Pandangan yang amat populer dalam studi sosiologi sastra adalah pendekatan cermin. Melalui pendekatan ini, karya sastra dimungkinkan menjadi
cermin bagi zamannya. Dalam pandangan Lowenthal Laurenson dan Swingewood, 1972:16-17 sastra sebagai cermin nilai dan perasaan, akan
merujuk pada tingkatan perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang berbeda dan juga cara individu menyosialisasikan diri melalui struktur sosial. Perubahan
dan cara individu bersosialisasi biasanya akan menjadi sorotan pengarang yang tercermin lewat teks. Cermin tersebut, menurut Stendal dapat berupa pantulan
langsung segala aktifitas kehidupan sosial. Maksudnya, pengarang secara real memantulkan kedaaan masyarakat lewat karyanya, tanpa terlalu banyak
diimajinasikan. Karya sastra yang cenderung memantulkan keadaan masyarakat, mau tidak mau akan menjadi saksi zaman. Dalam kaitan ini, sebenarnya
pengarang ingin berupaya untuk mendokumentasikan zaman dan sekaligus sebagai alat komunikasi antara pengarang dengan pembacanya.
2.2.1 Masalah Sosial
Pada umumnya masalah sosial ditafsirkan sebagai suatu kondisi yang tidak inginkan oleh sebagian besar warga masyarakat. Hal itu disebabkan karena gejala
tersebut merupakan kondisi yang tidak sesuai dengan harapan atau norma dan nilai serta standar moral yang berlaku. Lebih dari itu, suatu kondisi juga dianggap
sebagai masalah sosial karena menimbulkan berbagai penderitaan dan kerugian baik fisik maupun non fisik Soetomo, 1995:1.
Parillo dalam Soetomo 1995:4 menyatakan bahwa untuk dapat memahami pengertian masalah sosial perlu memahami 4 komponen yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Masalah itu bertahan untuk suatu periode waktu.
2. Dirasakan dapat menyebabkan berbagai kerugian fisik atau mental baik pada
individu maupun masyarakat. 3.
Merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai atau standar sosial dari suatu atau beberapa sendi kehidupan masyarakat.
4. Menimbulkan kebutuhan akan pemecahan.
Sementara itu tidak semua masalah dalam kehidupan manusia merupakan masalah sosial. Masalah sosial pada dasarnya adalah masalah yang terjadi dalam
antar hubungan warga masyarakat. Dengan demikian menyangkut aturan dalam hubungan bersama baik formal maupun informal. Masalah sosial terjadi apabila:
1. Banyak terjadi hubungan antar warga masyarakat yang menghambat
pencapaian tujuan penting dari sebagian besar warga masyarakat. 2.
Organisasi sosial mengahadapi ancaman serius oleh ketidakmampuan mengatur hubungan antar warga.
2.2.2 Klasifikasi Masalah Sosial
Masalah sosial yang akan dibicarakan pada bagian ini adalah kondisi yang terjadi setelah berlangsungnya suatu aktifitas pembangunan masyarakat.
Mengingat bahwa gejala sosial merupakan fenomena yang saling kait mengait, maka tidak mengherankan bahwa perubahan yang terjadi pada salah satu atau
beberapa aspek, dikehendaki atau tidak dikehendaki, dapat menghasilkan terjadinya perubahan pada aspek yang lain. Terjadinya, dampak yang tidak
dikehendaki itulah yang kemudian dikategorikan kedalam masalah sosial Soetomo, 1995:165.
Universitas Sumatera Utara
Masalah sosial yang timbul itu bukan merupakan hal yang ikut direncanakan. Oleh sebab itulah maka lebih tepat disebut sebagai efek samping
dari pembangunan masyarakat. Efek samping yang terjadi dapat bersumber dari dimensi sosial maupun fisik. Yang berasal dari dimensi sosial misalnya
memudarnya nilai-nilai sosial masyarakat, merosotnya kekuatan berbagai pengikut norma-norma sosial sehingga menimbulkan bentuk perilaku
menyimpang serta ketergantungan masyarakat terhadap pihak lain sebagai akibat sistem intervensi pembangunan yang kurang proporsional.
Dalam dimensinya yang bersifat fisik, efek samping dari proses pembangunan antara lain berupa masalah yang berkaitan dengan pencemaran dan
kelestarian lingkungan. Hal ini menjadi masalah karena dalam jangka pendek akan membawa pengaruh pada keindahan, kerapian, keberhasilan, dana terutama
pada kesehatan masyarakat. Sedangkan dalam jangka panjang akan berpengaruh terhadap kelangsungan proses pembangunan itu sendiri. Perubahan yang terjadi
melalui proses pembangunan seringkali merupakan perubahan yang dipercepat dalam rangka mengatasi keterbelakangan dan kemiskinan segera mungkin.
Dengan demikian, dapat dipahami apabila pembangunan juga akan menyebabkan perubahan lingkungan.
2.3 Kehidupan Keyakinan Minoritas di Dalam Masyarakat