Buletin Jendela Data Dan Informasi Kesehatan tentang Situasi Diare di Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2012 http:depkes.go.id. 20 februari 2016. Tatalaksana penderita diare

Kemenkes RI. 2010. Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak 2011. Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare 2011. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lngkungan tentang Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare. Jakarta

2011. Buletin Jendela Data Dan Informasi Kesehatan tentang Situasi Diare di Indonesia.

2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012 http:depkes.go.id. 20 februari 2016.

2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013 http:depkes.go.id. 20 februari 2016.

Kotrun. 2014. Hubungan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Terhadap Daya Tarik Vektor Musca Domestica dengan Risiko Diare pada Baduta di Kelurahan Ciputat Tahun 2014. Skripsi Fakultas Kedokteran dan ILmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidaytullah. Jakarta Notoatmodjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori Aplikasi. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta Permenkes 2014. Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta 2014. Penanggulangan Penyakit Menular No. 82 Tahun 2014. Jakarta Setyoko, 2014. Hakikat Program. Trans Info Media. Jakarta Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R D. Alfabeta. Bandung Syafrudin.2009. Promosi Kesehatan untuk Mahasiswa Kebidanan. Trans Info Media. Jakarta Dwi. 2013. Hubungan Antara Ketersediaan Sarana dan Prasarana Usaha Kesehatan Sekolah dengan Perilaku Hidup Siswa kelas VI SD Negeri Mungkung Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo. Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Yogyakarta Universitas Sumatera Utara Winda. 2010. HubunganPemberian ASI Ekslusif dengan Angka Kejadian Diare. Skripsi Fakultas kedokteran. Universitas Sebelas Maret. Surakarta Wisna. 2014. Hubungan Kelengkapan Imunisasi dan Pembuangan Sampah Terhadap Kejadian Diare pada Anak Balita. Skripsi FKM. Universitas Negeri Gorontalo. Wuryanto Arie. 2008. Surveilans Penyakit Demam Berdarah Dengue dan Permasalahannya di Kota Semarang. Seminar Nasional Mewujudkan Kemandirian Kesehatan Masyarakat Berbasis preventif dan promotif. Zulfikar, Ryan. 2014. Hubungan Pemberian Makanan Pendamping ASI dengan Angka Kejadian Diare pada Bayi di Kabupaten Merauke.SkripsiFK, Universitas Muhammadyah. Yogyakarta Universitas Sumatera Utara 37

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan studi deskriptif sebagai desain penelitian. Menggunakan metode kualitatif maka data yang didapatkan akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna sebagai tujuan penelitian dapat dicapai. Gambar 3.1 Tahapan desain penelitian

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kulitatif yang bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan mendalam tentang pelaksanaan program Diare di Puskemas Pancur Batu Kecamatan Pancur Batu tahun 2016. Tahap 1 Perencanaan 1.Penetapan tempat penelitian 2.Rancangan penelitian 3.Penyusunan instrument penelitian 4. Penentuan informan Tahap 2 Pelaksanaan 1.Melakukan wawancara 2.Observasi tenaga dan sarana 3.Pengumpulan data 4.Mengikuti beberapa kegiatan puskesmas Tahap 3 Analisis 1.Analisis data yang dikumpulan 2. Analisis tenaga dan sarana Tahap 4 Evaluasi Analisis program dalam penurunan kasus diare Universitas Sumatera Utara

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pancur Batu, dengan pertimbangan berdasarkan data penderita diare 1021 orang 2013, 1539 orang 2014 dan 1782 orang 2015 yang mengalami peningkatan tiap tahunnya.

3.3.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan mulai bulan Agustus 2016.

3.4 Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan purposive sampling yaitu pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan dengan memilih informan yang berada dan mampu memberikan informasi yang berkaitan dengan topik penelitian yaitu pelaksanaan program diare di wilayah kerja Puskesmas Pancur Batu Kecamatan Pancur Batu berjumlah 8 orang yang terdiri dari : 1. Kepala Puskesmas Pancur Batu 2. Dokter Puskesmas Pancur Batu 3. Penanggung jawab program diare di Puskesmas Pancur Batu 4. Pegawai Kecamatan Pancur Batu 5. Anggota PKK 6. Kader Posyandu 7. Tokoh Masyarakat 8. Ibu balita yang anaknya menderita Diare Universitas Sumatera Utara

3.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan dua sumber data yaitu: 1. Data primer menggunakan wawancara mendalam kepada informan dengan berpedoman pada panduan wawancara yang telah dipersiapkan. 2 Data sekunder yang diperoleh dari profil puskesmas, data penderita diare di wilayah kerja Puskesmas Pancur batu, profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, profil kesehatan Kabupaten Deli Serdang dan sumber- sumber lain yang dianggap relevan dengan tujuan penelitian

3.6 Triangulasi

Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber, yaitu mendapatkan data dari sumber yang berbeda dengan teknik yang sama, yakni dengan memilih informan yang dianggap dapat memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diajukan Sugiyono, 2011.

