Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Specific fuel consumption

66 500 1000 1500 2000 2500 2000 3000 4000 5000 6000 D ay a w at t Putaran Mesin RPM Pertalite K 1 gr K 1,5 gr K 2 gr Gambar 4.6 grafik daya Watt vs putaran mesin rpm Berdasarkan grafik diatas secara garis besar semakin tinggi putaran mesin maka semakin tinggi pula daya yang dihasilkan. Penggunaan bahan bakar K 2 gr menghasilkan daya tertinggi dibandingkan dengan bahan bakar lain pada putaran mesin 2000, 3000, 5000 dan 6000 rpm. Pada putaran mesin 4000 rpm daya tertinggi dihasilkan dengan penggunaan bahan bakar K 1 gr.

4.2.3 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Specific fuel consumption

Konsumsi bahan bakar spesifik setiap campuran bahan bakar dan setiap variasi putaran dapat dihitung menggunakan persamaan 2.10. Diketahui dari tabel 2.1 standar dan mutu spesifikasi bahan bakar jenis bensin 90 pertalite mempunyai batas maksimum massa jenis dari pertalite pada suhu 15 ° C adalah 770 kgm 3 dan batas minimum massa jenis pertalite adalah 715 kgm 3 . Sehingga dapat dicari rata rata nilai massa jenis pertalite adalah 742,5 kgm 3 . Dan massa jenis kapur barus sendiri adalah 990 kgm 3 . Untuk mencari massa jenis ρ f bahan bakar campuran seperti K 1 gr, K 1,5 gr dan K 2 gr dapat dicari dengan persamaan 2.9. Adapun massa jenis ρ f bahan bakar pertalite dan bahan bakar campuran K 1 gr, K 1,5 gr, K 2 gr dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut : Universitas Sumatera Utara 67 Tabel 4.6 Data massa jenis bahan bakar Bahan Bakar Massa Jenis Kgm 3 Pertalite K 1 gr K 1,5 gr K 2 gr 742,5 742,5002 742,5003 742,5004 Besarnya laju aliran massa bahan bakar dan sfc dapat dicari dengan menggunakan persamaan 2.7 dan persamaan 2.10 dan dapat dilihat pada tabel dan gambar 4.7. Tabel 4.7 Data hasil perhitungan laju aliran bahan bakar ṁ f dan konsumsi bahan bakar spesifik Sfc Data Pengujian Bahan Bakar Putaran Mesin RPM 2000 3000 4000 5000 6000 ṁf kgjam Pertalite K 1 gr K 1,5 gr K 2 gr 0,1498 0,1488 0,1444 0,1356 0,2001 0,1876 0,1818 0,1782 0,2631 0,2612 0,2646 0,2498 0,3443 0,3612 0,3517 0,3383 0,4894 0,4381 0,4242 0,4112 Sfc grkWh Pertalite K 1 gr K 1,5 gr K 2 gr 804,07 670,61 599,84 459,41 422,02 341,41 334,67 310,11 306,55 256,74 316,00 271,20 231,65 269,61 230,24 224,45 247,47 257,42 225,91 203,98 Pada tabel 4.7 sfc terbesar dengan menggunakan bahan bakar pertalite sebesar 804,07 grkWh pada putaran mesin 2000 rpm. Penggunaan bahan bakar K 1 gr mempunyai nilai sfc maksimal sebesar 670,61 grkWh pada putaran mesin 2000 rpm. Penggunaan bahan bakar K 1,5 gr mempunyai nilai sfc maksimal sebesar 599,84 grkWh pada putaran mesin 2000 rpm. Penggunaan bahan bakar K 2 gr mempunyai nilai sfc maksimal sebesar 459,41 grkWh pada putaran mesin 2000 rpm. Universitas Sumatera Utara 68 Nilai sfc terendah dengan terdapat pada bahan bakar K 2 gr yaitu sebesar 203,98 grkWh pada putaran mesin 8000 rpm. Penggunaan bahan bakar pertalite mempunyai nilai sfc minimum sebesar 231,65 grkWh pada putaran mesin 5000 rpm. Penggunaan bahan bakar K 1 gr mempunyai nilai sfc minimum sebesar 256,74 grkWh pada putaran mesin 4000 rpm. Penggunaan bahan bakar K 1,5 gr mempunyai nilai sfc minimum sebesar 225,91 grkWh pada putaran mesin 8000 rpm. 100 200 300 400 500 600 700 800 900 2000 3000 4000 5000 6000 Sfc g r k W h Putaran Mesin RPM Pertalite K 1 gr K 1,5 gr K 2 gr Gambar 4.7 Grafik Sfc grkWh vs putaran mesin rpm Berdasarkan gambar 4.7 terlihat grafik sfc terendah rata-rata dari putaran mesin 2000 rpm sampai 8000 rpm terdapat pada penggunaan bahan bakar K 2 gr. Penggunaan bahan bakar pertalite mengalami penurunan Sfc hingga putaran mesin 5000 rpm namun mengalami kenaikan kembali pada putaran mesin 6000 rpm. Penggunaan bahan bakar K 1 mengalami penurunan Sfc hingga putaran mesin 4000 rpm dan mengalami kenaikan pada putaran mesin 5000 dan 6000 rpm. Penggunaan bahan bakar K 1,5 gr dan K 2 gr mengalami penurunan nilai Sfc seiring dengan meningkatnya putaran mesin. Universitas Sumatera Utara 69

4.2.4 Efisiensi Termal

Dokumen yang terkait

Uji Eksperimental Perbandingan Performansi Mesin Otto Menggunakan Alat Catalytic Converter Dengan Bahan Bakar Pertalite dan Variasi Campuran Pertalite-Serbuk Kapur Barus

4 45 107

Uji Eksperimental Perbandingan Performansi Mesin Otto Menggunakan Alat Catalytic Converter Dengan Bahan Bakar Pertalite dan Variasi Campuran Pertalite-Serbuk Kapur Barus

0 0 2

Uji Eksperimental Perbandingan Performansi Mesin Otto Menggunakan Alat Catalytic Converter Dengan Bahan Bakar Pertalite dan Variasi Campuran Pertalite-Serbuk Kapur Barus

0 0 5

Uji Eksperimental Perbandingan Performansi Mesin Otto Menggunakan Alat Catalytic Converter Dengan Bahan Bakar Pertalite dan Variasi Campuran Pertalite-Serbuk Kapur Barus

0 1 32

Uji Eksperimental Perbandingan Performansi Mesin Otto Menggunakan Alat Catalytic Converter Dengan Bahan Bakar Pertalite dan Variasi Campuran Pertalite-Serbuk Kapur Barus

0 0 3

Pengujian Eksperimental Pengaruh Penambahan Kapur Barus Pada Pertalite Terhadap Performansi Mesin Otto Empat Langkah

0 2 13

Pengujian Eksperimental Pengaruh Penambahan Kapur Barus Pada Pertalite Terhadap Performansi Mesin Otto Empat Langkah

0 0 2

Pengujian Eksperimental Pengaruh Penambahan Kapur Barus Pada Pertalite Terhadap Performansi Mesin Otto Empat Langkah

0 0 4

Pengujian Eksperimental Pengaruh Penambahan Kapur Barus Pada Pertalite Terhadap Performansi Mesin Otto Empat Langkah

1 5 28

Pengujian Eksperimental Pengaruh Penambahan Kapur Barus Pada Pertalite Terhadap Performansi Mesin Otto Empat Langkah

0 0 2