Kesimpulan Analisis Sosiologis Tokoh Utama Aomame Dalam Novel “ 1q84 “ Karya Haruki Murakami

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Melihat dari uraian sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Hubungan Aomame dengan orang tua maupun keluarga sangat tidak baik. Aomame memiliki kebencian yang sangat mendalam terhadap kedua orang tuanya. Orang tua Aomame selalu memerintahkan Aomame untuk melakukan segala sesuatu yang diajarkan sekte agama yang dianut oleh mereka tanpa memperdulikan perasaan Aomame. Sedari kecil Aomame mendapatkan perlakuan yang tidak adil. Dia tidak pernah mendapatkan kebahagiaan ataupun sikap yang baik dari keluarganya seperti anak-anak lainnya. Dari kecil hingga dewasa Aomame sudah hidup sendiri tanpa adanya sentuhan kasih sayang dari orang tua maupun keluarganya sendiri. Aomame harus berjuang sendiri untuk bisa melanjutkan hidupnya. Aomame merasa takut jika ia memiliki anak tidak bisa memberikan kasih sayang yang seharusnya diperoleh ketika masih anak- anak. Kebencian Aomame pun berlanjut terhadap seorang yang berlaku kasar kepada orang lain. Terutama kepada laki-laki yang suka menganiaya istrinya ataupun kekasihnya. Jika dia melihat ada seorang laki-laki melakukan hal tersebut, maka dia tidak segan-segan akan menghabisi nyawa laki-laki tersebut. Aomame sangat membenci laki-laki yang tidak pernah menghargai atau menghormati wanita. Aomame sendiri sejak kecil sudah tidak memiliki teman dekat. Sikapnya yang aneh membuat teman-teman di sekolahnya menjauhi Universitas Sumatera Utara Aomame. Sejak kejadian itu Aomame menutup diri untuk tidak berteman dekat dengan siapa pun. 2. Dengan membaca novel 1Q84, dapat dilihat bagaimana keadaan seorang anak yang hidup dalam kelompok minoritas di lingkungan masyarakat. Dampak seseorang yang hidup dalam kelompok minoritas dalam lingkungan masyarakat adalah dikucilkan. Kaum minoritas mudah ditindas dan lebih sering mengalami penderitaan karena tekanan dari lingkungan sekitarnya. Salah satunya tokoh Aomame, yang mengalami diskriminasi sosial dan sering dicela teman- temannya dan masyarakat yang berada di lingkungan rumahnya. Perlakuan yang diterima Aomame sebagai penganut agama minoritas diantara mayoritas dari lingkungan sekolah maupun masyarakat tidaklah adil. Aomame hanya berusaha mematuhi aturan yang diajarkan agamanya maupun yang diperintahkan orang tuanya. Namun Aomame tetap semangat menjalani kehidupannya dan berjuang untuk dapat hidup normal dan bisa diterima di lingkungan sosialnya.

4.2 Saran