Pengelolaan Logistik Promosi Kesehatan

dehidrasi sehingga dapat menentukan rencana pengobatan yang sesuai. Penderita diare tanpa dehidrasi tenaga kesehatan menerangkan empat cara terapi diare dirumah, penderita diare dehidrasi ringan tenaga kesehatan memberikan oralit di sarana kesehatan dan penderita diare dehidrasi berat dengan memberikan cairan intravena atau merujuk ke sarana kesehatan lain Kemenkes RI,2011. Berdasarkan hasil penelitian, Dalam hal memberikan konseling untuk menjelaskan kepada ibu balita tentang mengobati penderita diare dirumah bila anak tanpa dehidrasi dan memantau ibu balita untuk meneruskan ASI-makan masih kurang terlaksana sehingga secara umum pelaksanaan tatalaksana diare di Puskesmas Pancur Batu belum berjalan dengan maksimal.

2. Pengelolaan Logistik

Pengelolaan Logistik bertujuan untuk melakukan penyimpanan dan distribusi, persediaan sehingga tidak mengalami kekosongan dan memantau penyimpanan, distribusi dan persediaan dilapangan. Dalam pengendalian penyakit diare, Logistik yang dibutuhkan adalah oralit, tablet zinc dan obat paket KLB Diare. Kemasan obat yang disediakan adalah oralit 200 ml, tablet zinc 20 mg, untuk obat paket KLB Diare adalah oralit, Ringer Laktat 500 ml, giving set dan wing needle ukuran anak dan dewasa, I.V. catheter dengan ukuran sesuai kebutuhan dan Tetrasiklin 500 mg Kemenkes RI, 2011. Logistik yang ada di Puskesmas Pancur Batu sudah cukup tersedia, walaupun ada beberapa logistik yang tidak selalu tersedia yaitu obat-obatan seperti tablet Zinc 20 mg. Berdasarkan wawancara dengan kader posyandu diketahui bahwa posyandu menyediakan oralit Universitas Sumatera Utara Pemberian tablet zinc penting diberikan segera setelah anak mengalami diare. Pemberian zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya Kemenkes RI, 2011.