3.7 Analisis Data

Analisis data kualitatif dilakukan secara simultan dengan proses pengumpulan data, interpretasi data dan dibuat matrik untuk mempermudah dalam melihat data secara lebih sistematis Miles dan Huberman dalam Herdiansyah, 2012. Universitas Sumatera Utara 40

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Puskesmas Pancur Batu

Puskesmas Pancur Batu terletak di Jalan Jamin Ginting km 17,5 Desa Tengah luas wilayah 93.12 ha Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Wilayah kerja Puskesmas Pancur Batu terdiri dari 22 desa yaitu : Desa Baru, Bintang Meriah, D.Simbelang, Durin Jangak, Durian Tonggal, Hulu, Lama, Namo Simpur, Namo Riam, Namo Rih, Namo Bintang, Pertampilen, Salam Tani, Simalingkar A, Semabahe Baru, Sugau, Tanjung Anom, Tuntungan I, Tuntungan II, Tiang Layar, Tengah, dan P.Simalingkar. Jumlah lingkungan adalah sebesar 96 lingkungan dengan jumlah penduduk adalah 77.723 jiwa. Tabel 4.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Pancur Batu Tahun 2016 No Desa Jumlah Penduduk Jumlah Lingkungan Luas WilayahHa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Baru Bintang Meriah D.Simbelang Durin Jangak Durian Tonggal Hulu Lama Namo Simpur Namo Riam Namo Rih Namo Bintang Pertampilen Salam Tani Simalingkar A Semabahe Baru Sugau Tanjung Anom Tuntungan I 7201 1326 2783 2156 2157 4113 5855 1339 1892 1489 6480 1797 1667 2783 3300 1528 10.118 4880 5 4 3 3 5 5 7 4 5 3 5 3 4 5 2 5 6 4 272 699 489 491 911 436 168 219 515 409 499 436 974 341 357 419 524 344 Universitas Sumatera Utara 19 20 21 22 Tuntungan II Tiang Layar Tengah P.Simalingkar 2156 1686 2772 7795 4 3 4 7 352 415 115 119 Jumlah 77.723 96 93.12 Tabel 4.2 Data Tenaga Kesehatan di Puskesmas Pancur Batu Tahun 2016 No Tenaga Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 Dokter Umum Dokter Gigi Sarjana Kesehatan Masyarakat Sarjana Keperawatan Tenaga Promosi Kesehatan D3 Keperawatan D3 Kebidanan 4 3 2 2 1 10 20 Tabel 4.3 Data Sarana di Puskesmas Pancur BatuTahun 2016 No Sarana Jumlah 1 2 3 4 5 6 Ruangpoliklinik MTBS Ruang pemeriksaan Umum Ambulans Kendaraan roda dua Mobil Puskesmas Keliling Ruang KIA Kesehatan Ibu dan Anak dan KB Keluarga Berencana 1 1 1 1 1 1

4.2 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini ada 8 informan yaitu Kepala Puskesmas Pancur Batu, Dokter Puskesmas Pancur Batu, Penanggungjawab Program Diare Puskesmas Pancur Batu, Pegawai Kecamatan Pancur Batu , Tokoh Masyarakat, Anggota PKK, Kader Posyandu, Ibu Balita yang Anaknya Menderita Diare. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Karakteristik Informan No Informan Jenis Kelamin Umur tahu n Pendidikan Jabatan 1 2 3 4 5 6 7 8 dr.Hj. Tetti Rossanti Keliat dr. Susi Margaretha Alamria br. Bangun Juna Guru Singa Yuni Eka Isa Sri wahyuni Juliana br. Tarigan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan 39 55 48 35 34 22 55 41 S1 S1 D3 SMA D3 D3 D3 SMA Kepala Puskesmas Dokter Puskesmas Penanggung jawab Diare Tokoh Masyarakat Anggota PKK Kader Posyandu Pegawai Ibu balita yang anaknya menderita diare 4.3 Alur Pengobatan Diare di Puskesmas Puskesmas Pancur Batu Gambar 4.1 Alur Pengobatan Diare

