Efisiensi Termal Pengujian Performansi Motor Bakar

69

4.2.4 Efisiensi Termal

Efisiensi termal merupakan perbandingan antara daya keluaran aktual terhadap laju panas rata-rata yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar. Efisiensi termal dengan menggunakan bahan bakar pertalite, K 1 gr, K 1,5 gr, K 2 gr dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.16 dan dapat dilihat pada tabel dan gambar 4.8. Tabel 4.8 Data hasil perhitungan efisiensi termal Putaran Mesin rpm η th,b Pertalite K 1 gr K 1,5 gr K 2 gr 2000 3000 4000 5000 6000 15,22 29,01 39,94 52,86 49,02 16,12 31,67 42,12 40,11 42,01 21,17 37,94 40,19 49,51 56,21 24,85 36,81 42,09 50,86 55,97 Berdasarkan tabel 4.8, nilai efisiensi termal tertinggi terdapat pada penggunaan bahan bakar K 1,5 gr yaitu sebesar 56,21 saat putaran mesin 6000 rpm. Penggunaan bahan bakar pertalite mempunyai nilai efisiensi termal maksimum sebesar 52,86 pada putaran mesin 5000 rpm. Penggunaan bahan bakar K 1 gr mempunyai nilai efisiensi termal maksimum sebesar 42,12 pada putaran mesin 4000 rpm. Penggunaan bahan bakar K 2 gr mempunyai nilai efisiensi termal maksimum sebesar 55,97 pada putaran mesin 6000 rpm. Nilai efisiensi termal terendah terdapat pada penggunaan bahan bakar pertalite yaitu sebesar 15,22 . Pada penggunaan bahan bakar K 1 gr mempunyai nilai efisiensi termal minimum sebesar 16,12 . Pada penggunaan bahan bakar K 1,5 gr mempunyai nilai efisiensi termal minimum sebesar 21,17 . Pada penggunaan bahan bakar K 2 gr mempunyai nilai efisiensi termal minimum sebesar 24,85 . Nilai minimum efisiensi termal masing-masing bahan bakar berada pada putaran mesin 2000 rpm. Universitas Sumatera Utara 70 10 20 30 40 50 60 2000 3000 4000 5000 6000 Sfc g r k W h Putaran Mesin RPM Pertalite K 1 gr K 1,5 gr K 2 gr Gambar 4.8 Grafik efisiensi termal η th,b vs putaran mesin rpm Berdasarkan gambar 4.8 dengan penggunanaan bahan bakar K 1,5 dan K 2 gr nilai efisiensi termal semakin tinggi seiring dengan meningkatnya putaran mesin. Penggunaan bahan bakar pertalite nilai efisiensi termal meningkat hingga putaran mesin 5000 rpm namun turun kembali pada putaran mesin 6000 rpm. Penggunaan bahan bakar K 1 gr nilai efisiensi termal meningkat hingga putaran mesin 4000 kemudian turun pada rpm 5000 dan naik kembali pada putaran mesin 6000 rpm.

4.2.5 Rasio Udara-Bahan Bakar AFR

Dokumen yang terkait

Uji Eksperimental Perbandingan Performansi Mesin Otto Menggunakan Alat Catalytic Converter Dengan Bahan Bakar Pertalite dan Variasi Campuran Pertalite-Serbuk Kapur Barus

4 45 107

Uji Eksperimental Perbandingan Performansi Mesin Otto Menggunakan Alat Catalytic Converter Dengan Bahan Bakar Pertalite dan Variasi Campuran Pertalite-Serbuk Kapur Barus

0 0 2

Uji Eksperimental Perbandingan Performansi Mesin Otto Menggunakan Alat Catalytic Converter Dengan Bahan Bakar Pertalite dan Variasi Campuran Pertalite-Serbuk Kapur Barus

0 0 5

Uji Eksperimental Perbandingan Performansi Mesin Otto Menggunakan Alat Catalytic Converter Dengan Bahan Bakar Pertalite dan Variasi Campuran Pertalite-Serbuk Kapur Barus

0 1 32

Uji Eksperimental Perbandingan Performansi Mesin Otto Menggunakan Alat Catalytic Converter Dengan Bahan Bakar Pertalite dan Variasi Campuran Pertalite-Serbuk Kapur Barus

0 0 3

Pengujian Eksperimental Pengaruh Penambahan Kapur Barus Pada Pertalite Terhadap Performansi Mesin Otto Empat Langkah

0 2 13

Pengujian Eksperimental Pengaruh Penambahan Kapur Barus Pada Pertalite Terhadap Performansi Mesin Otto Empat Langkah

0 0 2

Pengujian Eksperimental Pengaruh Penambahan Kapur Barus Pada Pertalite Terhadap Performansi Mesin Otto Empat Langkah

0 0 4

Pengujian Eksperimental Pengaruh Penambahan Kapur Barus Pada Pertalite Terhadap Performansi Mesin Otto Empat Langkah

1 5 28

Pengujian Eksperimental Pengaruh Penambahan Kapur Barus Pada Pertalite Terhadap Performansi Mesin Otto Empat Langkah

0 0 2