3. Promosi Kesehatan

Promosi atau pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, maka masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut pada akhirnya diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku. Dengan kata lain dengan adanya promosi kesehatan tersebut diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku kesehatan dari sasaran Notoatmodjo, 2010. Salah satu strategi promosi kesehatan yaitu pemberdayaan terhadap individu, keluarga dan masyarakat yang bertujuan untuk memperkenalkan perilaku baru yang mungkin mengubah perilaku yang selama ini dipraktekkan misalnya dalam perilaku membuang air besar, Bina keluarga balita, dan upaya kesehatan lingkungan Depkes RI, 2007. Berdasarkan penelitian, bidan bekerja sama dengan kader posyandu melakukan kunjugan rumah namun sasaran lebih ke ibu hamil. Salah satu yang dilakukan bidas dalam meningkatkan cakupan program pelayanan KIA yaitu promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil wawancara dengan kader posyandu, pemberian informasi tentang diare dan penanganan terjadinya diare dilakukan melalui penyuluhan di posyandu yang bertujuan untuk penanggulangan diare. Kader posyandu juga memantau kejadian diare serta melakukan rujukan bila perlu. Berdasarkan penelitian kegiatan penyuluhan diare yang dilakukan di posyandu dan di sekolah belum terprogram dengan baik dan kurang berjalan. Penyuluhan di posyandu hanya singkat ke masyarakat saat di meja 5 dan itupun seringan hanya tentang penjelasan kms dan hampir tidak maksimal penyuluhan tentang diare di posyandu. Terkait dengan diare, informasi yang diterima masyarakat lebih dominan pada kegiatan kuratif sementara informasi tentang tindakan yang harus dilakukan untuk upaya preventif terjadinya diare kurang mendapat perhatian dari petugas kesehatan dan masyarakat. Masyarakat kurang memahami peranan lingkungan dalam terjadinya penyakit sehingga kurang ada usaha untuk meningkatkan kebersihan lingkungan untuk mencegah terjadinya diare. Hal ini dipengaruhi oleh sikap masyarakat dalam menerima suatu informasi yaitu masyarakat lebih tertarik dengan penanganan diare karena informasi tersebut membantu masyarakat untuk mengatasi masalah yang dihadapi dan akan menimbulkan akibat yang merugikan apabila tindakan penanganan tidak dilakukan. Kurang berhasilnya promosi kesehatan di masyarakat dipengaruhi oleh kegiatan yang dilakukan selama ini. Informasi yang diberikan kepada masyarakat selama ini lebih menonjolkan sisi kuratif. Masyarakat lebih banyak tertarik Universitas Sumatera Utara dengan pengobatan dibandingkan pencegahan. Pemahaman masyarakat mengenai faktor risiko terjadinya diare dari sisi lingkungan masih kurang sehingga kebutuhan masyarakat untuk mengetahui peranan lingkungan dalam pencegahan diare belum ada. Padahal berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa peranan lingkungan cukup besar dalam memengaruhi terjadinya diare di daerah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak terbiasa untuk melakukan pencegahan akan tetapi masyarakat terbiasa untuk melakukan tindakan setelah masalah muncul. Dari hasil penelitian, masyarakat mengharapkan agar penyuluhan diare dilakukan rutin setiap bulan dan dilakukan dengan mengumpulkan masyarakat di suatu tempat tidak dengan hanya saat di posyandu yang kurang efektif. Untuk itu peran kader kesehatan dapat ditingkatkan sehingga dapat menjadi sumber pesan yang dipercayai dan dianggap mampu memberikan informasi. Usaha yang dapat dilakukan antara lain dengan pelatihan kader kesehatan dan pembinaan rutin sehingga kader mampu menjadi penyuluh kesehatan yang handal. Kader yang sebagian besar merupakan anggota PKK, mempunyai tugas yang mulia. Kader diharapkan dapat berperan sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat, penggerak masyarakat untuk melaksanakan pesan- pesan kesehatan seperti mendatangi posyandu dan melaksanakan hidup bersih dan sehat. Disamping itu kader juga dapat berperan sebagai orang yang pertama kali menemukan jika ada masalah kesehatan di daerahnya dan segera melaporkan ke tenaga kesehatan setempat. Kader merupakan penghubung antara masyarakat Universitas Sumatera Utara dengan tenaga kesehatan karena kader selalu berada di tengah-tengah masyarakat Kemenkes RI, 2010 4. Pencegahan Diare Pencegahan diare bertujuan utuk penurunan angka kesakitan dan kematian akibat diare. Adanya hubungan kejadian diare dengan faktor lingkungan yaitu ketersediaan jamban, sumber air bersih, tempat pembuangan sampah dan hygiene perorangan. Kebersihan perorangan dan sanitasi lingkungan untuk mencegah terjangkitnya penyakit menular, yang salah satunya adalah penyakit diare. Berdsarkan wawancara dengan petugas penanggung jawab diare diketahui bahwa sudah menjalin kerjasama dengan petugas lintas program dalam hal pencegahan diare salah satunya dengan petugas UKS dalam melaksnakan pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS di sekolah serta pembinaan kebersihan lingkungan kepada dokter kecil dan guru UKS. Penggunaan jamban oleh masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pancur Batu sudah baik walaupun masih ada beberapa masyarakat yang tidak memiliki fasilitas jamban. Berdasarkan wawancara dengan kader posyandu dan kader PKK diketahui bahwa masih ada penduduk yang buang air besar BAB sembarangan seperti di parit, pekarangan rumah, sungai, dll. Kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dinilai masih rendah, Dari hasil wawancara dengan kader diketahui bahwa pengelolaan sampah tidak terkelola dengan baik, masyarakat masih ada yang buang sampah sembarangan ke sungai, ke parit dan di pekarangan rumah. Kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam hal Pencegahan diare meliputi: Universitas Sumatera Utara penyuluhan PHBS dan menjalin kerjasama dengan lintas sektor yaitu Pihak Kecamatan dan Pihak Kelurahan. Kegiatan yang dilakukan adalah melalui kegiatan gotong royong. Hambatan dalam kegiatan penceghan diare adalah rendahnya peran serta masyarakat untuk ikut bertanggungjawab menjaga kebersihan lingkungan dan Hygiene perseorangan. Masyarakat banyak yang tidak perduli dan beranggapan bahwa kebersihan lingkungan hanya merupakan tanggungjawab pemerintah setempat saja yaitu : Camat, lurah dan kepala lingkungan. Padahal seperti kegiatan gotong royong sangat membutuhkan keterlibatan masyarakat. Pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah selama ini hanya berupa himbauan dan mengajak masyarakat untuk terlibat aktif. Tidak ada sanksi atau teguran yang tegas kepada masyarakat yang tidak rutin ikut gotong royong dan tidak menjaga fasilitas umum yang telah disediakan oleh pemerintah seperti parit yang sudah dibangun dan tempat sampah yang sudah disediakan. Rendahnya partisipasi masyarakat dikarenakan rendahnya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan selama ini. Masyarakat hanya sekedar tahu bahwa lingkungan yang kotor dapat menimbulkan penyakit tanpa mau dan mampu untuk berbuat. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah harus lebih dekat dengan masyarakat dan menanamkan kesadaran masyarakat bahwa kebersihan itu penting untuk mencegah penularan penyakit dan keterlibatan masyarakat dalam hal itu sangat dibutuhkan. Pemahaman masyarakat mengenai faktor risiko terjadinya diare dari sisi lingkungan masih kurang sehingga kebutuhan masyarakat untuk mengetahui Universitas Sumatera Utara peranan lingkungan dalam pencegahan diare belum ada. Padahal berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa peranan lingkungan cukup besar dalam memengaruhi terjadinya diare di daerah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak terbiasa untuk melakukan pencegahan akan tetapi masyarakat terbiasa untuk melakukan tindakan setelah masalah muncul.

5. Surveilans Epidemiologi Diare