17
3.3 Sukarelawan
Pemilihan sukarelawan dilakukan di Fakultas Farmasi USU berdasarkan kriteria antara lain wanita berusia sekitar 20-30 tahun, tidak memiliki riwayat
alergi pada kulit dan telah dikondisikan tidak menggunakan krim lain selama 4 minggu untuk terapi anti-aging. Sukarelawan bersedia mengikuti penelitian sampai
selesai dan bersedia dilakukan uji iritasi dan uji efektivitas sediaan krim sebagai anti-aging selama penelitian berlangsung. Sukarelawan bersedia menandatangani
surat pernyataan yang menyatakan ”setuju untuk ikut serta dalam penelitian”. Contoh surat pernyataan dapat dilihat pada Lampiran 9, Halaman 72. Adapun
parameter pengujiannya adalah kadar air moisture, kehalusan evenness, besar pori pore dan banyak noda spot.
3.4 Prosedur Kerja 3.4.1 Pembuatan Sari Buah Tomat
Tomat segar berwarna merah seberat 3 kg dibersihkan dengan cara mencucinya dengan air bersih, ditiriskan kemudian tomat dipotong-potong menjadi
bagian yang lebih kecil dan dihaluskan dengan juicer hingga diperoleh sari sebanyak 2 L. Sari tomat lalu dikeringkan dengan freezee dryer selama 48 jam pada suhu -40
o
dengan tekanan 2 atm. Gambar tomat, tomat setelah di potong-potong dapat dilihat pada Lampiran 3, Halaman 43. Gambar juicer dapat dilihat pada lampiran 3,
halaman 45.
3.4.2 Formula dasar krim
Sediaan dasar krim dibuat berdasarkan formula dasar sunblock yang
menggunakan tipe minyak dalam air Mitsui, 1997.
Universitas Sumatera Utara
18
R Propilen glikol 7,0
Natrium edetat
0,05 Trietanol
amin 1,0
Petrolatum 5,0
Setil alkohol
3,0 Asam
stearat 3,0
Gliseril monostearat
3,0 Titanium
dioksida 5,0
Oxibenzon 2,0
Oktilmetoksianamat 5,0
Etil poliakrilat
1,0 Squalen 10
Antioksidan q.s
Pengawaet q.s
Parfum q.s
Aquadest 54,95
3.4.3 Formula Modifikasi
Formula krim yang digunakan dimodifikasi dengan mengeluarkan bahan- bahan yang berfungsi sebagai sunblock dan emolien yaitu titanium dioksida,
oxibenzon, oktilmetoksinamat, etil poliakrilat, dan squalen. Formulasi dasar krim sebagai berikut:
R
Propilen glikol 7,0
Natrium edetat 0,05
Trietanol amin TEA 1,0
Petrolatum Vaselin 5,0
Setil alkohol 3,0
Asam stearat 3,0
Gliseril monostearat 3,0
Butil hidroksi Toluen BHT 0,1
Nipagin 0,2
Parfum 3 tetes
Aquadest ad 100
Konsentrasi sari tomat yang digunakan dalam pembuatan sediaan krim anti – aging dengan variasi konsentrasi 5, 7,5, 10 dan 12. Formulasi blanko
dilakukan tanpa sari tomat. Rancangan formula dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini. Adapun formula yang digunakan adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
19
Tabel 3.1 Komposisi bahan dalam krim
Komposisi Formula
FA FB FC FD FE
Sari tomat g -
5 7,5
10 12
Basis Krim G ad 100
100 100
100 100
Oleum jasmine tetes 3
3 3
3 3
Keterangan : F: Formula, FA : blanko tanpa sari tomat, FB : sari tomat 5, FC : sari tomat 7,5, FD : sari tomat 10, FE : sari tomat 12,
3.4.4 Pembuatan sediaan krim
Ditimbang semua bahan yang diperlukan. Bahan yang terdapat dalam formula dipisahkan menjadi dua kelompok yaitu fase minyak dan fase air. Fase
minyak terdiri dari vaselin, asam stearat, gliseril monostearat, dan setil alkohol dilebur di atas penangas air dengan suhu 70
-75 C setelah melebur ditambahkan
butil hidroksi toluen massa 1. Fase air yang terdiri dari nipagin, propilen glikol, TEA, natrium edetat dilarutkan di dalam air panas yang telah ditakar pada suhu 70
C massa II. Dimasukkan massa 1 ke dalam lumpang panas yang telah dikeringkan
dengan tissue kemudian ditambahkan secara perlahan-lahan massa II digerus konstan sampai terbentuk massa krim. Setelah terbentuk massa krim, ditambahkan
sari tomat sedikit demi sedikit, digerus sampai terbentuk krim yang homogen. Ditambahkan 3 tetes parfum, dihomogenkan sampai terbentuk massa krim.
Pembuatan dilakukan dengan cara yang sama untuk semua formula dengan
konsentrasi sari tomat yang berbeda. 3.5 Pemeriksaan Terhadap Sediaan Krim
3.5.1 Pemeriksaan homogenitas sediaan krim
Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan menggunakan objek gelas. Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan
Universitas Sumatera Utara
20 lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak
terlihat adanya butiran kasar Ditjen POM., 1979.
3.5.2 Penentuan tipe emulsi sediaan krim
Penentuan tipe emulsi sediaan dilakukan dengan sejumlah tertentu sediaan diletakkan di atas objek gelas, ditambahkan 1 tetes metil biru, diaduk dengan batang
pengaduk. Bila metil biru tersebar merata berarti sediaan tersebut tipe emulsi ma, tetapi bila hanya bintik-bintik biru berarti sediaan tersebut tipe emulsi am Ditjen
POM., 1985. 3.5.3 Penentuan pH Sediaan
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar netral pH
7,01 dan larutan dapar pH asam pH 4,01 hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudian elektroda dicuci dengan aquades, lalu dikeringkan dengan
tissue. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1 yaitu ditimbang 1 gram sediaan dan dilarutkan dengan air suling hingga 100 ml aquades. Kemudiaan elektroda
dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan nilai pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan Rawlins, 2003.
3.5.4 Pengamatan stabilitas sediaan krim
Masing-masing formula sediaan dimasukkan ke dalam pot plastik, selanjutnya dilakukan pengamatan berupa pecah atau tidaknya emulsi, perubahan warna dan
perubahan bau pada saat sediaan telah selesai dibuat serta dalam penyimpanan selama 0, 7, 14, dan 90 hari .
3.6 Uji Iritasi Terhadap Sukarelawan