Legal standing perusahaan efek yang telah dicabut izin usaha dalam pengajuan permohonan pailit.

efek apabila masih memenuhi ketentuan persyaratan dan menjalankan kegiatan sebagai perantara pedagang efek. 2. OJK dapat mencabut izin usaha penjamin emisi efek apabila perusahaan efek tersebut tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai penjamin emisi efek, dan OJK dapat memberikan izin usaha sebagaisebagai perantara pedagang efek apabila masih memenuhi ketentuan persyaratan dan menjalankan kegiatan sebagai perantara pedagang efek.

C. Legal standing perusahaan efek yang telah dicabut izin usaha dalam pengajuan permohonan pailit.

Mengacu kepada ketentuan Pasal 55 ayat 1 Jo Pasal 55 ayat 2 UU OJK hanya Badan Pengawas Pasar Modal yang mengalihkan seluruh fungsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan keuangan di sektor pasal modal kepada OJK, sedangkan terhadap Bank Indonesia dan Menteri Keuangan masih menjalankan tugas dan wewenang lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh sebab itu dengan adanya OJK, otomatis telah mengubah prosedur permohonan pailit terbatas pada perusahaan perusahaan efek, bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian yang dahulu menjadi kewenangan Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam-LK dan tersebut beralih ke OJK. OJK didirikan untuk mengganti peran Bapepam-LK yang disimpulkan sudah tidak ada lagi lembaga Bapepam-LK. Sedangkan prosedur permohonan pailit terhadap Bank tetap diajukan oleh Bank Indonesia dan untuk Perusahaan Asuransi, Perusahaan Reasuransi, Dana Pensiun, atau Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dibidang kepentingan publik tetap diajukan oleh Menteri keuangan. 90 Menurut Pasal 2 UUK dan PKPU, permohonan pailit dapat diajukan oleh pemohon-pemohon sebagai berikut : 91 Pemailitan perusahaan efek oleh OJK ditegaskan dalam Pasal 2 ayat 4 UUK dan PKPU. Pasal itu menentukan dalam hal debitur adalah Perusahaan Efek, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjamin, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, permohonan pernyataan pailit hanya dapat diajukan oleh OJK. 1. Jika debitur adalah perusahaan bukan bank dan bukan perusahaan efek, maka yang dapat mengajukan permohonan pailit adalah : a. Debitur b. Seorang atau lebih kreditur c. Kejaksaan 2. Jika debitur adalah perusahaan berbentuk bank, maka yang dapat mengajukan permohonan pailit adalah Bank Indonesia. 3. Jika debitur adalah perusahaan efek, maka yang dapat mengajukan permohonan pailit adalah OJK 92 90 Pencabutan izin usaha oleh OJK terhadap suatu perusahaan efek serta merta merubah status dan bentuk badan hukum perusahaan efek tersebut. http:www.hukumonline.comklinikdetaillt52dfe654d9902hubungan-ojk-terhadap- prosedur-kepailitan-perbankan-dan-industri-keuangan diakses tanggal 17 Maret 2015. 91 Adrian Sutedi, Op. cit. hlm. 41. 92 http:www.hukumonline.comberitabacalt4b8b83a6b5195antaboga-gagal-pailit diakses tanggal 17 maret 2015. Dimana status dan bentuk badan hukum perusahaan efek yang sudah dicabut izin usahanya oleh OJK tidak lagi sebagai perusahaan efek sebagaimana diatur dalamPasal 1 Angka 22 UUPM karena status dan bentuk badan hukum sebagai perusahaan efek telah dicabut izin usahanya oleh OJK sebagai salah satu sanksi administratif terhadap pelanggaran yang dilakukan perusahaan efek sesuai dengan Pasal 102 ayat 2 huruf e UUPM, hal tersebut mengakibatkan perusahaan efek yang dicabut izin usahanya tersebut menjadi perseroan terbatas biasa yang tunduk kepada UUPT, sehingga perusahaan efek tidak dapat lagi melakukan kegiatan sebagaiperusahaan efek dalam bidang pasar modal. 