menggunakan gaya bahasa tersendiri didalam menyusun karyanya Ruspata, 1990:49.
F. Sudut Pandang
Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro 1995:248, sudut pandang merupakan cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana
untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. Sudut pandang adalah tempat
sastrawan membaca ceritanya. Dari sudut pandang itulah sastrawan bercerita tentang tokoh, peristiwa, tempat, waktu dengan gayanya sendiri.
Sudut pandang pada cara sebuah cerita dikisahkan. Sudut pandang merupakan cara atau pandangan yang digunakan sebagai sarana untuk menyajikan
tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.
Dengan demikian, sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan
gagasan dalam ceritanya.
2.1.2 Unsur Ekstrinsik Novel
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada diluar tubuh karya sastra itu sendiri. Seperti yang telah dikemukakan di depan bahwa unsur ekstrinsik adalah
unsur luar sastra yang ikut mempengaruhi penciptaan karya sastra. Unsur-unsur tersebut latar belakang kehidupan pengarang, keyakinan dan pandangan hidup
pengarang, adat istiadat yang berlaku saat itu, situasi politik, persoalan sejarah, ekonomi, pengetahuan agama dan lain-lain Suroto, 1989:138.
Universitas Sumatera Utara
Unsur ekstrinsik untuk tiap bentuk karya sastra sama. Unsur ini mencakup berbagai aspek kehidupan sosial yang tampaknya menjadi latar belakang
penyampaian tema dan amanat cerita. Seorang pengarang yang baik akan selalu mempelajari segala macam persoalan hidup manusia. Hal ini berkaitan dengan
misi seorang pengarang yang selalu berhubungan dengan manusia dengan seluk- beluknya. Seorang pengarang yang kurang mengetahui dan kurang bisa
menyelami kehidupan manusia dengan keunikan-keunikannya hanya akan menghasilkan sebuah karya yang hambar atau janggal.
Pengetahuan yang tidak kalah penting bagi seorang pengarang adalah ilmu jiwa. Dengan ilmu jiwa yang cukup memadai maka ia akan mampu menampilkan
perwatakan yang pas. Dengan pengetahuan ilmu jiwa, pengarang akan menggambarkan gerak dan tingkah laku yang cocok dengan jiwa dan batinnya.
Tidak hanya itu saja yang perlu diketahui. Pengetahuan sosial budaya suatu masyarakat, seluk-beluk kehidupan masyarakat modernpun perlu dipelajari.
Pokoknya semua aspek kehidupan manusia dimana saja dan kapan sajaperlu diketahui guna menunjang keberhasilan sebuah cerita.
Selain unsur-unsur yang datangnya dari luar diri pengarang, hal-hal yang sudah ada dan melekat pada kehidupan pengarangpun cukup besar pengaruhnya
terhadap terciptanya suatu karya sastra Suroto, 1989:139.
2.2 Defenisi Sosiologi Sastra
Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi berasal dari kata sosio Yunani socius berarti bersama-sama, bersatu, kawan, teman dan
logi logos berarti sabda, perkataan, perumpamaan. Perkembangan berikutnya mengalami perubahan makna, sosiosocius berarti masyarakat, logilogos berarti
Universitas Sumatera Utara