4.4 Verbatim Wawancara Pelaksanaan Program Diare di Puskesmas

Pancur Batu Datang Pendaftaran di loket Pemeriksaan Status gizi oleh tenaga gizi Pengukuran berat badan dan tinggi badan Tindakan Pengobatan di Ruang Poli Umum oleh Dokter : Bertanya tentang riwayat penyakit diare, Melakukan pemeriksaan, Terapi, Konseling, Penulisan resep. Pengambilan obat Pulang Universitas Sumatera Utara 4.4.1 Pernyataan Informan Tentang Tenaga Kesehatan yang Terlibat dalam Pelaksanaan Program Diare di Puskesmas Pancur Batu Hasil penelitian yang dilakukan tentang tenaga kesehatan yang terlibat dalam pelaksanaan program diare di Puskesmas Pancur Batu dapat dilihat dari tabel 4.5 berikut ini : Tabel 4.5 Matriks Pernyataan Informan Tentang Tenaga Kesehatan yang Terlibat dalam Pelaksanaan Program Diare di Puskesmas Pancur Batu Dari pernyataan informan dapat disimpulkan bahwa tenaga kesehatan yang terlibat dalam pelaksanaan program diare bukan hanya pemegang program diare saja tetapi tenaga kesehatan lain juga ikut terlibat seperti Kepala Puskesmas, Dokter, tenaga Kesehatan Lingkungan, Tenaga Gizi, Tenaga Surveilans Epidemiologi dan Tenaga UKS sehingga semua nya dapat bekerjasama untuk menanggulangi diare . Universitas Sumatera Utara Informan Pernyataan Kepala puskesmas Dokter Banyak yang terlibat dalam program diare termasuk saya sebagai kepala puskesmas, dokter, pemegang program diare, Mtbs, Promkes tenaga UKS, tenaga kesehatan lingkungan dan surveilans epidemiologi, jadi semua itu terlibat dimana nanti masing-masing tenaga kesehatan itu akan melakukan tugasnya masing- masing.Bekerja sama juga dengan Dinas kesehatan yang biasanya juga melakukan pelatihan. seperti kepala puskesmas ya menanggungjawabi staf-staf nya, dokter tugasnya menangani pasien, kalau pemegang program diare itu tugasnya melakukan penyuluhan diare dan merekap data diare dalam bentuk mingguan baik kasus yang ada di puskesmas ataupun temuan kader di posyandu jadi setiap minggunya direkap dan dikirim ke Dinas Kesehatan, kalau surveilans epidemiologi tugasnya mendata jangan sampai ada KLB, sedangkan Tenaga UKS mereka memberikan penyuluhan PHBS ke sekolah. Yang terlibat bukan hanya pemegang program diare tetapi juga kepala puskesmas, petugas surveilans, petugas kesehatan lingkungan, petugas gizi, petugas SP2TP dan dokter, jadi semua petugas kesehatan saling bekerjasama menyelesaikan permasalahan diare Penanggung jawab program diare semua tenaga kesehatan terlibat termasuk tenaga promkes, tenaga kesling,teanga surveilans epidemolgi dan yang laiinya. 4.4.2 Pernyataan Informan Tentang Sarana Kesehatan yang Tersedia dalam Mendukung Pelaksanaan Program Diare di Puskesmas Pancur Batu Hasil penelitian yang dilakukan tentang sarana kesehatan yang tersedia dalam mendukung pelaksanaan program diare di Puskesmas Pancur Batu dapat dilihat dari tabel 4.6 berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Matriks Pernyataan Informan Tentang Sarana Kesehatan yang Tersedia dalam Mendukung Pelaksanaan Program Diare di Puskesmas Pancur Batu Informan Pernyataan Kepala puskemas Dokter Penanggung jawab program diare Pegawai Ibu yang anaknya menderita diare Anggota pkk Sarana yang tersedia itu kita mengadakan poskesdes MTBS di puskesmas, karena pertolongan pertama dari diare itu adalah pemberian oralit . Obat-obatan seperti oralit, tablet zinc, cairan infuse, dll. Kalau persediaan oralit ada, tapi biasanya kalau tidak ada tablet zinc di puskesmas diresepkan agar pasien bisa beli di luar. kalau poster-poster diare belum ada, peralatan lain yang mendukung juga lengkap tapi kalau pojok oralit tidak ada. Sarana di puskesmas sudah cukup lengkap tapi untuk yang program diare masih belum dimana pojok oralit dan poster diare belum ada tersedia. Sarana kesehatan yang tersedia di puskesmas sudah cukup lengkap Berdasarkan ukuran suatu puskemas yang tersedia sudah cukup lengkap. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan 6 informan menyatakan bahwa sarana kesehatan yang tersedia dalam mendukung pelaksanaan program diare di puskesmas sudah lengkap, obat-obatan seperti oralit dan tablet zinc merupakan harus tersedia di setiap puskesmas, 2 informan menyatakan bahwa pojok oralit tidak ada di puskesmas padahal perlu ada.

4.4.3 Pernyataan Informan Tentang Pengelolaan Logistik di

Puskesmas Pancur Batu Hasil penelitian yang dilakukan tentang dapat dilihat Pengelolaan Logistik di Puskesmas Pancur Batu dari tabel 4.7 berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Matriks Pernyataan Informan Tentang Pengelolaan Logistik di Puskesmas Pancur Batu Informan Pernyataan Kepala puskemas Dokter Penanggung jawab program diare Oralit selalu tersedia di puskesmas Oralit di puskemas selalu tersedia kadang yang tidak ada itu tablet zinc. Klw sedang tidak tersedia saya meresepkanny untuk beli diluar. Oralit selalu tersedia di puskesmas Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan informan menyatakan bahwa oralit selalu tersedia di puskesmas