93 Namun dalam contoh kasus putusan Mahkamah Agung Nomor No.340 KPdt.Sus2010 yang mana menolak pemohon kasasi dahulu pemohon pailit Rudi Santoso Joo terhadap termohon kasasi dahulu termohon pailit PT. Antaboga Delta Securitas Indonesia dalam perkara perdata kepailitan dengan pertimbangan karena walaupun walaupun izin usaha dari PT. Antaboga Delta Securitas Indonesia tidak dicabut dan Undang-Undang Kepailitan tidak mengatur hal ini, Mengingat pembubaran perseroan yang merupakan akibat hukum dari pencabutan izin usaha tidak mengakibatkan perseroan kehilangan status badan hukum sampai dengan selesainya likuidasi. Dimana badan hukum masih dapat melakukan suatu perbuatan hukum seperti pengajuan permohonan pailit. Sehingga legal standing perusahaan efek yang telah dicabut izin usahanya oleh OJK dalam pengajuan permohonan pailit adalah dapat menjadi pemohon pailit sesuai dengan Pasal 2 UUK dan PKPU. 93 http:pustaka.unpad.ac.idarchives126774diakses tanggal 22 Maret 2015. tidaklah berarti kewenangan mengajukan permohonan Pailit dapat dilakukan pihak lain selain BAPEPAM sekarang OJK, karena menyangkut aktivitas PT tersebut pada waktu menjalankan usahanya pada saat itu. Yang mana pada saat itu izin usaha PT.Antaboga Delta Securitas selaku termohon telah dicabut izin usahanya dengan keputusan Ketua Bapepam-LK,No.Kep-01BL8E5.52009 tanggal 31 Desember 2009. Hal ini membuat suatu ketidakpastian hukum, karena berdasarkan Pasal 2 ayat 4 UU Kepailitan No. 37 Tahun 2004. Pasal itu menentukandalam hal Debitor adalah Perusahaan Efek, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjamin, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, permohonan pernyataan pailit hanya dapat diajukan OJK. Sudah sangat jelas dengan pencabutan izin usaha atas PT. Antaboga Delta Securitas selaku termohon oleh Bapepam sekarang OJK mengakibatkan mengakibatkan perubahan status hukum termohon yaitu dari perusahaan efek yang bergerak di bidang pasar modal dibawah pengaturan UUPM menjadi perseroan terbatas biasa yang tunduk pada UUPT. Pencabutan izin usaha PT. Antaboga Delta Securitas Indonesia oleh bapepam serta merta menghilangkan hak bapepam untuk mengajukan permohonan pailit terhadap PT. Antaboga Delta Securitas. Karena PT. Antaboga Delta Sekuritas bukan merupakan perusahaan efek lagi melain kan sudah menjadi perseroan terbatas biasa, dimana permohonan kepailitannya bisa diajukan oleh seorang atau lebih kreditur atau debitur itu sendiri yaitu perseroan terbatas tersebut sesuai dengan pasal 2 UUK. Menurut Pasal 30 UUPM yang dapat melakukan kegiatan usaha sebagai perusahaan efek adalah perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari OJK.Dimana perseroan adalah perseroan terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 UUPT. Berdasarkan logika hukum sudah jelas bahwa ketika OJK mencabut kembali izin yang telah diberikan kepada perseroan yang telah menjadi perusahaan efek maka status dan bentuk badan hukumnya kembali menjadi perseroan terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat 1 UUPT. Pengajuan permohonan kepailitan perseroan terbatas terdapat di dalam Pasal 89 UUPT yaitu RUPS untuk menyetujui Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, atau Pemisahan, pengajuan permohonan agar Perseroan dinyatakan pailit, perpanjangan jangka waktu berdirinya, dan pembubaran perseroan dapat dilangsungkan jika dalam rapat paling sedikit 34 tiga per empat bagian dari jumlah selumh saharn dengan hak suara hadir atau diwakili dalarn RUPSdan keputusan adalah sah jika disetujui paling sedikit 34 tiga per ernpat bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, kecuali anggaran dasar menentukan kuorum kehadiran danatau ketentuan tentang persyaratan pengambilan keputusan RUPS yang lebih besar. Undang-Undang Nomor .37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang tidak menjelaskan siapa yang berhak atas pengajuan permohonan pailit terhadap perusahaan efek yang telah dicabut izin usahanya. Perlu dibuat pembaruan UUK dan PKPU yang akan menjelaskan status hukum perusahaan efek yang telah dicabut izin usahanya dan pihak-pihak yang berhak atas pengajuan permohonan pailit perusahaan efek yang telah dicabut izin usahanya tersebut agar tercipta kepastian hukum. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang memang tidak mewajibkan bagi hakim untuk memanggil atau meminta persetujuan sekurang-kurangnya mendengar pendapat para kreditur yang lain dalam hal hal permohonan diajukan oleh seseorang atau beberapa kreditur. Namun UUK dan PKPU tidak melarang apabila hakim memanggil para krreditur yang lain untuk dimintai pendapat atau persetujuan mereka sehubungan dengan permohonan pailit. Demi memperoleh keputusan pailit yg fair, seyogiyanya seelum memutuskan permohonan pernyataan pailit seorang debitur, hakim terlebih dahulu memanggil dan meminta pendapat para kreditur, terutama yang menguasai sebagian besar jumlah utang debitur. 