Rasio Udara-Bahan Bakar AFR

70 10 20 30 40 50 60 2000 3000 4000 5000 6000 Sfc g r k W h Putaran Mesin RPM Pertalite K 1 gr K 1,5 gr K 2 gr Gambar 4.8 Grafik efisiensi termal η th,b vs putaran mesin rpm Berdasarkan gambar 4.8 dengan penggunanaan bahan bakar K 1,5 dan K 2 gr nilai efisiensi termal semakin tinggi seiring dengan meningkatnya putaran mesin. Penggunaan bahan bakar pertalite nilai efisiensi termal meningkat hingga putaran mesin 5000 rpm namun turun kembali pada putaran mesin 6000 rpm. Penggunaan bahan bakar K 1 gr nilai efisiensi termal meningkat hingga putaran mesin 4000 kemudian turun pada rpm 5000 dan naik kembali pada putaran mesin 6000 rpm.

4.2.5 Rasio Udara-Bahan Bakar AFR

Ratio perbandingan udara bahan bakar Air Fuel Ratio, dari masing- masing pengujian menggunakan bahan bakar pertalite, K 1 gr, K 1,5 gr dan K 2 gr dengan variasi putaran mesin yaitu, 2000, 3000, 4000, 5000, dan 6000 rpm diperoleh dengan menggunakan alat gas analyzer. Hasil pengujian AFR dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut. Universitas Sumatera Utara 71 Tabel 4.9 Data hasli rasio udara dan bahan bakar RPM AFR Pertalite K 1 gr K 1,5 gr K 2 gr 2000 3000 4000 5000 6000 28,5 24,6 23,3 22,08 21,1 28,8 25,1 23,5 22,9 18,5 29,2 25,7 24,4 23,5 18,5 29,02 26,04 24,2 23,8 18,4 Berdasarkan tabel 4.9, rasio udara-bahan bakar AFR terbesar pada penggunaan bahan bakar K 1,5 gr yaitu sebesar 29,2. Pada penggunaan bahan bakar pertalite mempunyai AFR maksimum sebesar 28,5. Pada penggunaan bahan bakar K 1 gr mempunyai AFR maksimum sebesar 28,8. Pada penggunaan bahan bakar K 2 gr mempunyai AFR maksimum sebesar 29,02. Nilai maksimum AFR dari masing-masing bahan bakar berada pada putaran mesin 2000 rpm. Rasio udara-bahan bakar AFR terendah pada penggunaan bahan bakar K 2 gr yaitu sebesar 18,4. Pada penggunaan bahan bakar pertalite mempunyai AFR minimum sebesar 21,1. Pada penggunaan bahan bakar K 1 gr mempunyai AFR minimum sebesar 18,5. Pada penggunaan bahan bakar K 1,5 gr mempunyai AFR minimum sebesar 18,5. Nilai minimum AFR dari masing-masing bahan bakar berada pada putaran mesin 6000 rpm. Universitas Sumatera Utara 72 5 10 15 20 25 30 35 2000 3000 4000 5000 6000 A F R Putaran Mesin RPM Pertalite K 1 gr K 1,5 gr K 2 gr Gambar 4.9 Grafik Air Fuel Ratio AFR vs putaran mesin rpm Berdasarkan gambar 4.9 perbandingan AFR terhadap putaran mesin menunjukkan bahwa AFR berbanding terbalik terhadap peningkatan putaran mesin pada penelitian ini. Semakin tinggi putaran mesin maka akan semakin rendah AFR yang di hasilkan begitu juga sebaliknya. Hal ini disebabkan oleh semakin tinggi nya putaran mesin maka massa udara yang masuk kedalam ruang bakar akan lebih sedikit karna langkah untuk menghisap udara masuk kedalam ruang bakar akan semakin kecil. Sehingga perbandingan udara dengan bahan bakar akan menjadi lebih kecil.

4.3 Pengujian Emisi Gas Buang

Dokumen yang terkait

Uji Eksperimental Perbandingan Performansi Mesin Otto Menggunakan Alat Catalytic Converter Dengan Bahan Bakar Pertalite dan Variasi Campuran Pertalite-Serbuk Kapur Barus

4 45 107

Uji Eksperimental Perbandingan Performansi Mesin Otto Menggunakan Alat Catalytic Converter Dengan Bahan Bakar Pertalite dan Variasi Campuran Pertalite-Serbuk Kapur Barus

0 0 2

Uji Eksperimental Perbandingan Performansi Mesin Otto Menggunakan Alat Catalytic Converter Dengan Bahan Bakar Pertalite dan Variasi Campuran Pertalite-Serbuk Kapur Barus

0 0 5

Uji Eksperimental Perbandingan Performansi Mesin Otto Menggunakan Alat Catalytic Converter Dengan Bahan Bakar Pertalite dan Variasi Campuran Pertalite-Serbuk Kapur Barus

0 1 32

Uji Eksperimental Perbandingan Performansi Mesin Otto Menggunakan Alat Catalytic Converter Dengan Bahan Bakar Pertalite dan Variasi Campuran Pertalite-Serbuk Kapur Barus

0 0 3

Pengujian Eksperimental Pengaruh Penambahan Kapur Barus Pada Pertalite Terhadap Performansi Mesin Otto Empat Langkah

0 2 13

Pengujian Eksperimental Pengaruh Penambahan Kapur Barus Pada Pertalite Terhadap Performansi Mesin Otto Empat Langkah

0 0 2

Pengujian Eksperimental Pengaruh Penambahan Kapur Barus Pada Pertalite Terhadap Performansi Mesin Otto Empat Langkah

0 0 4

Pengujian Eksperimental Pengaruh Penambahan Kapur Barus Pada Pertalite Terhadap Performansi Mesin Otto Empat Langkah

1 5 28

Pengujian Eksperimental Pengaruh Penambahan Kapur Barus Pada Pertalite Terhadap Performansi Mesin Otto Empat Langkah

0 0 2