4.4.4 Pernyataan Informan Tentang Proses Tatalaksana Diare di

Puskesmas Pancur Batu Hasil penelitian yang dilakukan tentang Proses Tatalaksana Diare di Puskesmas Pancur Batu dapat dilihat dari tabel 4.8 berikut ini : Tabel 4.8 Matriks Pernyataan Informan Tentang Proses Tatalaksana Diare di Puskesmas Pancur Batu Informan Pernyataan Kepala puskemas Dokter Proses tatalaksana dilakukan dimulai dengan pendafataran diloket, pemeriksaan oleh tenaga kesehatan kemudian diberikan tindakan sesuai indikasi nya misalnya pemberian oralit pada penderita diare Ya dimulai dengan bertanya sudah berapa hari diarenya? Muntah atau demam? Ada darah ditinja atau tidak dsb sehingga Penderita dapat diperiksa untuk mengetahui apakah sudah dehidrasi agar dapat memberikan tindakan misalnya dengan Pemberian oralit dan tablet zinc untuk proses penyembuhan. Penanggung jawab program diare Tatalaksana diare yang dilakukan dengan pemberian oralit dan menganjurkan pada ibu yang anaknya menderita diare untuk teruskan ASI dan pemberian makan Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan informan menyatakan bahwa proses tatalaksana diare LINTAS DIARE sudah dilakukan dengan pemberian oralit, pemberian tablet zinc dan nasihat pada ibu yang anaknya mederita diare. 4.4.5 Pernyataan Informan Tentang Kegiatan Promosi Diare yang Dilakukan puskesmas Pancur Batu Hasil penelitian yang dilakukan tentang promosi diare yang dilakukan puskesmas Pancur Batu dapat dilihat dari tabel 4.9 berikut ini : Tabel 4.9 Matriks Pernyataan Informan Tentang Promosi Diare yang Dilakukan puskesmas Pancur Batu Informan Pernyataan Kepala puskemas Dokter Penanggung jawab program diare Pegawai Kader posyandu Ibu yang anaknya menderita diare Anggota pkk Promosi kesehatan yang dilakukan itu salah satu nya pemberian informasi melalui poster yang ditempel, home visit dan penyuluhan di Posyandu pada masyarakat Penjelasan sedikit tentang kesehatan saat mengobati pasien dan ada poster yang ditempel didinding puskemas. Ya home visit yang dilakukan bidan desa dan penyuluhan di posyandu Paling penyuluhan aja Home visit jarang dikerjakan sih paling pembagian buku KIA saat posyandu aja Paling itu kalau saya bertanya ke dokter nya tentang apa yang saya derita dll lumayan ditanggapi dengan baik dan diberi masukan Seringan itu promosi nya itu penyuluhan aja jaran yang pendekatan pribadi ke masyrakat saat berobat ataupun kerumah home visit Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan promosi kesehatan yang dilakukan puskesmas itu ialah melalui poster, penjelasan singkat oleh dokter dan penyuluhan di posyandu. Universitas Sumatera Utara 4.4.6 Pernyataan Informan Tentang Kegiatan Penyuluhan Diare yang Selama ini Berjalan di puskesmas Pancur Batu Hasil penelitian yang dilakukan tentang kegiatan penyuluhan diare yang selama ini berjalan di puskesmas Pancur Batu dapat dilihat dari tabel 4.10 berikut ini : Tabel 4.10 Matriks Pernyataan Informan Tentang Kegiatan Penyuluhan Diare yang Selama ini Berjalan di puskesmas Pancur Batu Informan Pernyataan Kepala puskemas Dokter Penanggung jawab program diare Pegawai Tokoh masyarakat Kader posyandu Ibu yang anaknya menderita diare Anggota pkk Penyuluhan dilakukan seperti ke sekolah- sekolah dan saat posyandu namun masih harus ditingkatkan. Penyuluhan dilakukan dimasyarakat Penyuluhan diare dilakukan di sekolah- sekolah dan posyandu.namun dua bulan terkahir ini belum dilakukan penyuluhan dari puskesmas kesekolah tentang diare karena yang harusnya penanggang jawab diare sudah pensiun saya baru dua bulan dialihtugaskan makanya kurang paham Penyuluhan dilakukan namun belum rutin Kalau di masyarakat kemarin ada kegiatan fogging karena disini juga masih tinggi dbd Penyuluhan diare kurang karena masyarakat juga menganggap diare hal biasa dan masih bisa diobati dengan obat sembur. Penyuluhan dilakukan sekali dalam sebulan disaat posyandu namun jarang tentang diare,dbd dan malaria lebih ke ibu hamil dan Kms. Penyuluhan dilakukan saat di meja ke 5 secara singkat dan memberikan buku tentang kesehatan ibu dan anak yang didalam buku terdapat tentang diare namun kurang ditanya apakah dibaca atau tidak. Penyuluhan tentang diare jarang dilakukan bahkan hampir tidak pernah baik di posyandu maupun di puskesmas dan kalau anak saya menderita diare biasanya hanya saya kasih obat sembur temulawak,jahe obat tradisional sudah sembuh Penyuluhan sering dilakukan dengan kerja sama pada puskesmas maupun posyandu namun jarang tentang diare. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan informan menyatakan bahwa penyuluhan dilakukan di sekolah-sekolah dan saat posyandu namun sangat jarang penyuluhan tentang diare di posyandu namun ada 2 informan yang menyatakan selama ini penyuluhan diare belum adahampir tidak ada lebih sering melakukan fogging. 4.4.7 Pernyataan Informan Tentang kordinasi dalam mendukung pelaksanaan program diare dimasyarakat di wilayah kerja puskesmas Pancur Batu Hasil penelitian yang dilakukan tentang kordinasi dalam mendukung pelaksanaan program diare di masyarakat di wilayah kerja puskesmas Pancur Batu dapat dilihat dari tabel 4.11 berikut ini : Tabel 4.11 Matriks Pernyataan Informan Tentang Kordinasi dalam Mendukung Pelaksanaan Program Diare di Masyarakat di Wilayah Kerja puskesmas Pancur Batu Berdasarkan uraian di bawah , dapat disimpulkan informan menyatakan bahwa kerjasama sudah dilakukan dalam mendukung pelaksanaan program diare yang melibatkan pendidikan, kader posyandu, tokoh masyarakat ataupun pemerintahan setempat seperti kecamatan dan kelurahan. Universitas Sumatera Utara Informan Pernyataan Kepala puskemas Dokter Penanggung jawab program diare Pegawai Tokoh masyarakat Kader posyandu Ibu yang anaknya menderita diare Anggota pkk Kordinasi yang dilakukan oleh puskesmas biasanya dengan pendidikan misalnya dalam hal penyuluhan tentang PHBS ke sekolah- sekolah, dengan kepala desa, posyandu dan anggota pkk . Kerja sama dengan kader posyandu dimana kader sudah dibekali tentang cairan gula garam Adanya kerja sama dengan kader posyandu dan keluraha untuk melaksanakan gotong royong ataupun ke guru uks di sekolah Ya,puskemas sudah menjalin kerjasama baik dengan pendidikan ataupun posyandu. Kerja sama cukup baik antara kelurahan dan puskemas tentang gotong royong . Puskesmas sudah menjalin kordinasi ke posyandu ,bidan desa dan kelurahan Ada,misalnya dalam hal gotong royong dan posyandu Berkejasamalah baik dari kami anggota pkk ke puskemas dan ke posyandu ataupun ke kelurahan dalam kebersihan lingkungan namun kami hanya terlibat dalam kegiatan besar misalnya PIN.

