5. Menghubungkan pokok-pokok pikiran yang satu dengan lainnya yang
disimpulkan dari satuan-satuan peristiwa yang terpapar dalam suatu cerita. 6.
Menentukan sikap penyair terhadap poko-pokok pikiran yang ditampilkan. 7.
Mengidentifikasi tujuan pengarang memaparkan ceritanya dengan bertolak dari satuan pokok pikiran serta sikap penyair terhadap pokok pikiran yang
ditampilkan. 8.
Menafsirkan tema dalam cerita yang dibaca serta menyimpulkannya dalam satu dua kalimat yang diharapkan merupakan ide dasar cerita yang
dipaparkan pengarangnya.
B. Penokohan
Yang dimaksud penokohan adalah bagaimana pengarang menampilkan tokoh-tokoh dalam ceritanya dan bagaimana perilaku tokoh-tokoh tersebut. Ini
berarti ada dua hal penting, yang pertama berhubungan dengan teknik penyampaian, sedangkan yang kedua berhubungan dengan watak atau kepribadian
tokoh yang ditampilkan. Kedua hal tersebut memiliki hubungan yang sangat erat. Penampilan dan penggambaran sang tokoh harus mendukung watak tokoh
tersebut secara wajar. Apabila penggambaran tokoh kurang selaras dengan watak yang dimilikinya atau bahkan sama sekali tidak mendukung watak tokoh yang
digambarkan, jelas akan mengurangi bobot ceritanya Suroto, 1989:92-93. Peran setiap tokoh dalam sebuah cerita tidak sama. Setiap tokoh memiliki
peranannya masing-masing. Tokoh yang memiliki peranan penting dalam sebuah cerita biasa disebut tokoh utama. Sedangkan tokoh yang peranannya tidak terlalu
penting biasa disebut tokoh pembantu atau tokoh tambahan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam upaya memahami watak pelaku, pembaca dapat menelusuri lewat 1 tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya, 2 gambaran yang
diberikan pengarang lewat gambaran kehidupannya maupun caranya berpakaian, 3 menunjukkan bagaimana prilakunya, 4 melihat bagaimana tokoh itu
menceritakan dirinya sendiri, 5 memahami bagaimana jalan pikirannya, 6 melihat bagaimana tokoh lain membicarakannya, 7 melihat bagaimana tokoh
lain berbincang dengannya, 8 melihat bagaimana tokoh-tokoh lain bereaksi terhadapnya, dan 9 melihat bagaimana tokoh itu dalam mereaksi tokoh yang
lainnya Aminuddin, 2000: 81.
C. AlurPlot
Salah satu elemen terpenting dalam membentuk karya fiksi adalah plot. Dalam analisis cerita plot sering juga disebut dengan alur. Alur atau plot pada
karya sastra pada umumnya adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan- tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku
dalam suatu cerita. Tahapan peristiwa yang menjalin suatu cerita bisa terbentuk dalam rangkaian peristiwa yang berbagai macam Aminuddin, 2000:83.
Secara tradisional plot cerita prosa disusun berdasarkan berdasarkan urutan sebagai berikut :
1. Perkenalan
2. Pertikaian
3. Perumitan
4. Klimaks
5. Peleraian
Universitas Sumatera Utara
Pada dasarnya, alur dapat alur dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu: 1.
Alur maju Alur maju adalah alur yang peristiwanya disusun secara kronologis. Dimulai
dari perkenalan, kemudian peristiwa itu bergerak, keadaan mulai memuncak, diikuti dengan klimaks dan diakhiri dengan penyelesaian.
2. Alur mundur
Alur mundur adalah alur yang urutan peristiwanya dimulai dari peristiwa terakhir kemudian kembali pada peristiwa pertama, peristiwa kedua, dan
seterusnya sampai kembali lagi keperistiwa terakhir tadi. Dalam susunan alur yang demikian biasanya pengarang mulai dengan menampilkan peristiwa
sekarang kemudian pengarang menceritakan masa lampau tokoh utama yang mengakibatkan sang tokoh terlibat dalam peristiwa sekarang terjadi.
3. Alur campuran
Alur campuran adalah alur cerita yang memiliki campuran alur maju dan mundur. Biasanya cerita ini dimulai ditengah-tengah. Sementara cerita
berkembang maju, beberapa kali ditampilkan beberapa potongan flashback yang menjelaskan latar belakang cerita.
http:informasi-doni-blogspot.com201209pengertian-alur-majumundur- dan-campuran.html.
Berdasarkan pengertian alur yang telah diuraiakan diatas, alur yang terdapat dalam novel “1Q84” adalah alur campuran. Hal ini tergambar jelas dari
urutan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam novel terbut, yaitu dimulai dari awal kisah tokoh Aomame diceritakan saat usia dewasa ketika kerja di petihan bela diri
Universitas Sumatera Utara
kemudian kembali pada masa saat Aomame masih kecil dan berakhir saat Aomame menemukan Tengo lelaki yang dicintainya sejak kecil hingga dewasa.
D. Latar