Kemenkes RI. 2010. Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak
2011. Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare 2011. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lngkungan tentang Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare. Jakarta
2011. Buletin Jendela Data Dan Informasi Kesehatan tentang Situasi Diare di Indonesia.
2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012 http:depkes.go.id. 20 februari 2016.
2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013 http:depkes.go.id. 20 februari 2016.
Kotrun. 2014. Hubungan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Terhadap Daya Tarik Vektor Musca Domestica dengan Risiko Diare pada
Baduta di Kelurahan Ciputat Tahun 2014. Skripsi Fakultas Kedokteran dan ILmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidaytullah. Jakarta
Notoatmodjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori Aplikasi. Penerbit Rineka
Cipta. Jakarta
Permenkes 2014. Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta 2014. Penanggulangan Penyakit Menular No. 82 Tahun 2014. Jakarta
Setyoko, 2014. Hakikat Program. Trans Info Media. Jakarta Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R D.
Alfabeta. Bandung
Syafrudin.2009. Promosi Kesehatan untuk Mahasiswa Kebidanan. Trans Info
Media. Jakarta
Dwi. 2013. Hubungan Antara Ketersediaan Sarana dan Prasarana Usaha Kesehatan Sekolah dengan Perilaku Hidup Siswa kelas VI SD
Negeri Mungkung Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo. Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Yogyakarta
Universitas Sumatera Utara
Winda. 2010. HubunganPemberian ASI Ekslusif dengan Angka Kejadian Diare. Skripsi Fakultas kedokteran. Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Wisna. 2014. Hubungan Kelengkapan Imunisasi dan Pembuangan Sampah Terhadap Kejadian Diare pada Anak Balita. Skripsi FKM.
Universitas Negeri Gorontalo.
Wuryanto Arie. 2008. Surveilans Penyakit Demam Berdarah Dengue dan Permasalahannya di Kota Semarang. Seminar Nasional Mewujudkan
Kemandirian Kesehatan Masyarakat Berbasis preventif dan promotif.
Zulfikar, Ryan. 2014. Hubungan Pemberian Makanan Pendamping ASI dengan Angka Kejadian Diare pada Bayi di Kabupaten
Merauke.SkripsiFK, Universitas Muhammadyah. Yogyakarta
Universitas Sumatera Utara
37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan studi deskriptif sebagai desain penelitian. Menggunakan metode kualitatif maka data yang
didapatkan akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna sebagai tujuan penelitian dapat dicapai.
Gambar 3.1 Tahapan desain penelitian
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kulitatif yang bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan mendalam tentang pelaksanaan program Diare di
Puskemas Pancur Batu Kecamatan Pancur Batu tahun 2016.
Tahap 1 Perencanaan
1.Penetapan tempat
penelitian 2.Rancangan
penelitian 3.Penyusunan
instrument penelitian
4. Penentuan informan
Tahap 2 Pelaksanaan
1.Melakukan wawancara
2.Observasi tenaga dan
sarana 3.Pengumpulan
data 4.Mengikuti
beberapa kegiatan
puskesmas
Tahap 3 Analisis
1.Analisis data yang
dikumpulan 2. Analisis
tenaga dan sarana
Tahap 4 Evaluasi
Analisis program
dalam penurunan
kasus diare
Universitas Sumatera Utara
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pancur Batu, dengan pertimbangan berdasarkan data penderita diare 1021 orang 2013, 1539
orang 2014 dan 1782 orang 2015 yang mengalami peningkatan tiap tahunnya.
3.3.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan mulai bulan Agustus 2016.
3.4 Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan purposive sampling yaitu pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan
sampel yang diperlukan dengan memilih informan yang berada dan mampu memberikan informasi yang berkaitan dengan topik penelitian yaitu pelaksanaan
program diare di wilayah kerja Puskesmas Pancur Batu Kecamatan Pancur Batu berjumlah 8 orang yang terdiri dari :
1. Kepala Puskesmas Pancur Batu
2. Dokter Puskesmas Pancur Batu
3. Penanggung jawab program diare di Puskesmas Pancur Batu
4. Pegawai Kecamatan Pancur Batu
5. Anggota PKK
6. Kader Posyandu
7. Tokoh Masyarakat
8. Ibu balita yang anaknya menderita Diare
Universitas Sumatera Utara
3.5 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan dua sumber data yaitu: 1.
Data primer menggunakan wawancara mendalam kepada informan dengan berpedoman pada panduan wawancara yang telah dipersiapkan.
2 Data sekunder yang diperoleh dari profil puskesmas, data penderita diare
di wilayah kerja Puskesmas Pancur batu, profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, profil kesehatan Kabupaten Deli Serdang dan sumber-
sumber lain yang dianggap relevan dengan tujuan penelitian
3.6 Triangulasi
Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber, yaitu mendapatkan data dari sumber yang berbeda dengan teknik yang sama,
yakni dengan memilih informan yang dianggap dapat memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diajukan Sugiyono, 2011.
3.7 Analisis Data
Analisis data kualitatif dilakukan secara simultan dengan proses pengumpulan data, interpretasi data dan dibuat matrik untuk mempermudah dalam
melihat data secara lebih sistematis Miles dan Huberman dalam Herdiansyah, 2012.