94 Sikap hakim yang demikian sejalan dengan ketentuan pasal 244 UUK dan PKPU mengenai hak debitur untuk memohon kepada pengadilan niaga agar Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU dicabut dan memberikan keputusannya. Hakim yang bersangkutan harus mendengar para kreditur dan memanggil mereka secara layak. 95 Pencabutan izin usaha perusahan efek yang dilakukan oleh OJK dan LK menyebabkan perusahaan tersebut kehilangan wewenangnya sebagai pihak yang dapat melakukan tindakan di dalam pasar modal. Perusahaan efek tersebut berubah statusnya menjadi perseroan terbatas biasa dan tunduk di bawah Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, sehingga apabila 94 Adrian Sutedi, op.cit. hlm. l 41. 95 Loc.cit permohonan pailit akan diajukan, maka dapat dilakukan dengan prosedur Peraturan Perundang-Undangan Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Dimana status hukum perusahaan efek tersebut sudah menjadi perseroan karena telah dicabut izin usahanya. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang tidak ada diatur tentang upaya hukum banding. Hal ini berarti berdasarkan UU No. 37 Tahun 2004, terhadap perkara kepailitan tidak dapat diajukan banding tetapi langsung kasasi ke Mahkamah Agung. Ketentuan ini berbeda dengan Faillissement Verordening yang mengenal adanya lembaga banding. 96 . Berdasarkan UU No. 37 tahun 2004 mengatur tentang kasasi ke Mahkamah Agung yaitu : 97 3. Permohonan kasasi sebagaimana dimaksud pada ayat 2, selain dapat diajukan oleh debiturdan kreditur yang merupakan pihak pada persidangan tingkat pertama, juga dapat diajukan oleh kreditur lain yang bukan merupakan pihak pada persidangan tingkat pertama yang tidak puas terhadap putusan atas permohonan pernyataan pailit. 1. Upaya hukum yang dapat dilakukan terhadap putusan atas permohonan pernyataan pailit, adalah kasasi ke Mahkamah Agung 2. Permohonan kasasi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diajukan dalam jangka waktu paling lambat 8 delapan hari terhitung sejak tanggal putusan yang dimohonkan kasasi diucapkan, dengan mendaftarkannya pada panitera pengadilan yang telah memutuskan permohonan pernyataan pailit. 96 Sunarmi, op.cit, hlm. 65 97 Republik Indonesia, Undang-Undang Nmor.37 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang , Pasal 11. 4. Panitera mendaftar permohonan kasasi pada tanggal permohonan yang bersangkutan diajukan, dan kepada pemohon diberikan tanda terima tertulis yang ditanda tangani panitera dengan tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan pendaftaran.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pokok pembahasan yang penulis uraikan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Kedudukan perusahaan efek dalam pasar modal adalah sebagai pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek PEE, Perantara Pedagang Efek PPE, dan Manejer Investasi sesuai dengan Pasal 1 angka 21 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal UUPM. Dalam melakukan kegiatan usaha sebagai Perantara Pedagang Efek perusahaan masuk ke dalam anggota bursa efek sesuai dengan Pasal 1 angka 2 UUPM. Disamping itu perusahaan efek adalah salah satu lembaga profesi penunjang perusahaan efek dalam melakukan kegiatan usaha kustodian sesuai dengan Pasal 43 angka 1 UUPM. 2. Kepailitan perusahaan efek dalam pasar modal dapat terjadi jika perusahaan efek tersebut dalam keadaan mempunyai dua atau lebih kreditur dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktudan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan sesuai dengan Pasal 2 ayat 1 UUK dan PKPU . Menurut Pasal 2 ayat 4 UUK dan PKPU permohonan pengajuan pailit perusahaan efek hanya dapat diajukan oleh Otoritas Jasa Keuangan OJK. Selama perusahaan efek masih melakukan kegiatan usaha di bidang pasar modal dan tunduk pada UUPM maka hanya OJK lah yang berwenang mengajukan permohonan pailit. Akibat hukum pernyataan pailit sejak tanggal 103