4.4.8 Pernyataan Informan Tentang Upaya yang dilakukan Dalam Penyehatan Lingkungan

Hasil penelitian yang dilakukan tentang upaya yang dilakukan dalam penyehatan lingkungan dapat dilihat dari tabel 4.12 berikut ini : Tabel 4.12 Matriks Pernyataan Informan Tentang Upaya yang dilakukan Dalam Penyehatan Lingkungan Berdasarkan uraian di bawah, dapat disimpulkan informan menyatakan bahwa dalam upaya penyehatan lingkungan yang dilakukan yaitu gotong royong dengan melibatkan masyarakat namun belum dilakukan rutin dan ada 2 informan yang menyatakan bahwa satu dua bulan terakhir belum ada dilakukan. Universitas Sumatera Utara Informan Pernyataan Kepala puskemas Dokter Penanggung jawab program diare Pegawai Tokoh masyarakat Kader posyandu Ibu yang anaknya menderita diare Anggota pkk Diare kan berhubungan dengan kebersihan lingkungan jadi kegiatan yang dilakukan gotong royong yang melibatkan masyarakat. Melakukan gotong royong Dalam penyehatan lingkungan yang dilakukan ya kerjasama dengan pemerintah setempat untuk melakukan gotong royong biasanya tiap bulan. Gotong royong dilakukan dengan masyarakat Ya,kami berkordinasi dengan puskemas dalam melakukan gotong royong dan mengumumkan kemasyarakat agar berpartisipasi Melakukan gotong royong meskipun belum rutin dan satu bulan trakhir belum ada dilakukan Kegiatan yang dilakukan disini ya gotong royong tapi satudua bulan terakhir ini belum ada dilakukan Penyehatan lingkungan yang dilakukan yaitu gotong royong untuk mendukung program pemerintah Deli Serdang berseri,kampung hijau dan ada juga bulan bakti gotong royong april-mei tiap tahun meskipun belum rutin dikerjakan. 4.4.9 Pernyataan Informan Tentang tingkat partisipasi masyarakat dalam mendukung program diare Hasil penelitian yang dilakukan tentang tingkat partisipasi masyarakat dalam mendukung program diare dapat dilihat dari tabel 4.13 berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.13 Matriks Pernyataan Informan Tentang partisipasi masyarakat dalam mendukung pelaksanaan program diare Informan Pernyataan Kepala puskemas Dokter Penanggung jawab program diare Pegawai Tokoh masyarakat Kader posyandu Ibu yang anaknya menderita diare Anggota pkk Partisipasi masyarakat masih kurang dalam mendukung pelaksanaan program diare misalnya dalam gotong royong ataupun ikut dalam penyuluhan yang dilakukan. Masyarakat masih mau aktif terlibat dalam gotong royong meskipun tidak keseluruhan Gotong royong kadang-kadang dilakukan dan bidan desa mewakili puskemas kalau gotong royong selalu di hayo hayokan namun hanya sedikit yang mau terlibat. Masih banyak juga yang mau terlibat meskipun masih ada masyarakat kurang peduli dengan gotong royong. Yang terlibat dalam gotong royong hanya 50 dari jumlah masyarakat Kalau ada dilakukan gotong royong, masyarakat cukup antusias. Kurang banyak sih masyarakat yang mau terlibat dalam hal gotong royong Kalau ada gotong royong selalu di umumkan namun masih sedikit yang mau terlibat dengan berbagai alasan dari masyarakat Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan informan menyatakan bahwa partisipasi masyarakat dalam mendukung pelaksanaan program diare sudah lumayan baik meskipun belum keseluruhan masyarakat terlibat dan ada yang tidak aktif dalam kegiatan gotong royong. 4.4.10 Pernyataan Informan Tentang Pelaksanaan Surveilans Epidemologi yang selama ini berjalan di Puskesmas Pancur Batu Hasil penelitian yang dilakukan tentang Pelaksanaan Surveilans Epidemologi yang selama ini berjalan di Puskesmas Pancur Batu dapat dilihat dari tabel 4.14 berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.14 Matriks Pernyataan Informan Tentang Pelaksanaan Surveilans Epidemologi yang selama ini berjalan di Puskesmas Pancur Batu Informan Pernyataan Kepala puskemas Dokter Penanggung jawab program diare Dilakukan untuk memantau jumlah penderita diare apakah terjadi peningkatan sehingga mencegah adanya KLB Ada petugas surveilans yang turun ke masyarakat Kalau banyak yang menderita diare dalam satu kelurahan secara bersamaan kami akan turun ke lapangan namun sejauh ini belum pernah ada KLB Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan informan menyatakan bahwa kegiatan surveilans epidemologi dilakukan terkhusus ketika jumlah nya bertambah banyak maka petugas akan turun kelapangan untuk memantau.