Universitas Sumatera Utara
40
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Puskesmas Pancur Batu
Puskesmas Pancur Batu terletak di Jalan Jamin Ginting km 17,5 Desa Tengah luas wilayah 93.12 ha Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.
Wilayah kerja Puskesmas Pancur Batu terdiri dari 22 desa yaitu : Desa Baru, Bintang Meriah, D.Simbelang, Durin Jangak, Durian Tonggal, Hulu, Lama, Namo
Simpur, Namo Riam, Namo Rih, Namo Bintang, Pertampilen, Salam Tani, Simalingkar A, Semabahe Baru, Sugau, Tanjung Anom, Tuntungan I, Tuntungan
II, Tiang Layar, Tengah, dan P.Simalingkar. Jumlah lingkungan adalah sebesar 96 lingkungan dengan jumlah penduduk adalah 77.723 jiwa.
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Tahun 2016
No Desa
Jumlah Penduduk
Jumlah Lingkungan
Luas WilayahHa
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
Baru Bintang Meriah
D.Simbelang Durin Jangak
Durian Tonggal Hulu
Lama Namo Simpur
Namo Riam Namo Rih
Namo Bintang Pertampilen
Salam Tani Simalingkar A
Semabahe Baru Sugau
Tanjung Anom Tuntungan I
7201 1326
2783 2156
2157 4113
5855 1339
1892 1489
6480 1797
1667 2783
3300 1528
10.118 4880
5 4
3 3
5 5
7 4
5 3
5 3
4 5
2 5
6 4
272 699
489 491
911 436
168 219
515 409
499 436
974 341
357 419
524 344
Universitas Sumatera Utara
19 20
21 22
Tuntungan II Tiang Layar
Tengah P.Simalingkar
2156 1686
2772 7795
4 3
4 7
352 415
115 119
Jumlah 77.723 96
93.12
Tabel 4.2 Data Tenaga Kesehatan di Puskesmas Pancur Batu Tahun 2016
No Tenaga Jumlah
1 2
3 4
5 6
7 Dokter Umum
Dokter Gigi Sarjana Kesehatan Masyarakat
Sarjana Keperawatan Tenaga Promosi Kesehatan
D3 Keperawatan D3 Kebidanan
4 3
2 2
1 10
20
Tabel 4.3 Data Sarana di Puskesmas Pancur BatuTahun 2016 No Sarana
Jumlah
1 2
3 4
5 6
Ruangpoliklinik MTBS Ruang pemeriksaan Umum
Ambulans Kendaraan roda dua
Mobil Puskesmas Keliling Ruang KIA Kesehatan Ibu dan Anak
dan KB Keluarga Berencana 1
1 1
1 1
1
4.2 Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini ada 8 informan yaitu Kepala Puskesmas Pancur Batu, Dokter Puskesmas Pancur Batu, Penanggungjawab Program Diare
Puskesmas Pancur Batu, Pegawai Kecamatan Pancur Batu , Tokoh Masyarakat, Anggota PKK, Kader Posyandu, Ibu Balita yang Anaknya Menderita Diare.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Karakteristik Informan No
Informan Jenis
Kelamin Umur
tahu n
Pendidikan Jabatan
1 2
3 4
5 6
7 8
dr.Hj. Tetti Rossanti Keliat
dr. Susi Margaretha Alamria br. Bangun
Juna Guru Singa Yuni Eka
Isa Sri wahyuni
Juliana br. Tarigan
Perempuan Perempuan
Perempuan Laki-laki
Perempuan Perempuan
Perempuan Perempuan
39 55
48 35
34 22
55 41
S1 S1
D3 SMA
D3 D3
D3 SMA
Kepala Puskesmas
Dokter Puskesmas
Penanggung jawab Diare
Tokoh Masyarakat
Anggota PKK
Kader Posyandu
Pegawai Ibu balita
yang anaknya
menderita
diare 4.3
Alur Pengobatan Diare di Puskesmas Puskesmas Pancur Batu
Gambar 4.1
Alur Pengobatan Diare
4.4 Verbatim Wawancara Pelaksanaan Program Diare di Puskesmas
Pancur Batu
Datang Pendaftaran
di loket
Pemeriksaan Status gizi oleh tenaga gizi
Pengukuran berat badan dan tinggi badan
Tindakan Pengobatan di Ruang Poli Umum oleh Dokter : Bertanya
tentang riwayat
penyakit diare,
Melakukan pemeriksaan,
Terapi, Konseling, Penulisan resep.
Pengambilan obat
Pulang
Universitas Sumatera Utara
4.4.1 Pernyataan Informan Tentang Tenaga Kesehatan yang Terlibat dalam Pelaksanaan Program Diare di Puskesmas Pancur Batu
Hasil penelitian yang dilakukan tentang tenaga kesehatan yang terlibat dalam pelaksanaan program diare di Puskesmas Pancur Batu dapat dilihat dari
tabel 4.5 berikut ini :
Tabel 4.5 Matriks Pernyataan Informan Tentang Tenaga Kesehatan
yang Terlibat dalam Pelaksanaan Program Diare di Puskesmas Pancur Batu
Dari pernyataan informan dapat disimpulkan bahwa tenaga kesehatan yang terlibat dalam pelaksanaan program diare bukan hanya pemegang program
diare saja tetapi tenaga kesehatan lain juga ikut terlibat seperti Kepala Puskesmas, Dokter, tenaga Kesehatan Lingkungan, Tenaga Gizi, Tenaga Surveilans
Epidemiologi dan Tenaga UKS sehingga semua nya dapat bekerjasama untuk menanggulangi diare
.
