3. Izinkartu pengacara yang dilegalisir pada kepaniteraan pengadilan niaga setempat
4. Surat kuasa khusus 5. Akta pendaftaran perusahaanbankperusahaan efek yang dilegalisir dicap
oleh kantor perdagangan paling lambat 1 satu minggu sebelum permohonan didaftarkan
6. Surat perjanjian utang 7. Perincian utang yang telah jatuh tempotidak dibayar
8. Neraca keuangan terakhir 9. Daftar asset dan tanggung jawab
10.Nama serta alamat semua kreditur dan debitur.
B. ProsedurPermohonan Pailit Perusahaan Efek
Menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, pengadilan yang berwenang untuk
mengadili perkara permohonan pernyataan kepailitan adalah pengadilan yang daerah hukumnya meliputi daerah tempat kedudukan hukum debitur. Yang
dimaksud pengadilan menurut UUK dan PKPU adalah pengadilan niaga yang merupakan pengkhususan pengadilan di bidang perniagaan yang dibentuk dalam
lingkupan peradilan umum. Bila debitur telah meninggalkan wilayah RI, maka pengadilan yang
berwenang menetapkan putusan adalah pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan hukum terakhir debitur. Pasal 3 UUK dan PKPU
disebutkan, dalam hal debitur berupa persero suatu firma, yang mengadili adalah pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan hukum firma
tersebut. Sedangkan dalam hal debitur tidak berkedudukan di wilayah RI, pengadilan yang berwenang memutuskan adalah pengadilan yang daerah
hukumnya meliputi tempat kedudukan hukum kantor debitur menjalankan profesi atau usahanya dan bila debitur badan hukum maka kedudukan hukumnya adalah
sebagaimana dimaksud dalam anggaran dasarnya. Salah satu hal baru yang terdapat dalam UU No. 4 Tahun 1998jo. UU No.
37 Tahun 2004 yang tidak dijumpai dalam Faillisement Verordening Stb. 1905 No.217 jo.Stb. 1906 No. 348 adalah tentang Pengadilan Niaga. Pembentukan
pengadilan niaga ini menunjukkan bahwa perkembangan sejarah peradilan di Indonesia telah mengalami peningkatan yang cukup berarti. Dari segi struktur
organisasi, kedudukan pengadilan niaga merupakan bagian khusus di dalam lingkungan peradilan umum.
51
Pengadilan niaga tersebut akan khusus bertugas menangani permintaan pernyataan kepailitan. Keberadaan lembaga ini akan diwujudkan secara bertahap.
Begitu pula dengan lingkup tugas dankewenangan nya di luar masalah kepailitan, akan ditambahkan atau diperluas dari waktu ke waktu. Semuanya akan dilakukan
dengan mempertimbangkan tingkat kebutuhan, dan yang penting lagi tingkat kemampuan serta ketersediaan sumber daya yang akan mendukungnya.
52
Adapun cara-cara pengajuan permohonan pernyataan kepailitan menurut Pasal 6 UUK dan PKPU adalah sebagai berikut:
51
Sunarmi, Hukum Kepailitan Medan : USU Press,2009, hlm. 206.
52
Ibid, hlm. 207.
1. Permohonan pernyataan pailit diajukan kepada ketua pengadilan 2. Panitera mendaftarkan permohonan pernyataan pailit pada tanggal permohonan
yang bersangkutan diajukan, dan kepada pemohon diberikan tanda terima tertulis yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dengan tanggal yang
sama dengan tanggal pendaftaran. 3. Panitera wajib menolak pendaftaran permohonan pernyataan pailit bagi institusi
sebagaimana dalam pasal 2 ayat 2,3,4,dan 5 jika dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan dalam ayat-ayat tersebut.
4. Panitera menyampaikan permohonan pernyataan pailit kepada ketua pengadilan paling lambat 2 dua hari setelah tanggal permohonan didaftarkan.
5. Dalam jangka waktu paling lambat 3 tiga hari setelah tanggal permohonan pernyataan pailit didaftarkan, pengadilan mempelajari permohonan dan
menetapkan hari sidang. 6. Sidang pemeriksaan atas permohonan pernyataan pailit diselenggarakan dalam
jangka waktu paling lambat 20 dua puluh hari setelah tanggal permohonan didaftarkan.
7. Atas permohonan debitur dan berdasarkan alasan yang cukup, pengadilan dapat menunda penyelenggaraan sidang sebagaimana dimaksud pada ayat 5 sampai
dengan paling lambat 25 dua lima hari setelah tanggal permohonan didaftarkan.
Putusan atas permohonan pernyataan pailit harus diucapkan paling lambat 60 enam puluh setelah tanggal permohonan pernyataan pailit didaftarkan.
Putusan tersebut harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum sebagaimana
ketentuan pasal 8 ayat 7 dan dapat dijalankan terlebih dahulu, meskipun terhadap putusan tersebut diajukan suatu upaya hukum. Pengadilan wajib
menyampaikan salinan putusan pengadilan melalui juru sita kepada debitur, pihak yang mengajukan permohonan pernyataan pailit dan kurator serta hakim
pengawas paling lambat 3 tiga hari setelah tanggal putusan atas permohonan pernyataan pailit diucapkan.
Untuk melindungi kepentingan kreditur yang selama ini sering diakali oleh debitur nakal, maka di dalam Pasal 10 UUK dan PKPU ditetapkan bahwa selama
putusan atas permohonan pernyataan pailit belum belum diucapkan, yang mana dalam hal kepailitan perusahaan efek yaitu kewenangan Otoritas Jasa Keuangan
OJK berhak meletakkan sita jaminan terhadap sebagian atau seluruh kekayaan debitur atau menunjuk kurator sementara untuk mengawasi :
1. Pengelolaan usaha debitur 2. Pembayaran kepada kreditur, pengalihan, atau pengagunan kekayaan debitur
yang dalam kepailitan merupakan wewenang kurator. Namun apabila pengadilan sudah memutuskan untuk mengambulkan
permohonan pernyataan pailit, keputusan itu akan mengakhiri semua kepengawasan kurator sementara dan debitur menjadi pailit, kehilangan
kepemilikan atas segala aset nya.
53
Debitur yang merupakan perusahaan efek, bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, maka dalam hal ini
permohonan pailit hanya dapat diajukan oleh OJK. Karena lembaga tersebut
53
Adrian Sutedi, Op.cit., hlm.73.
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan dana masyarakat yang diinvestasikan dalam efek di bawah pengawasan OJK.
54
Kepailitan merupakan suatu proses di mana seorang debitur yang mempunyai kesulitan keuangan untuk membayar utangnya dinyatakan pailit oleh
pengadilan. Dalam hal ini pengadilan niaga, dikarenakan debitur tersebut tidak dapat membayar utangnya.
Menurut penjelasan Pasal 2 UUK dan PKPU, OJKmempunyai kewenangan penuh dalam hal pengajuan
permohonan pernyataan pailit untuk instansi-instansi yang berada di bawah pengawasannya, seperti hal nya kewenangan Bank Indonesia terhadap bank. Hal
ini sangat tepat mengingat pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari dilakukan oleh OJK dengan tujuan untuk menciptakan kegiatan pasar modal yang
teratur,wajar,dan efisien.
C. Akibat Hukum Kepailitan Perusahaan Efek