4.4.11 Pernyataan Informan Tentang Monitoring dan Evaluasi di Puskesmas Pancur Batu

Hasil penelitian yang dilakukan tentang monitoring dan evaluasi di Puskesmas Pancur Batu dapat dilihat dari tabel 4.15 berikut ini : Tabel 4.15 Matriks Pernyataan Informan Tentang Monitoring dan Evaluasi di Puskesmas Pancur Batu Informan Pernyataan Kepala puskemas Dokter Penanggung jawab program diare Pelaksanaan program diare ya harus dipantau melalui laporan mingguan atau bulanan untuk memantau jumlah penderita dan jangan sampai KLB dan juga evaluasi kinerja petugas puskemas. Pengawasan dan evaluasi dilakukan untuk melihat jumlah penderita diare berdasarkan laporan. Dilakukan berdasarkan laporan rutin tiap bulan dari bidan desa dan kunjungan penderita diare di puskemas Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan informan menyatakan bahwa pemantauan dan evaluasi dilakukan berdasarkan laporan bulanan ataupun mingguan

4.4.12 Pernyataan Informan Tentang Hambatan yang Dirasakan Dalam Pelaksanaan Program Diare

Hasil penelitian yang dilakukan tentang hambatan yang dirasakan dalam pelaksanaan program diare dapat dilihat dari tabel 4.16 berikut ini : Tabel 4.16 Matriks Pernyataan Informan Tentang Hambatan yang Dirasakan Dalam Pelaksanaan Program Diare Informan Pernyataan Kepala puskemas Dokter Penanggung jawab program diare Kader Posyandu Hambatan tidak terlalu ada paling partisipasi masyarakat yangmasih kurang karena diare kan berhubungan dengan kebersihan lingkungan dan perorangan. Hambatan tidak ada yang dirasakan sejauh ini Masyarakat kurang peduli karena merasa diare adalah penyakit biasa aja bagi balita dan bisa ditangani sendiri dengan obat sembur Masyarakat lebih tertarik pada pengobatan dibandingkan dengan pencegahan Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan informan menyatakan bahwa hambatan dalam pelaksanaan program diare yaitu masyarakat yang kurang aktif atau peduli terhadap kebersihan lingkungan maupaun perorangan dan lebih tertarik pada pengobatan dibandingkan pencegahan. 4.4.13 Pernyataan Informan Tentang Ouput Pelaksanaan Program Diare Hasil penelitian yang dilakukan tentang output pelaksanaan program diare dapat dilihat dari tabel 4.17 berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.17 Matriks Pernyataan Informan Tentang Output Pelaksanaan Program Diare Informan Pernyataan Pegawai Tokoh Masyarakat Anggota pkk Ibu yang anaknya menderita diare Kader Posyandu Menurunnya angka kesakitankematian diare pada balita di wilayah kerja puskesmas pancur Batu Ya kasus diare menurun lah dan pengetahuan masyarakat semakin meningkat tentang pencegahan diare Penyakit diare semakin berkurang di masyarakat Yang jelas penderita diare berkurang pada bayi dan balita Penderita diare ini kita bisa atasi bersama terutama pada bayi dan balita jadi diharapkan pada masyarakat terutama ibu dapat terlibat dalam pencegahan diare Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan informan menyatakan bahwa keluaran yang diharapkan ialah kasus diare semakin menurun dan pengetahuan masyarakat meningkat dan terlibat. Universitas Sumatera Utara 40 Universitas Sumatera Utara 56

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Masukan input

Terdapat beberapa aspek yang dikategorikan sebagai masukan input dalam pelaksanaan program diare di Puskesmas Medan Deli yaitu : tenaga kesehatan dan sarana kesehatan.