Universitas Sumatera Utara
Informan Pernyataan
Kepala puskesmas
Dokter
Banyak yang terlibat dalam program diare termasuk saya sebagai kepala puskesmas,
dokter, pemegang program diare, Mtbs, Promkes tenaga UKS, tenaga kesehatan
lingkungan dan surveilans epidemiologi, jadi semua itu terlibat dimana nanti
masing-masing tenaga kesehatan itu akan melakukan
tugasnya masing-
masing.Bekerja sama juga dengan Dinas kesehatan yang biasanya juga melakukan
pelatihan. seperti kepala puskesmas ya menanggungjawabi staf-staf nya, dokter
tugasnya
menangani pasien,
kalau pemegang program diare itu tugasnya
melakukan penyuluhan diare dan merekap data diare dalam bentuk mingguan baik
kasus yang ada di puskesmas ataupun temuan kader di posyandu jadi setiap
minggunya direkap dan dikirim ke Dinas Kesehatan, kalau surveilans epidemiologi
tugasnya mendata jangan sampai ada KLB, sedangkan
Tenaga UKS
mereka memberikan
penyuluhan PHBS
ke sekolah.
Yang terlibat bukan hanya pemegang program
diare tetapi
juga kepala
puskesmas, petugas surveilans, petugas kesehatan
lingkungan, petugas
gizi, petugas SP2TP dan dokter, jadi semua
petugas kesehatan saling bekerjasama menyelesaikan permasalahan diare
Penanggung jawab program diare
semua tenaga kesehatan terlibat termasuk tenaga promkes, tenaga kesling,teanga
surveilans epidemolgi dan yang laiinya.
4.4.2 Pernyataan Informan Tentang Sarana Kesehatan yang Tersedia dalam Mendukung Pelaksanaan Program Diare di Puskesmas Pancur
Batu
Hasil penelitian yang dilakukan tentang sarana kesehatan yang tersedia dalam mendukung pelaksanaan program diare di Puskesmas Pancur Batu dapat
dilihat dari tabel 4.6 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Matriks Pernyataan Informan Tentang Sarana Kesehatan
yang Tersedia dalam Mendukung Pelaksanaan Program Diare di Puskesmas Pancur Batu
Informan Pernyataan
Kepala puskemas
Dokter Penanggung jawab program
diare
Pegawai
Ibu yang anaknya menderita diare
Anggota pkk
Sarana yang tersedia itu kita mengadakan poskesdes MTBS di puskesmas, karena
pertolongan pertama dari diare itu adalah pemberian oralit .
Obat-obatan seperti oralit, tablet zinc, cairan infuse, dll.
Kalau persediaan oralit ada, tapi biasanya kalau tidak ada tablet zinc di puskesmas
diresepkan agar pasien bisa beli di luar. kalau poster-poster diare belum ada, peralatan lain
yang mendukung juga lengkap tapi kalau pojok oralit tidak ada.
Sarana di puskesmas sudah cukup lengkap tapi untuk yang program diare masih belum
dimana pojok oralit dan poster diare belum ada tersedia.
Sarana kesehatan yang tersedia di puskesmas sudah cukup lengkap
Berdasarkan ukuran suatu puskemas yang tersedia sudah cukup lengkap.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan 6 informan menyatakan bahwa sarana kesehatan yang tersedia dalam mendukung pelaksanaan program
diare di puskesmas sudah lengkap, obat-obatan seperti oralit dan tablet zinc merupakan harus tersedia di setiap puskesmas, 2 informan menyatakan bahwa
pojok oralit tidak ada di puskesmas padahal perlu ada.
4.4.3 Pernyataan Informan Tentang Pengelolaan Logistik di
Puskesmas Pancur Batu
Hasil penelitian yang dilakukan tentang dapat dilihat Pengelolaan Logistik di Puskesmas Pancur Batu dari tabel 4.7 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Matriks Pernyataan Informan Tentang Pengelolaan Logistik di
Puskesmas Pancur Batu
Informan Pernyataan
Kepala puskemas Dokter
Penanggung jawab program diare
Oralit selalu tersedia di puskesmas Oralit di puskemas selalu tersedia kadang
yang tidak ada itu tablet zinc. Klw sedang tidak tersedia saya meresepkanny untuk beli
diluar. Oralit selalu tersedia di puskesmas
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan informan menyatakan bahwa oralit selalu tersedia di puskesmas
4.4.4 Pernyataan Informan Tentang Proses Tatalaksana Diare di
Puskesmas Pancur Batu
Hasil penelitian yang dilakukan tentang Proses Tatalaksana Diare di Puskesmas Pancur Batu dapat dilihat dari tabel 4.8 berikut ini :
Tabel 4.8 Matriks Pernyataan Informan Tentang Proses Tatalaksana
Diare di Puskesmas Pancur Batu
Informan Pernyataan
Kepala puskemas
Dokter
Proses tatalaksana dilakukan dimulai dengan pendafataran diloket, pemeriksaan oleh tenaga
kesehatan kemudian diberikan tindakan sesuai indikasi nya misalnya pemberian oralit pada
penderita diare Ya dimulai dengan bertanya sudah berapa
hari diarenya? Muntah atau demam? Ada darah ditinja atau tidak dsb sehingga
Penderita dapat diperiksa untuk mengetahui apakah
sudah dehidrasi
agar dapat
memberikan tindakan
misalnya dengan
Pemberian oralit dan tablet zinc untuk proses penyembuhan.
