65
4.2.2. Daya
Besarnya daya yang dihasilkan poros engkol dalam pengujian performansi mesin Supra X 125 dengan menggunakan bahan bakar pertalite, K 1 gr, K 1,5 gr,
K 2 gr pada setiap putaran mesin dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.7 dan dapat dilihat pada tabel 4.5 dan gambar 4.6.
Tabel 4.5 Data hasil perhitungan untuk pengujian daya
Putara Mesin RPM
Daya Watt
Pertalite K 1 gr
K 1,5 gr K 2 gr
2000 3000
4000 5000
6000
186,30 474,14
858,26 1486,26
1959,36 221,89
549,50 1017,36
1339,73 1701,88
240,73 543,22
837,33 1371,13
1877,72 295,16
574,62 921,06
1507,20 2015,88
Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh daya tertinggi pada penggunaan bahan bakar K 2 gr sebesar 2015,88 Watt pada putaran mesin 6000 rpm. Daya terendah
pada penggunaan bahan bakar pertalite sebesar 186,30 Watt pada putaran mesin 2000 rpm.
Daya maksimum penggunaan bahan bakar pertalite adalah sebesar 1959,36 Watt. Daya maksimum penggunaan bahan bakar K 1 gr adalah sebesar
1701,88 Watt. Daya maksimum penggunaan bahan bakar K 1,5 gr adalah sebesar 1877,72 Watt. Daya maksimum penggunaan bahan bakar K 2 gr adalah sebesar
2015,88 Watt. Daya maksimum masing-masing bahan bakar terdapat pada putaran mesin 6000 rpm.
Daya minimum penggunaan bahan bakar pertalite adalah sebesar 186,30 Watt. Daya minimum penggunaan bahan bakar K 1 gr adalah sebesar 221,89
Watt. Daya minimum penggunaan bahan bakar K 1,5 gr adalah sebesar 240,73 Watt. Daya minimum penggunaan bahan bakar K 2 gr adalah sebesar 295,16
Watt. Daya minimum masing-masing bahan bakar terdapat pada putaran mesin 2000 rpm.
Universitas Sumatera Utara
66
500 1000
1500 2000
2500
2000 3000
4000 5000
6000
D ay
a w
at t
Putaran Mesin RPM
Pertalite K 1 gr
K 1,5 gr K 2 gr
Gambar 4.6 grafik daya Watt vs putaran mesin rpm
Berdasarkan grafik diatas secara garis besar semakin tinggi putaran mesin maka semakin tinggi pula daya yang dihasilkan. Penggunaan bahan bakar K 2 gr
menghasilkan daya tertinggi dibandingkan dengan bahan bakar lain pada putaran mesin 2000, 3000, 5000 dan 6000 rpm. Pada putaran mesin 4000 rpm daya
tertinggi dihasilkan dengan penggunaan bahan bakar K 1 gr.
4.2.3 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Specific fuel consumption