5.1.1 Tenaga Kesehatan

Agar program diare dapat berjalan secara optimal, peran dari tenaga kesehatan sangat dibutuhkan. Tenaga kesehatan yang terlibat dalam pelaksanaan program diare bukan hanya tanggung jawab petugas diare saja tetapi tenaga kesehatan lain juga ikut terlibat. Petugas diare tidak akan mampu mengatasi permasalahan diare tanpa adanya kerjasamakoordinasi dengan tenaga kesehatan lainnya. Dalam mencegah terjadinya peningkatan kasus diare, petugas diare berperan dalam melakukan penyuluhan dan membuat laporan rutin diare. Penyuluhan dilakukan di puskesmas maupun di luar puskesmas yaitu di posyandu melalui kader posyandu dan di sekolah. Petugas diare juga rutin membuat laporan diare dalam bentuk mingguan W2 dan bulanan LB yang selanjutnya akan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Deli Serdang. Petugas penanggung jawab diare di Puskemas Pancur Batu baru menjabat dikarenakan petugas diare sebelumnya baru pensiun dan penanggungjawab diare tersebut memiliki tugas lain sebagai petugas laboratorium. Penanggung jawab Universitas Sumatera Utara diare cukup sibuk menangani pasien di bagian laboratorium sehingga tidak fokus pada pelaksanaan program diare. Di Puskesmas Pancur Batu dalam mewaspadai peningkatan kasus diare, penanggung jawab diare telah menjalin kerjasama dengan tenaga kesehatan lingkungan, promosi kesehatan, tenaga Uks dan Surveilans epidemologi. Tenaga kesehatan lingkungan berperan dalam hal memantau sanitasi dasar masyarakat, seperti : Persediaan air bersih PAB, Jamban Keluarga JAGA, Saluran Pembuangan Air Limbah SPAL dan tempat sampah. Apabila di masyarakat terjadi peningkatan kasus diare karena pengaruh lingkungan yang buruk, maka petugas diare bersama dengan tenaga kesehatan lingkungan segera turun ke masyarakat untuk melakukan tindakan penanggulangan Dalam pemberian pengobatan diare di masyarakat, tenaga kesehatan dibantu oleh peran dari kader-kader posyandu. Apabila terdapat balita yang sakit diare di posyandu, maka kader segera memberikan oralit. Kader posyandu juga mengajari ibu balita tentang pertolongan pertama saat anak diare yaitu dengan membuat larutan gula garam untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Pengetahuan dan keterampilan kader dalam menangani balita yang sakit diare di posyandu dinilai sudah baik. Dari hasil wawancara dengan kader diketahui bahwa pelatihan diare secara khusus belum pernah dilakukan, namun tenaga kesehatan selalu memberikan bimbingan dan pengarahan kepada kader sebelum pelaksanaan posyandu. Universitas Sumatera Utara

5.1.2 Sarana Kesehatan

Sarana adalah seluruh bahan, peralatan, serta fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan suatu program. Dalam mendukung pelaksanaan program diare di puskesmas sarana yang dibutuhkan adalah logistik, pojok oralit, peralatan kesehatan dan media penyuluhan. Hasil penelitian Dwi 2013 menyatakan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana usaha kesehatan sekolah memiliki hubungan yang signifikan dengan peningkatan perilaku hidup sehat. Dalam pengendalian penyakit diare, Logistik yang dibutuhkan adalah oralit, tablet zinc dan obat paket KLB Diare. Kemasan obat yang disediakan adalah oralit 200 ml, tablet zinc 20 mg, untuk obat paket KLB Diare adalah oralit, Ringer Laktat 500 ml, giving set dan wing needle ukuran anak dan dewasa, I.V. catheter dengan ukuran sesuai kebutuhan dan Tetrasiklin 500 mg Kemenkes RI, 2011. Logistik yang ada di Puskesmas Pancur Batu cukup tersedia, walaupun ada logistik yang tidak tersedia. Adapun logistik yang sudah tersedia yaitu obat- obatan seperti oralit 200 ml, Ringer Laktat 500 ml, dan Tetrasiklin 500 mg. Sedangkan logistik yang tidak tersedia yaitu tablet Zinc 20 mg. Pemberian tablet zinc penting diberikan segera setelah anak mengalami diare. Pemberian zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya Kemenkes RI, 2011 Universitas Sumatera Utara MTBS Manajemen Terpadu Balita Sakit merupakan intervensi yang cost effective untuk mengatasi masalah kematian balita yang disebabkan oleh Infeksi Pernapasan Akut ISPA, diare, campak, malaria, kurang gizi, dan yang sering merupakan kombinasi dari keadaan tersebut. Langkah pendekatan MTBS adalah dengan menggunakan algoritma sederhana yang digunakan oleh tenaga kesehatan untuk mengatasi masalah kesakitan pada balita. Keberhasilan penerapan MTBS berkaitan dengan adanya monitoring pasca pelatihan, bimbingan teknis bagi perawat dan bidan, kelengkapan sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan MTBS termasuk kecukupan obat-obatan. Berdasarkan hasil wawancara di Puskesmas Pancur Batu, Sarana kesehatan yang mendukung dalam pelaksanaan program diare adalah ruangan MTBS, sehingga penanganan balita sakit tidak digabungkan dengan pasien lainnya di ruangan poli umum. Tenaga kesehatan sudah dilatih dalam tatalaksana kasus balita sakit dengan pendekatan MTBS. Penyuluhan yang dilakukan membutuhkan adanya media promosi kesehatan. Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronika TV, Radio, komputer, dll dan media luar ruang. Sehingga sasaran dapat meningkatkan pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan Notoatmodjo, 2010. Media penyuluhan yang ada di Puskesmas Pancur Batu yaitu berupa poster yang diletakkan di ruangan tunggu pasien, pasien yang menunggu giliran Universitas Sumatera Utara pengobatan dapat dengan mudah membaca informasi dan penanganannya, namun poster diare tidak ada di puskesmas Pancur Batu. Pemberian konseling kepada penderita diare di puskesmas tenaga kesehatan tidak ada menggunakan media penyuluhan apapun. Konseling hanya dilakukan dengan komunikasi dua arah saja yaitu antara tenaga kesehatan dan pasien.