Penanggung jawab program diare
Tatalaksana diare yang dilakukan dengan pemberian oralit dan menganjurkan pada ibu
yang anaknya menderita diare untuk teruskan ASI dan pemberian makan
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan informan menyatakan bahwa proses tatalaksana diare LINTAS DIARE sudah dilakukan dengan
pemberian oralit, pemberian tablet zinc dan nasihat pada ibu yang anaknya mederita diare.
4.4.5 Pernyataan Informan Tentang Kegiatan Promosi Diare yang Dilakukan puskesmas Pancur Batu
Hasil penelitian yang dilakukan tentang promosi diare yang dilakukan puskesmas
Pancur Batu dapat dilihat dari tabel 4.9 berikut ini :
Tabel 4.9 Matriks Pernyataan Informan Tentang Promosi Diare yang
Dilakukan puskesmas Pancur Batu
Informan Pernyataan
Kepala puskemas
Dokter
Penanggung jawab program diare
Pegawai Kader posyandu
Ibu yang anaknya menderita diare
Anggota pkk
Promosi kesehatan yang dilakukan itu salah satu nya pemberian informasi melalui poster
yang ditempel, home visit dan penyuluhan di Posyandu pada masyarakat
Penjelasan sedikit tentang kesehatan saat mengobati pasien dan ada poster yang
ditempel didinding puskemas. Ya home visit yang dilakukan bidan desa dan
penyuluhan di posyandu Paling penyuluhan aja
Home visit jarang dikerjakan sih paling pembagian buku KIA saat posyandu aja
Paling itu kalau saya bertanya ke dokter nya tentang apa yang saya derita dll lumayan
ditanggapi dengan baik dan diberi masukan Seringan itu promosi nya itu penyuluhan aja
jaran yang pendekatan pribadi ke masyrakat saat berobat ataupun kerumah home visit
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan promosi kesehatan yang dilakukan puskesmas itu ialah melalui poster, penjelasan singkat oleh dokter dan penyuluhan
di posyandu.
Universitas Sumatera Utara
4.4.6 Pernyataan Informan Tentang Kegiatan Penyuluhan Diare yang Selama ini Berjalan di puskesmas Pancur Batu
Hasil penelitian yang dilakukan tentang kegiatan penyuluhan diare yang selama
ini berjalan di puskesmas Pancur Batu dapat dilihat dari tabel 4.10 berikut ini :
Tabel 4.10 Matriks Pernyataan Informan Tentang Kegiatan Penyuluhan
Diare yang Selama ini Berjalan di puskesmas Pancur Batu
Informan Pernyataan
Kepala puskemas
Dokter Penanggung jawab program
diare
Pegawai
Tokoh masyarakat
Kader posyandu
Ibu yang anaknya menderita diare
Anggota pkk
Penyuluhan dilakukan seperti ke sekolah- sekolah dan saat posyandu namun masih
harus ditingkatkan. Penyuluhan dilakukan dimasyarakat
Penyuluhan diare dilakukan di sekolah- sekolah dan posyandu.namun dua bulan
terkahir ini belum dilakukan penyuluhan dari puskesmas kesekolah tentang diare karena
yang harusnya penanggang jawab diare sudah pensiun saya baru dua bulan dialihtugaskan
makanya kurang paham Penyuluhan dilakukan namun belum rutin
Kalau di masyarakat kemarin ada kegiatan fogging karena disini juga masih tinggi dbd
Penyuluhan diare kurang karena masyarakat juga menganggap diare hal biasa dan masih
bisa diobati dengan obat sembur. Penyuluhan dilakukan sekali dalam sebulan
disaat posyandu namun jarang tentang diare,dbd dan malaria lebih ke ibu hamil dan
Kms. Penyuluhan dilakukan saat di meja ke 5 secara singkat dan memberikan buku tentang
kesehatan ibu dan anak yang didalam buku terdapat tentang diare namun kurang ditanya
apakah dibaca atau tidak. Penyuluhan tentang diare jarang dilakukan
bahkan hampir tidak pernah baik di posyandu maupun di puskesmas dan kalau anak saya
menderita diare biasanya hanya saya kasih obat
sembur temulawak,jahe
obat tradisional sudah sembuh
Penyuluhan sering dilakukan dengan kerja sama pada puskesmas maupun posyandu
namun jarang tentang diare.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan informan menyatakan bahwa penyuluhan dilakukan di sekolah-sekolah dan saat posyandu namun sangat jarang
penyuluhan tentang diare di posyandu namun ada 2 informan yang menyatakan selama ini penyuluhan diare belum adahampir tidak ada lebih sering melakukan
fogging.
