62
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa waktu terlama dalam konsumsi 10 ml bahan bakar adalah pada putaran mesin 2000 rpm dengan menggunakan bahan
bakar K 2 gr dengan waktu selama 197,32 detik, penggunaan bahan bakar pertalite selama 178,43 detik, penggunaan bahan bakar K 1 gr selama 179,62
detik dan penggunaan bahan bakar K 1,5 gr selama 185,75 detik. Sedangkan waktu tercepat dalam konsumsi 10 ml bahan bakar terdapat pada putaran mesin
6000 rpm dengan menggunakan bahan bakar pertalite dengan waktu selama 54,61 detik, menggunakan bahan bakar K 1 gr selama 61,55 detik, menggunakan bahan
bakar K 1,5 gr selama 63,37 detik dan menggunakan bahan bakar K 2 gr selama 65,59 detik.
4.2.1 Torsi
Besarnya torsi yang dihasilkan mesin yang disalurkan melalui sistem transmisi sampai memutar roda belakang yang terhubung dengan timbangan
pegas dan akan menarik timbangan pegas tersebut. Massa tarik timbangan pegas akan digunakan sebagai data-data perhitungan mendapatkan torsi. Selain data-data
massa tarik timbangan tarik diperlukan juga data transmisi [30] sebagai berikut:
1. Final Gear
Besar gigi tarik roda depan : 14T
Besar gigi tarik roda belakang : 36T
2. Rasio gigi 3
Besar poros utama mainshaft : 20T
Besar gear poros kedua countershaft : 23T
3. Rasio antara poros engkol dengan poros transmisi :
Besar gear poros engkol : 20T Besar gear poros kopling : 67T
4. Roda belakang Rear Wheel :
Besar jari-jari roda belakang r = ½ x 17 inchi r = 8,5 inchi
r = 0,2159 m
Universitas Sumatera Utara
63
Data transmisi diatas dapat digunakan untuk mencari final ratio dengan menggunakan persamaan 2.4, maka didapat FR = 9,904. Besar gaya yang
diberikan roda belakang terhadap timbangan pegas dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.2, kemudian torsi yang diberikan roda belakang dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan 2.3, sehingga dapat dicari torsi mesin dengan menggunakan persamaan 2.5. Dapat dilihat besar gaya yang diberikan
roda belakang, torsi roda belakang dan torsi mesin pada setiap variasi putaran mesin dengan bahan bakar Pertalite, K 1 gr, K 1,5 gr dan K 2 gr pada tabel 4.4
dan gambar 4.5.
Tabel 4.4 Data hasil perhitungan untuk pengujian torsi
Bahan Bakar
Putaran Mesin RPM
2000 3000
4000 5000
6000
F N
Pertalite K 1 gr
K 1,5 gr K 2 gr
41,18 49,03
52,95 64,72
69,62 80,41
79,43 84,34
94,14 111,79
92,18 101,01
130,43 117,68
120,62 132,39
143,18 124,54
137,29 148,08
τ
roda belakang
Nm
Pertalite K 1 gr
K 1,5 gr K 2 gr
8,89 10,58
11,43 13,97
15,03 17,36
17,14 18,20
20,32 24,13
19,90 21,80
28,15 25,40
26,04 28,58
30,91 26,88
29,64 31,87
τ
mesin
Nm
Pertalite K 1 gr
K 1,5 gr K 2 gr
0,89 1,06
1,15 1,41
1,51 1,75
1,73 1,83
2,05 2,43
2,00 2,20
2,84 2,56
2,62 2,88
3,12 2,71
2,99 3,21
Torsi maksimum penggunaan bahan bakar pertalite sebesar 3,12 Nm. Torsi maksimum penggunaan bahan bakar K 1 gr sebesar 2,71 Nm. Torsi
maksimum penggunaan bahan bakar K 1,5 gr sebesar 2,99 Nm. Torsi maksimum penggunaan bahan bakar K 2 gr sebesar 3,21 Nm. Torsi maksimum pada setiap
bahan bakar masing-masing berada pada putaran mesin 6000 rpm.
Universitas Sumatera Utara
64
Torsi minimum penggunaan bahan bakar pertalite sebesar 0,89 Nm. Torsi minimum penggunaan bahan bakar K 1 gr sebesar 1,06 Nm. Torsi minimum
penggunaan bahan bakar K 1,5 gr sebesar 1,15. Torsi minimum penggunaan bahan bakar K 2 gr sebesar 1, 41 Nm. Torsi minimum pada setiap bahan bakar
masing-masing berada pada putaran mesin 2000 rpm.
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5
2000 3000
4000 5000
6000
To rsi
N m
Putaran Mesin RPM
Pertalite K 1 gr
K 1,5 gr K 2 gr
Gambar 4.5 grafik pengujian torsi Nm vs putaran mesin rpm
Berdasarkan gambar 4.5 di atas semua jenis bahan bakar mengalami peningkatan torsi seiring dengan menungkatnya putaran mesin. Diperoleh torsi
terbesar dari setiap bahan bakar terdapat pada penggunaan bahan bakar K 2 gr yaitu sebesar 3,12 Nm pada putaran mesin 8000 rpm dan torsi terkecil dari setiap
bahan bakar terdapat pada penggunaan bahan bakar pertalite yaitu sebesar 0,89 Nm pada putaran mesin 2000 rpm.
Besarnya torsi dipengaruhi oleh energi ledakan pada ruang bakar. Semakin besar nilai kalor bahan bakar, maka semakin besar energi ledakan pada ruang
bakar. Pembakaran sempurna terjadi jika terdapat kandungan molekul udara yang cukup pada molekul bahan bakar.
Universitas Sumatera Utara
65
4.2.2. Daya