5.2 Proses process

Aspek yang terdapat dalam proses pelaksanaan program diare di Puskesmas Medan Deli adalah terdiri dari: Tatalaksana penderita diare, pengelolaan logistik, promosi kesehatan, pencegahan diare, dan surveilans epidemologi.

1. Tatalaksana penderita diare

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang termasuk dalam Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS. Seluruh balita sakit yang datang ke puskesmas diharapkan ditangani dengan pendekatan MTBS, termasuk penyakit diare. MTBS adalah suatu pendekatan yang terintegrasiterpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-5 tahun balita secara menyeluruh Depkes RI, 2008. Kementrian Kesehatan RI Tahun 2011 mengeluarkan kebijakan tatalaksana diare yaitu LINTAS diare Lima Langkah Tuntaskan Diare, yang terdiri atas: pemberian oralit, pemberian tablet zinc selama 10 hari berturut-turut, meneruskan ASI-Makan, pemberian antibiotik secara selektif dan pemberian nasihat pada ibukeluarga. Universitas Sumatera Utara Depkes RI, 2008 menegaskan bahwa seluruh balita sakit yang datang ke puskesmas diharapkan ditangani dengan pendekatan MTBS, bila jumlah kunjungannya tidak banyak kurang dari 10 kasus per hari. Akan tetapi bila perbandingan jumlah tenaga kesehatan yang telah dilatih MTBS dan jumlah kunjungan balita sakit per hari cukup besar maka penerapan MTBS di puskesmas dilakukan secara bertahap. Di Puskesmas Pancur Batu balita sakit diare yang datang ke puskesmas ditangani dengan pendekatan MTBS. Langkah-langkah yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yaitu menanyakan pada ibu mengenai masalah balita, melakukan pemeriksaan, menanyakan keluhan utama, menentukan klasifikasi dan melakukan tindakan. Namun hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Pancur Batu menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan alur pengobatan pada balita tanpa dehidrasi Terapi A dan balita dengan dehidrasi Ringan-Sedang Terapi B. Pada balita dengan dehidrasi ringan-sedang tidak ada diberikan oralit dalam 3 jam pertama di sarana kesehatan. Ibukeluarganya tidak ada diajarkan bagaimana cara menyiapkan oralit dan berapa banyak oralit yang harus diminum oleh penderita. Puskesmas Pancur Batu merupakan puskesmas perawatan yang melayani pasien berobat jalan dan rujukan juga pasien rawat inap. Pasien yang memerlukan perawatan lebih lanjut dan memerlukan rawat inap akan dirujuk ke Rumah Sakit terdekat. Dalam penanganan balita dengan dehidrasi berat Terapi C, tenaga kesehatan segera merujuk balita ke rumah sakit terdekat. Prosedur Tatalaksana penderita diare yaitu dengan melakukan pemeriksaan terhadap balita dengan menggunakan tabel penilaian derajat Universitas Sumatera Utara dehidrasi sehingga dapat menentukan rencana pengobatan yang sesuai. Penderita diare tanpa dehidrasi tenaga kesehatan menerangkan empat cara terapi diare dirumah, penderita diare dehidrasi ringan tenaga kesehatan memberikan oralit di sarana kesehatan dan penderita diare dehidrasi berat dengan memberikan cairan intravena atau merujuk ke sarana kesehatan lain Kemenkes RI,2011. Berdasarkan hasil penelitian, Dalam hal memberikan konseling untuk menjelaskan kepada ibu balita tentang mengobati penderita diare dirumah bila anak tanpa dehidrasi dan memantau ibu balita untuk meneruskan ASI-makan masih kurang terlaksana sehingga secara umum pelaksanaan tatalaksana diare di Puskesmas Pancur Batu belum berjalan dengan maksimal.

2. Pengelolaan Logistik