4.4.7 Pernyataan Informan Tentang kordinasi dalam mendukung pelaksanaan program diare dimasyarakat di wilayah kerja
puskesmas Pancur Batu Hasil penelitian yang dilakukan tentang kordinasi dalam mendukung pelaksanaan
program diare di masyarakat di wilayah kerja puskesmas Pancur Batu dapat dilihat dari tabel 4.11 berikut ini :
Tabel 4.11 Matriks Pernyataan Informan Tentang Kordinasi dalam
Mendukung Pelaksanaan Program Diare di Masyarakat di Wilayah Kerja puskesmas Pancur Batu
Berdasarkan uraian di bawah , dapat disimpulkan informan menyatakan bahwa
kerjasama sudah dilakukan dalam mendukung pelaksanaan program diare yang melibatkan pendidikan, kader posyandu, tokoh masyarakat ataupun pemerintahan
setempat seperti kecamatan dan kelurahan.
Universitas Sumatera Utara
Informan Pernyataan
Kepala puskemas
Dokter
Penanggung jawab program diare
Pegawai Tokoh masyarakat
Kader posyandu Ibu yang anaknya menderita
diare Anggota pkk
Kordinasi yang dilakukan oleh puskesmas biasanya dengan pendidikan misalnya dalam
hal penyuluhan tentang PHBS ke sekolah- sekolah, dengan kepala desa, posyandu dan
anggota pkk . Kerja sama dengan kader posyandu dimana
kader sudah dibekali tentang cairan gula garam
Adanya kerja sama dengan kader posyandu dan keluraha untuk melaksanakan gotong
royong ataupun ke guru uks di sekolah Ya,puskemas sudah menjalin kerjasama baik
dengan pendidikan ataupun posyandu. Kerja sama cukup baik antara kelurahan dan
puskemas tentang gotong royong . Puskesmas sudah menjalin kordinasi ke
posyandu ,bidan desa dan kelurahan Ada,misalnya dalam hal gotong royong dan
posyandu Berkejasamalah baik dari kami anggota pkk
ke puskemas dan ke posyandu ataupun ke kelurahan dalam kebersihan lingkungan
namun kami hanya terlibat dalam kegiatan besar misalnya PIN.
4.4.8 Pernyataan Informan Tentang Upaya yang dilakukan Dalam Penyehatan Lingkungan
Hasil penelitian yang dilakukan tentang upaya yang dilakukan dalam penyehatan
lingkungan dapat dilihat dari tabel 4.12 berikut ini :
Tabel 4.12 Matriks Pernyataan Informan Tentang Upaya yang dilakukan
Dalam Penyehatan Lingkungan Berdasarkan uraian di bawah, dapat disimpulkan informan menyatakan bahwa
dalam upaya penyehatan lingkungan yang dilakukan yaitu gotong royong dengan melibatkan masyarakat namun belum dilakukan rutin dan ada 2 informan yang
menyatakan bahwa satu dua bulan terakhir belum ada dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Informan Pernyataan
Kepala puskemas
Dokter Penanggung jawab program
diare
Pegawai Tokoh masyarakat
Kader posyandu
Ibu yang anaknya menderita diare
Anggota pkk
Diare kan berhubungan dengan kebersihan lingkungan jadi kegiatan yang dilakukan
gotong royong yang melibatkan masyarakat. Melakukan gotong royong
Dalam
penyehatan lingkungan
yang dilakukan ya kerjasama dengan pemerintah
setempat untuk melakukan gotong royong biasanya tiap bulan.
Gotong royong dilakukan dengan masyarakat Ya,kami berkordinasi dengan puskemas
dalam
melakukan gotong
royong dan
mengumumkan kemasyarakat
agar berpartisipasi
Melakukan gotong royong meskipun belum rutin dan satu bulan trakhir belum ada
dilakukan Kegiatan yang dilakukan disini ya gotong
royong tapi satudua bulan terakhir ini belum ada dilakukan
Penyehatan lingkungan yang dilakukan yaitu gotong royong untuk mendukung program
pemerintah Deli Serdang berseri,kampung hijau dan ada juga bulan bakti gotong royong
april-mei tiap tahun meskipun belum rutin dikerjakan.
4.4.9 Pernyataan Informan Tentang tingkat partisipasi masyarakat dalam mendukung program diare
Hasil penelitian yang dilakukan tentang tingkat partisipasi masyarakat dalam mendukung program diare dapat dilihat dari tabel 4.13 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13 Matriks Pernyataan Informan Tentang partisipasi masyarakat
dalam mendukung pelaksanaan program diare
Informan Pernyataan
Kepala puskemas
Dokter Penanggung jawab program
diare
Pegawai
Tokoh masyarakat Kader posyandu
Ibu yang anaknya menderita diare
Anggota pkk
Partisipasi masyarakat masih kurang dalam mendukung
pelaksanaan program
diare misalnya dalam gotong royong ataupun ikut
dalam penyuluhan yang dilakukan. Masyarakat masih mau aktif terlibat dalam
gotong royong meskipun tidak keseluruhan Gotong royong kadang-kadang dilakukan dan
bidan desa mewakili puskemas kalau gotong royong selalu di hayo hayokan namun hanya
sedikit yang mau terlibat. Masih banyak juga yang mau terlibat
meskipun masih ada masyarakat kurang peduli dengan gotong royong.
