Jumlah balita x episode 10 x jumlah penduduk x 2 kali. Ket: angka 10 adalah proporsi jumlah balita
2.3.7 Melakukan Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah suatu prosesupaya agar masyarakat mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan atau upaya yang direncanakan
untuk mempengaruhi orang lain baik individu kelompok atau masyarakat sehingga berprilaku yang kondusif untuk kesehatan yaitu perubahan perilaku,
pembinaan perilaku dan pengembangan perilaku dari yang baik menjadi lebih baik. Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan yang menyangkut
pendidikan, organisasi, kebijakan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan Notoadmojo, 2010.
Tujuan promosi kesehatan adalah tersosialisasinya program-program kesehatan, terwujudnya masyarakat yang berbudaya hidup bersih dan sehat ,serta
terwujudnya gerakan hidup sehat dimasyarakat untuk menuju terwujudnya kabupatenkota sehat, provinsi sehat dan Indonesia sehat.
Ruang lingkup promosi kesehatan adalah
Universitas Sumatera Utara
1. Promosi kesehatan pada aspek promotif. Sasaran: kelompok orang sehat
Tujuan: agar tetap sehat dan meningkatkan kesehatannya 2.
Promosi kesehatan pada aspek preventif. Sasaran: kelompok beresiko tinggi. Tujuan: tidak jatuh sakit
3. Promosi kesehatan pada aspek kuratif Sasaran: kelompok penderita
penyakit. Tujuan : sembuh dan tidak menjadi parah 4.
Promosi kesehatan pada aspek rehabilitative. Sasaran:kelompok orang yang baru sembuh. Tujuan : agar segera pulih kesehatannya Syafrudin,
2009. Mewujudkan visi dan misi promosi atau pendidikan kesehatan diperlukan
cara pendekatan yang strategis agar tercapai secara efektif dan efisien. Strategi adalah bagaimana cara untuk mencapai atau mewujudkan visi dan misi
pendidikan kesehatan secara efektif dan efisien. Strategi promosi kesehatan adalah cara atau langkah yang diperlukan
untuk mencapai,memperlancar atau mempercepat pencapaian tujuan promosi kesehatan. Strategi promosi kesehatan ada 3 yaitu :
1. Advokasi
Advokasi adalah kegiatan yang ditujukan kepada pembuatan keputusan atau penentu kebijakan baik dibidang kesehatan maupun sektor lain diluar
kesehatan yang mempunyai pengaruh terhadap kesehatan publik. Strategi advokasi kesehatan yaitu usaha mempengaruhi kebijakan public pengambilan
keputusan dengan melalui berbagai macam bentuk komunikasi persuasif atau suatu upaya agar pembuat keputusan secara aktif mendukung suatu masalah atau
Universitas Sumatera Utara
isu dan mencoba mendapatkan dukungan dari pihak lain. Tujuan advokasi kesehatan ialah mendapatkan dukungan, baik dalam bentuk kebijakan lisan atau
tertulis dalam bentuk surat keputusan, surat edaran, himbauan, pembentukan kelembagaan, ketersediaan dan sarana, tenaga, mendorong para pengambil
keputusan untuk suatu perubahan dalam kebijakan, program atau peraturan dan mendorong para pengambil keputusan untuk aktif mendukung kegiatantindakan
dalam pemecahan masalah. Sasaran advokasi ada 3 yaitu
a Pengambil keputusan tingkat pusat seperti DPR, Menteri, Dirjen departemen terkait, bappenas, lembaga donor, Lsm, internasioanal, partai
politik b Pengambil kebijakan tingkat provinsi seperti DPRD, Bappeda, Gubernur
dan kesejahteraan rakyat, lembaga donor, institusi kesehatan, lembaga swastaindustri, partai politik
c Pengambil kebijakan
tingkat kabupatenkota
seperti DPRD
kabupatenkota, komisi E, Bapedda, Bupatiwalikota, Kepala Dinas Kesehatan, lembaga donor, institusi kesehatan, lembaga swastaindustri,
partai politik. 2.
Dukungan SosialBina Suasana Dukungan sosial adalah menjalin kemitraan untuk pembentukan opini
publik dengan berbagai kelompok opini yang ada dimasyarakat sehingga dapat menciptakan opini publik yang jujur, terbuka sesuai dengan norma, situasi dan
kondisi masyarakat yang mendukung tercapainya perilaku hidup bersih dan sehat
Universitas Sumatera Utara
di semua tatanan. Dukungan sosial dilakukan agar kegiatan atau promosi kesehatan tersebut memperoleh dukungan dari para tokoh masyarakat dan tokoh
agama. Tujuan dukungan sosial bina suasana dilakukan yaitu
a Adanya ajuran atau contoh positif dan petugas kesehatan atau pemuka masyarakat
b Adanya dukungan lembaga-lembaga masyarakat c Adanya dukungan media massa pembuat opini umum
d Adanya kesiapan penyelenggara kesehatan dan sektor terkait e Tersedianya sasaran dan sumber daya lainnya
f Sasaran penyelenggaran dukungan sosial bina suasana g Tenaga professional kesehatan, institusi pelayanan kesehatan, organisasi
masa, organisasi promosi kesehatan h Lembaga Swadaya Masyarakat LSM
i Para pemuka dan orang –orang yang berpengaruh di masyarakat,
kelompok media massa j Kelompok pengusaha yang terkait kesehatan,kelompok peduli kesehatan.
3. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan ditujukan langsung kepada masyarakat sebagai sasaran primer atau utama promosi kesehatan. Tujuannya adalah agar masyarakat
memiliki kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat ini dapat diwujudkan dengan berbagai
kegiatan antara lain: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan
Universitas Sumatera Utara
masyarakat dalam bentuk misalnya koperasi, pelatihan-pelatihan keterampilan dalam rangka meningkat pendapatan keluarga.
Gerakan masyarakat yaitu memberi kemampuan pada individukelompok untuk memberdayakan sasaran primer adan sekunder agar berperan aktif dalam
kegiatan kesehatan. Tujuan gerakan masyarakat ialah untuk meningkatkan perilaku sehat di masyarakat dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam
upaya kesehatan masyarakat. Sasaran pemberdayaan masyarakat yaitu masyarakat secara perorangankelompok, masyarakat pengguna, tokoh masyarakat yang
menjadi panutan dan karyawan.
2.3.8 Pencegahan Diare