Proses Pembakaran Motor Bakar Bensin Konsep Reaksi Pembakaran Motor Bakar Bensin

21 dari TMA ke TMB. Kedua katup masih dalam keadaan tertutup rapat sehingga seluruh tenaga panas mendorong piston untuk bergerak. d. Langkah Buang Piston bergerak dari TMB ke TMA. Dalam langkah ini, gas yang terbakar dibuang dari dalam silinder. Katup buang terbuka, piston bergerak dari TMB ke TMA mendorong gas bekas pembakaran ke luar dari silinder.Ketika torak mencapai TMA, akan mulai bergerak lagi untuk persiapan berikutnya, yaitu langkah isap. Gambar 2.3 prinsip kerja motor 4 empat langkah[6]

2.3 Proses Pembakaran Motor Bakar Bensin

Proses pembakaran pada mesinmotor bensin merupakan sebagian proses perubahan energi change of energy untuk menghasilkan kerja mesin. Pada mulanya bensin dicampurkan dengan udara di dalam karburator sebelum dimasukkan ke dalam silinder, proses ini terjadi dalam sistem bahan bakar konvensional conventional fuel system. Campuran bahan bakar dan udara masuk dengan jumlah tertentu mengikuti volume silinder bersamaan langkah hisap, kemudian dikompresikan hingga volume akhir kompresi sedikit volume akhir silinder ditambah volume ruang bakar. Akan tetapi karena pembakaran butuh waktu time maka pembakaran dilakukan beberapa derajat sebelum piston mencapai Titik Mati Atas Universitas Sumatera Utara 22 TMA. Dalam hal ini pengaturan waktu pengapian dikenal dengan saat pengapian ignition timing, yaitu waktu dimana busi memercikan api listrik untuk membakar campuran bahan bakar dan udara. Oleh karena pembakaran mesin bensin memerlukan busi maka dikenal pula mesin bensin sebagai SI engine spark ignition engine .

2.4 Konsep Reaksi Pembakaran Motor Bakar Bensin

Reaksi pembakaran adalah reaksi kimia bahan bakar dan oksigen yang diperoleh dari udara yang akan menghasilkan panas dan gas sisa pembakaran yang berlangsung dalam waktu yang sangat cepat. Reaksi pembakaran tersebut akan menghasilkan produk hasil pembakaran yang komposisinya tergantung dari kualitas pembakaran yang terjadi. Dalam pembakaran proses yang terjadi adalah oksidasi dengan reaksi sebagai berikut : Karbon + Oksigen = Koarbon dioksida +panas Hidrogen + Oksigen = uap air + panas Sulfur +oksigen + sulphur dioksida + panas Pembakaran akan dikatakan sempurna apabila campuran bahan bakar dan oksigen dari udara mempunyai perbandingan yang tepat stoichiometric, hingga tidak diperoleh sisa. Bila oksigen terlalu banyak, dikatakan campuran kurus dan hasil pembakarannya menghasilkan api oksidasi. Sebaliknya, bila bahan bakarnya terlalu banyak tidak cukup oksigen, dikatakan campuran kaya rich sehingga pembakaran ini menghasilkan api reduksi. Pada motor bensin, campuran udara dan bahan bakar tersebut dinyalakan dalam silinder oleh bunga api dari busi pada akhir langkah kompresi dengan suhu pembakaran berkisar antara 2100°K sampai 2500°K. waktu pembakaran yang teratur lamanya kira-kira 3 mili detik 0,003 s. Oleh karena reaksi pembakaran yag sangat cepat akan mengakibatkan terjadinya gangguan dalam system pembakaran, antara lain terjadi pembakaran sendiri self ignition oleh karena adanya sisa bahan baker yang tidak terbakar. Hal ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut : • angka oktan yang terlalu rendah • penyetelan sudut pengapian yang tidak tepat Universitas Sumatera Utara 23 • busi terlalu panas • pendinginan terlalu miskin • terbakarnya sisa pembakaran sebelumnya • bentuk ruang bakar yang tidak sesuai Gangguan-gangguan pada pembakaran ini akan sangat merugikan efektivitas mesin maka mendapatkan untuk pembakaran yang baik maka diperlukan syarat- syarat sebagai berikut : • jumlah udara yang sesuai • temperatur yang sesuai dengan penyalaan bahan bakar • waktu pembakaran yang cukup • kerapatan yang cukup untuk merambatkan api dalam silinder.

2.5 Komponen-Komponen Pembakaran Pada Motor Bakar Bensin

Dokumen yang terkait

Uji Eksperimental Perbandingan Performansi Mesin Otto Menggunakan Alat Catalytic Converter Dengan Bahan Bakar Pertalite dan Variasi Campuran Pertalite-Serbuk Kapur Barus

4 45 107

Uji Eksperimental Perbandingan Performansi Mesin Otto Menggunakan Alat Catalytic Converter Dengan Bahan Bakar Pertalite dan Variasi Campuran Pertalite-Serbuk Kapur Barus

0 0 2

Uji Eksperimental Perbandingan Performansi Mesin Otto Menggunakan Alat Catalytic Converter Dengan Bahan Bakar Pertalite dan Variasi Campuran Pertalite-Serbuk Kapur Barus

0 0 5

Uji Eksperimental Perbandingan Performansi Mesin Otto Menggunakan Alat Catalytic Converter Dengan Bahan Bakar Pertalite dan Variasi Campuran Pertalite-Serbuk Kapur Barus

0 1 32

Uji Eksperimental Perbandingan Performansi Mesin Otto Menggunakan Alat Catalytic Converter Dengan Bahan Bakar Pertalite dan Variasi Campuran Pertalite-Serbuk Kapur Barus

0 0 3

Pengujian Eksperimental Pengaruh Penambahan Kapur Barus Pada Pertalite Terhadap Performansi Mesin Otto Empat Langkah

0 2 13

Pengujian Eksperimental Pengaruh Penambahan Kapur Barus Pada Pertalite Terhadap Performansi Mesin Otto Empat Langkah

0 0 2

Pengujian Eksperimental Pengaruh Penambahan Kapur Barus Pada Pertalite Terhadap Performansi Mesin Otto Empat Langkah

0 0 4

Pengujian Eksperimental Pengaruh Penambahan Kapur Barus Pada Pertalite Terhadap Performansi Mesin Otto Empat Langkah

1 5 28

Pengujian Eksperimental Pengaruh Penambahan Kapur Barus Pada Pertalite Terhadap Performansi Mesin Otto Empat Langkah

0 0 2