Yang terlibat dalam gotong royong hanya 50 dari jumlah masyarakat
Kalau
ada dilakukan
gotong royong,
masyarakat cukup antusias. Kurang banyak sih masyarakat yang mau
terlibat dalam hal gotong royong Kalau ada gotong royong selalu di umumkan
namun masih sedikit yang mau terlibat dengan berbagai alasan dari masyarakat
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan informan menyatakan bahwa
partisipasi masyarakat dalam mendukung pelaksanaan program diare sudah lumayan baik meskipun belum keseluruhan masyarakat terlibat dan ada yang tidak
aktif dalam kegiatan gotong royong.
4.4.10 Pernyataan Informan Tentang Pelaksanaan Surveilans Epidemologi yang selama ini berjalan di Puskesmas Pancur Batu
Hasil penelitian yang dilakukan tentang Pelaksanaan Surveilans Epidemologi
yang selama ini berjalan di Puskesmas Pancur Batu dapat dilihat dari tabel 4.14 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14 Matriks
Pernyataan Informan
Tentang Pelaksanaan
Surveilans Epidemologi yang selama ini berjalan di Puskesmas Pancur Batu
Informan Pernyataan
Kepala puskemas
Dokter Penanggung jawab program
diare
Dilakukan untuk memantau jumlah penderita diare apakah terjadi peningkatan sehingga
mencegah adanya KLB Ada petugas surveilans yang turun ke
masyarakat Kalau banyak yang menderita diare dalam
satu kelurahan secara bersamaan kami akan turun ke lapangan namun sejauh ini belum
pernah ada KLB
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan informan menyatakan bahwa
kegiatan surveilans epidemologi dilakukan terkhusus ketika jumlah nya bertambah banyak maka petugas akan turun kelapangan untuk memantau.
4.4.11 Pernyataan Informan Tentang Monitoring dan Evaluasi di Puskesmas Pancur Batu
Hasil penelitian yang dilakukan tentang monitoring dan evaluasi di Puskesmas
Pancur Batu dapat dilihat dari tabel 4.15 berikut ini :
Tabel 4.15 Matriks Pernyataan Informan Tentang Monitoring dan
Evaluasi di Puskesmas Pancur Batu
Informan Pernyataan
Kepala puskemas
Dokter
Penanggung jawab program diare
Pelaksanaan program diare ya harus dipantau melalui laporan mingguan atau bulanan untuk
memantau jumlah penderita dan jangan sampai KLB dan juga evaluasi kinerja
petugas puskemas. Pengawasan dan evaluasi dilakukan untuk
melihat jumlah penderita diare berdasarkan laporan.
Dilakukan berdasarkan laporan rutin tiap bulan dari bidan desa dan kunjungan
penderita diare di puskemas
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan informan menyatakan bahwa pemantauan dan evaluasi dilakukan berdasarkan laporan bulanan ataupun
mingguan
4.4.12 Pernyataan Informan Tentang Hambatan yang Dirasakan Dalam Pelaksanaan Program Diare
Hasil penelitian yang dilakukan tentang hambatan yang dirasakan dalam
pelaksanaan program diare dapat dilihat dari tabel 4.16 berikut ini :
Tabel 4.16 Matriks Pernyataan Informan Tentang Hambatan yang
Dirasakan Dalam Pelaksanaan Program Diare
Informan Pernyataan
Kepala puskemas
Dokter Penanggung jawab program
diare Kader Posyandu
Hambatan tidak terlalu ada paling partisipasi masyarakat yangmasih kurang karena diare
kan berhubungan
dengan kebersihan
lingkungan dan perorangan. Hambatan tidak ada yang dirasakan sejauh ini
Masyarakat kurang peduli karena merasa diare adalah penyakit biasa aja bagi balita dan
bisa ditangani sendiri dengan obat sembur Masyarakat lebih tertarik pada pengobatan
dibandingkan dengan pencegahan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan informan menyatakan bahwa
hambatan dalam pelaksanaan program diare yaitu masyarakat yang kurang aktif atau peduli terhadap kebersihan lingkungan maupaun perorangan dan lebih
tertarik pada pengobatan dibandingkan pencegahan.
4.4.13 Pernyataan Informan Tentang Ouput Pelaksanaan Program Diare Hasil penelitian yang dilakukan tentang output pelaksanaan program diare dapat
dilihat dari tabel 4.17 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.17 Matriks Pernyataan Informan Tentang Output Pelaksanaan
Program Diare
Informan Pernyataan
Pegawai
Tokoh Masyarakat
Anggota pkk Ibu yang anaknya menderita
diare Kader Posyandu
Menurunnya angka kesakitankematian diare pada balita di wilayah kerja puskesmas
pancur Batu Ya kasus diare menurun lah dan pengetahuan
masyarakat
semakin meningkat
tentang pencegahan diare
Penyakit diare
semakin berkurang
di masyarakat
Yang jelas penderita diare berkurang pada bayi dan balita
Penderita diare ini kita bisa atasi bersama terutama pada bayi dan balita jadi diharapkan
pada masyarakat terutama ibu dapat terlibat dalam pencegahan diare
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan informan menyatakan bahwa
keluaran yang diharapkan ialah kasus diare semakin menurun dan pengetahuan masyarakat meningkat dan terlibat.
