Krim Formulasi Sediaan Krim Sari Tomat (Solanum Lycopersicum L.) Dan Uji Efek Anti-Aging

13 Kulit secara alamiah menggunakan antioksidan untuk melindungi dari efek kerusakan oleh sinar matahari. Sistim perlindungan ini terdiri dari antioksidan endogen yaitu enzim-enzim berbagai senyawa yang disintesis oleh tubuh dan antioksidan eksogen yang diperoleh dari bahan makanan seperti karotenoid, flavonoid, asam fenolik, asam askorbat dan vitamin Kailaku, dkk., 2007. Menurut Muliyawan dan Suriana 2013, produk anti-aging memiliki tujuan untuk membantu tubuh agar tetap sehat dan awet muda bahkan bisa terlihat jauh lebih mudah dari usia sesungguhnya. Produk ini digunakan untuk menghambat proses penuaan pada kulit degeneratif, sehingga mampu menghambat timbulnya tanda-tanda penuaan pada kulit.

2.5 Krim

Menurut Farmakope Edisi IV, krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai Ditjen POM., 1995. Krim dapat diformulasikan dalam 2 tipe yaitu tipe ma emulsi minyak dalam air dan tipe am atau air dalam minyak. Kedua fase yang berbeda dalam krim distabilkan dengan penambahan surfaktan Ansel, 1989. Istilah krim secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika Ditjen POM., 1995. Emulsi adalah sediaan dasar berupa sistem dua fase, terdiri dari dua cairan yang tidak campur, dimana salah satu cairan terdispersi dalam bentuk globul dalam Universitas Sumatera Utara 14 cairan lainnya. Jika konsistensinya lebih kental biasanya disebut krim Ditjen POM.,1985. Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak tercampur, biasanya air dan minyak, dimana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan lain. Dispersi ini tidak stabil, butir- butir ini bergabung dan membentuk dua lapisan air dan minyak yang terpisah. Emulsi dapat distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok Anief, 2000. Zat pengemulsi emulgator merupakan komponen yang paling penting agar memperoleh emulsi yang stabil. Semua emulgator bekerja dengan membentuk film lapisan di sekeliling butir-butir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi agar mencegah terjadinya koalesen atau terpisahnya cairan dispers sebagai fase terpisah. Terbentuk dua macam tipe emulsi yaitu emulsi tipe ma dimana tetes minyak terdispersi dalam fase air dan tipe am dimana fase terdisper adalah air dan fase pendisper adalah minyak Anief, 2005.

2.6 Skin Analyzer