3.1.2 Hubungan dengan Orang Lain di Masyarakat
Berikut adalah kehidupan tokoh Aomame dan hubungannya dengan orang
lain di dalam masyarakat yang dapat dilihat melalui cuplikan berikut.
Cuplikan 1 Mungkin ini kematian yang terlalu mudah bagimu, pikir Aomame
sambil mengerutkan dahi. Terlampau mudah. Mungkin aku seharusnya mematahkan tiga tulang rusukmu dengan menggunakan stik golf Iron No.
5, membuatmu kesakitan, lalu baru mencabut nyawamu dengan penuh belas kasih. Karena kamu tikus bajingan yang pantas mati mengenaskan
seperti itu. Dan memang siksaan itulah yang kamu lakukan terhadap istrimu 1Q84: 94.
Analisis Dari cuplikan diatas dapat dilihat bahwa kebencian tokoh Aomame
terhadap seseorang yang berlaku kasar kepada orang lain. Terutama pada laki-laki yang suka menganiaya istrinya ataupun kekasihnya. Jika dia melihat ada seorang
laki-laki melakukan hal tersebut, maka dia tidak segan-segan akan menghabisi nyawa laki-laki tersebut. Aomame sangat membenci lelaki yang tidak pernah
menghargai atau menghormati wanita. Hal ini dirasakannya setelah mengetahui sahabatnya sedari SMA, Tamaki, mendapat perlakuan kasar dari suaminya, dan
akhirnya memutuskan untuk bunuh diri.
Universitas Sumatera Utara
Cuplikan 2 Setelah menyelesaikan satu pekerjaan dengan menghilangkan
nyawa orang, aku jadi ingin minum 1Q84: 95 Analisis
Dari cuplikan diatas dapat dilihat bahwa tokoh Aomame yang tidak merasa bersalah ataupun takut, meskipun dia telah menghilangkan nyawa
seseorang. Sebaliknya, dia merasa sangat lega setelah berhasil membunuh orang yang dia anggap memang pantas untuk mati. Hal ini terlihat dari sikap Aomame
yang berkeinginan untuk minum setelah membunuh.
Cuplikan 3 Otsuka Tamaki pernah bilang menyukai raut wajah Aomame.
Nggak jelek, kok. Keren banget. PD saja, katanya. Mendengar hal itu, Aomame senang sekali. Kata-kata hangat dari sahabatnya itu sangat
menenangkan dan melegakan bagi Aomame yang baru memasuki masa puber 1Q84: 371.
Analisis Dari cuplikan diatas dapat dilihat bahwa tokoh Aomame yang memiliki
sikap dingin bersyukur bahwa dia memiliki seorang sahabat yang dapat memahami dirinya. Bagi Aomame, kata-kata yang keluar dari mulut sahabatnya
yang mengatakan bahwa dia tidak jelek tersebut merupakan sebuah pujian, yang selama ini tidak pernah dia dengar. Dan pujian tersebut mampu membuat
Aomame lebih percaya diri.
Universitas Sumatera Utara
Cuplikan 4 Bagaikan air yang gelapdan lembut, kesedihan menggenangi hati
Aomame, tanpa suara dan tanpa ada tanda-tanda. Pada saat seperti itu, dia mengubah sirkuit ingatannya untuk hanya memikirkan Tengo sepenuh hati.
Ia pusatkan pikiran, mengingat sentuhan tangan Tengo umur 10 tahun yang digenggamnya sejenak si ruang kelas seusai jam pelajaran 1Q84:
78.
Analisis Dari cuplikan diatas dapat dilihat bahwa kesedihan yang sedang dialami
Aomame sangatlah berat. Pada saat-saat seperti iti, Aomame akan segera mengingat bagaimana tangan Tengo yang pernah ia genggam saat berumur 10
tahun, setelah Tengo menyelamatkannya dari kejahatan teman-temannya yang lain. Karena hanya dengan mengingat hal tersebut, Aomame dapat menghilangkan rasa
kesedihan yang sedang dia rasakan. Aomame menganggap bahwa Tengo adalah satu-satunya pria yang sangat dia cintai dan yang mau membantunya saat ada
dalam masalah.
3.1.3 Hubungan dengan Teman Sekolah