Universitas Sumatera Utara
40
Universitas Sumatera Utara
56
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Masukan input
Terdapat beberapa aspek yang dikategorikan sebagai masukan input dalam pelaksanaan program diare di Puskesmas Medan Deli yaitu : tenaga
kesehatan dan sarana kesehatan.
5.1.1 Tenaga Kesehatan
Agar program diare dapat berjalan secara optimal, peran dari tenaga kesehatan sangat dibutuhkan. Tenaga kesehatan yang terlibat dalam pelaksanaan
program diare bukan hanya tanggung jawab petugas diare saja tetapi tenaga kesehatan lain juga ikut terlibat. Petugas diare tidak akan mampu mengatasi
permasalahan diare tanpa adanya kerjasamakoordinasi dengan tenaga kesehatan lainnya.
Dalam mencegah terjadinya peningkatan kasus diare, petugas diare berperan dalam melakukan penyuluhan dan membuat laporan rutin diare.
Penyuluhan dilakukan di puskesmas maupun di luar puskesmas yaitu di posyandu melalui kader posyandu dan di sekolah. Petugas diare juga rutin membuat laporan
diare dalam bentuk mingguan W2 dan bulanan LB yang selanjutnya akan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Deli Serdang.
Petugas penanggung jawab diare di Puskemas Pancur Batu baru menjabat dikarenakan petugas diare sebelumnya baru pensiun dan penanggungjawab diare
tersebut memiliki tugas lain sebagai petugas laboratorium. Penanggung jawab
Universitas Sumatera Utara
diare cukup sibuk menangani pasien di bagian laboratorium sehingga tidak fokus pada pelaksanaan program diare.
Di Puskesmas Pancur Batu dalam mewaspadai peningkatan kasus diare, penanggung jawab diare telah menjalin kerjasama dengan tenaga kesehatan
lingkungan, promosi kesehatan, tenaga Uks dan Surveilans epidemologi. Tenaga kesehatan lingkungan berperan dalam hal memantau sanitasi dasar masyarakat,
seperti : Persediaan air bersih PAB, Jamban Keluarga JAGA, Saluran Pembuangan Air Limbah SPAL dan tempat sampah. Apabila di masyarakat
terjadi peningkatan kasus diare karena pengaruh lingkungan yang buruk, maka petugas diare bersama dengan tenaga kesehatan lingkungan segera turun ke
masyarakat untuk melakukan tindakan penanggulangan Dalam pemberian pengobatan diare di masyarakat, tenaga kesehatan
dibantu oleh peran dari kader-kader posyandu. Apabila terdapat balita yang sakit diare di posyandu, maka kader segera memberikan oralit. Kader posyandu juga
mengajari ibu balita tentang pertolongan pertama saat anak diare yaitu dengan membuat larutan gula garam untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Pengetahuan
dan keterampilan kader dalam menangani balita yang sakit diare di posyandu dinilai sudah baik. Dari hasil wawancara dengan kader diketahui bahwa pelatihan
diare secara khusus belum pernah dilakukan, namun tenaga kesehatan selalu memberikan bimbingan dan pengarahan kepada kader sebelum pelaksanaan
posyandu.
Universitas Sumatera Utara
5.1.2 Sarana Kesehatan
Sarana adalah seluruh bahan, peralatan, serta fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan suatu program. Dalam mendukung pelaksanaan program diare
di puskesmas sarana yang dibutuhkan adalah logistik, pojok oralit, peralatan kesehatan dan media penyuluhan. Hasil penelitian Dwi 2013 menyatakan bahwa
ketersediaan sarana dan prasarana usaha kesehatan sekolah memiliki hubungan yang signifikan dengan peningkatan perilaku hidup sehat.
Dalam pengendalian penyakit diare, Logistik yang dibutuhkan adalah oralit, tablet zinc dan obat paket KLB Diare. Kemasan obat yang disediakan
adalah oralit 200 ml, tablet zinc 20 mg, untuk obat paket KLB Diare adalah oralit, Ringer Laktat 500 ml, giving set dan wing needle ukuran anak dan dewasa, I.V.
catheter dengan ukuran sesuai kebutuhan dan Tetrasiklin 500 mg Kemenkes RI, 2011.
Logistik yang ada di Puskesmas Pancur Batu cukup tersedia, walaupun ada logistik yang tidak tersedia. Adapun logistik yang sudah tersedia yaitu obat-
obatan seperti oralit 200 ml, Ringer Laktat 500 ml, dan Tetrasiklin 500 mg. Sedangkan logistik yang tidak tersedia yaitu tablet Zinc 20 mg. Pemberian tablet
zinc penting diberikan segera setelah anak mengalami diare. Pemberian zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan diare,
mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya Kemenkes RI,
2011
Universitas Sumatera Utara
MTBS Manajemen Terpadu Balita Sakit merupakan intervensi yang cost effective untuk mengatasi masalah kematian balita yang disebabkan oleh Infeksi
Pernapasan Akut ISPA, diare, campak, malaria, kurang gizi, dan yang sering merupakan kombinasi dari keadaan tersebut. Langkah pendekatan MTBS adalah
dengan menggunakan algoritma sederhana yang digunakan oleh tenaga kesehatan untuk mengatasi masalah kesakitan pada balita. Keberhasilan penerapan MTBS
berkaitan dengan adanya monitoring pasca pelatihan, bimbingan teknis bagi perawat dan bidan, kelengkapan sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan
MTBS termasuk kecukupan obat-obatan. Berdasarkan hasil wawancara di Puskesmas Pancur Batu, Sarana
kesehatan yang mendukung dalam pelaksanaan program diare adalah ruangan MTBS, sehingga penanganan balita sakit tidak digabungkan dengan pasien
lainnya di ruangan poli umum. Tenaga kesehatan sudah dilatih dalam tatalaksana kasus balita sakit dengan pendekatan MTBS.
Penyuluhan yang dilakukan membutuhkan adanya media promosi kesehatan. Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk
menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronika TV, Radio, komputer, dll dan media
luar ruang. Sehingga sasaran dapat meningkatkan pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan
Notoatmodjo, 2010. Media penyuluhan yang ada di Puskesmas Pancur Batu yaitu berupa poster
yang diletakkan di ruangan tunggu pasien, pasien yang menunggu giliran
Universitas Sumatera Utara
pengobatan dapat dengan mudah membaca informasi dan penanganannya, namun poster diare tidak ada di puskesmas Pancur Batu. Pemberian konseling kepada
penderita diare di puskesmas tenaga kesehatan tidak ada menggunakan media penyuluhan apapun. Konseling hanya dilakukan dengan komunikasi dua arah saja
yaitu antara tenaga kesehatan dan pasien.
5.2 Proses process
Aspek yang terdapat dalam proses pelaksanaan program diare di Puskesmas Medan Deli adalah terdiri dari: Tatalaksana penderita diare,
pengelolaan logistik, promosi kesehatan, pencegahan diare, dan surveilans epidemologi.
1. Tatalaksana penderita diare
Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang termasuk dalam Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS. Seluruh balita sakit yang datang ke
puskesmas diharapkan ditangani dengan pendekatan MTBS, termasuk penyakit diare. MTBS adalah suatu pendekatan yang terintegrasiterpadu dalam tatalaksana
balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-5 tahun balita secara
menyeluruh Depkes RI, 2008.
Kementrian Kesehatan RI Tahun 2011 mengeluarkan kebijakan tatalaksana diare yaitu LINTAS diare Lima Langkah Tuntaskan Diare, yang
terdiri atas: pemberian oralit, pemberian tablet zinc selama 10 hari berturut-turut, meneruskan ASI-Makan, pemberian antibiotik secara selektif dan pemberian
nasihat pada ibukeluarga.
Universitas Sumatera Utara
Depkes RI, 2008 menegaskan bahwa seluruh balita sakit yang datang ke puskesmas diharapkan ditangani dengan pendekatan MTBS, bila jumlah
kunjungannya tidak banyak kurang dari 10 kasus per hari. Akan tetapi bila perbandingan jumlah tenaga kesehatan yang telah dilatih MTBS dan jumlah
kunjungan balita sakit per hari cukup besar maka penerapan MTBS di puskesmas dilakukan secara bertahap.
Di Puskesmas Pancur Batu balita sakit diare yang datang ke puskesmas ditangani dengan pendekatan MTBS. Langkah-langkah yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan yaitu menanyakan pada ibu mengenai masalah balita, melakukan pemeriksaan, menanyakan keluhan utama, menentukan klasifikasi dan melakukan
tindakan. Namun hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Pancur Batu menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan alur pengobatan pada balita tanpa
dehidrasi Terapi A dan balita dengan dehidrasi Ringan-Sedang Terapi B. Pada balita dengan dehidrasi ringan-sedang tidak ada diberikan oralit dalam 3 jam
pertama di sarana kesehatan. Ibukeluarganya tidak ada diajarkan bagaimana cara menyiapkan oralit dan berapa banyak oralit yang harus diminum oleh penderita.
Puskesmas Pancur Batu merupakan puskesmas perawatan yang melayani pasien berobat jalan dan rujukan juga pasien rawat inap. Pasien yang memerlukan
perawatan lebih lanjut dan memerlukan rawat inap akan dirujuk ke Rumah Sakit terdekat. Dalam penanganan balita dengan dehidrasi berat Terapi C, tenaga
kesehatan segera merujuk balita ke rumah sakit terdekat. Prosedur Tatalaksana penderita diare yaitu dengan melakukan
pemeriksaan terhadap balita dengan menggunakan tabel penilaian derajat
Universitas Sumatera Utara
dehidrasi sehingga dapat menentukan rencana pengobatan yang sesuai. Penderita diare tanpa dehidrasi tenaga kesehatan menerangkan empat cara terapi diare
dirumah, penderita diare dehidrasi ringan tenaga kesehatan memberikan oralit di sarana kesehatan dan penderita diare dehidrasi berat dengan memberikan cairan
intravena atau merujuk ke sarana kesehatan lain Kemenkes RI,2011. Berdasarkan hasil penelitian, Dalam hal memberikan konseling untuk
menjelaskan kepada ibu balita tentang mengobati penderita diare dirumah bila anak tanpa dehidrasi dan memantau ibu balita untuk meneruskan ASI-makan
masih kurang terlaksana sehingga secara umum pelaksanaan tatalaksana diare di Puskesmas Pancur Batu belum berjalan dengan maksimal.
2. Pengelolaan Logistik