Jenis Data Metode Pengumpulan Data Uji Asumsi Klasik

38 N o Kode Nama Perusahaan 2012 2013 2014 Split Ratio Populasi Sampel Tanggal Stock Split 15 TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk    1:10   22 Juli 2013 16 AMRT Sumber Alfaria Trijaya Tbk    1:10   29 Juli 2013 17 JRPT Jaya Real Property Tbk    1:5   1 Agustus 2013 18 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk    1:5   28 Agustus 2013 19 JKON Jaya Konstruksi Tbk    1:5   26 September 2013 20 ALMI Alumindo Light Metal Tbk    1:2   12 Februari 2014 21 INAL Indal Alumunium Industry Tbk    1:2   12 Februari 2014 22 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk    1:2   25 Juli 2014 23 CMPP Rimau Multi Putra Pratama Tbk    1:4   3 September 2014 Sumber: www.sahamok.com . Periode 2012 sampai dengan 2014.

3.6 Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data sumber yang merupakan data sekunder. Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder pada umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip data komplementer yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data melalui media internet dengan cara mengunduh data yang dibutuhkan melalui situs resmi www.idx.com dan www.finance.yahoo.com . Data yang digunakan adalah gabungan antara data time series dan cross section. Data time series adalah sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang terdapat dalam beberapa interval waktu tertentu, sedangkan data cross section adalah data untuk meneliti suatu fenomena tertentu Umar, 2008. Universitas Sumatera Utara 39

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan studi dokumentasi. Data tentang perusahaan yang melakukan stock split yang diperoleh dari www.sahamok.com , www.finance.yahoo.com , dan www.idx.co.id dari tahun 2012 sampai 2014.

3.8 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk memperoleh hasil analisis data yang memenuhi syarat pengujian asumsi klasik. Uji asumsi klasik tersebut terdiri dari uji normalisasi, uji multikolinieritas, uji auto korelasi, dan uji heteroskedastisitas.

3.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas berguna untuk membuktikan data dari sampel yang dimiliki berasal dari populasi berdistribusi normal atau data dari sampel yang dimiliki berdistribusi normal. Berdasarkan pengalaman empiris beberapa pakar statistik, data yang banyaknya lebih dari 30 angka n30, maka sudah dapat diasumsikan berdistribusi normal. Bisa dikatakan sebagai sampel besar. 1. Analisis Grafik Untuk melakukan pengujian normalitas dengan analisis grafik dapat dengan menggunakan grafik histogram dan normal probability. 2. Analisis Statistik Pengujian normalitas ini akan dilakukan dengan uji statistik non- parametrik Kolmogrov-Smirnov K-S Ghozali, 2005:27. Unutk melihat Universitas Sumatera Utara 40 apakah suatu data mempunyai distribusi normal, maka kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: Jika angka signifikan 0,05 maka dapat mempunyai distribusi normal. Jika angka signifikan 0,05 maka data tidak mempunyai ditribusi normal.

3.8.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas adalah kondisi terdaptnya hubungan linear atau korelasi yang tinggi antara masing-masing variabel independen dalam model regresi. Multikolinieritas biasanya terjadi ketika sebagai besar variabel yang digunakan saling terkait dalam suatu model regresi. Untuk menentukan batas terendah dari nilai Variance Inflation Factor VIF atau nilai toleransi. Beberapa ahli berpendapat bahwa nilai toleransi kurang 1 atau VIF lebih besar dari 10 menunjukkan multikolinieritas signifikan, sementara itu para ahlui lainnya menegaskan bahwa besarnya R 2 model dianggap mengidentifikasikan adanya multikolinieritas Asnawi dan Wijaya, 2005. Disamping itu suatu model dikatakan terdapat gejala multikolinieritas, jika korelasi di antara variabel independen lebih besar Ghozali, 2005:28. Untuk mendeteksi apakah model regresi yang dipakai bebas dari permasalahan multikolinearitas dapat dilihat dari besaran Variance Inflation Factor VIF. Pedoman pengambilan keputusan pada pengujian ini adalah: 1. Jika Variance Inflaction Factor VIF 10 maka artinya terdapat persoalan multikolinearitas diantara variabel bebas. 2. Jika Variance Inflation Factor VIF 10 maka artinya tidak terdapat persoalan multikolinearitas diantara variabel bebas. Universitas Sumatera Utara 41

3.8.2.1 Uji Multikolinearitas Sebelum Stock Split

Uji multikolinearitas sebelum stock split dilakukan untuk melihat apakah data dari hari sebelum stock split sudah normal atau tidak.

3.8.2.2 Uji Multikolinieritas Sesudah Stock Split

Uji multikolinieritas sesudah stock split dilakukan untuk melihat apakah data dari hari sesudah stock split sudah normal atau tidak.

3.8.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah ada hubungan linier antara eror serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu. Uji autokorelasi perlu dilakukan apabila data yang dianalisis merupakan data time series. Pengujian dengan uji Durbin Watson dibandingkan dengan nilai d -tabel . Hasil perbandingan akan menghasilkan kesimpulan seperti kriteria sebagai berikut: 1. Jika nilai D-W dibawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif 2. Jika nilai D-W diantara 1,5 sampai 2,5 berartti tidak ada autokorelasi 3. Jika nilai D-W diantara 2,5 sampai 4 berarti ada autokorelasi negatif

3.8.3.1 Uji Autokorelasi Sebelum Stock Split

Uji autokorelasi sebelum stock split dilakukan untuk melihat apakah data sebelum terjadinya stock split sudah berdistribusi normal atau tidak.

3.8.3.2 Uji Autokorelasi Sesudah Stock Split

Uji autokorelasi sesudah stock split dilakukan unutk melihat apakah data sesudah terjadinya stock split sudah berdistribusi normal atau tidak. Universitas Sumatera Utara 42

3.8.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas diartikan sebagai varian yang tidak konstan Asnawi dan Wijaya, 2005. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksivariabel terikat dependen yaitu ZPRED dengen residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumu X adalah residual Y prediksi-y sesungguhnya. Pengambilan keputusan untuk ada tidaknya heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelomang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali 2005: 30. Selain dapat dideteksi dengan menggunakan uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan meregresi nilai absolute residual terhadap independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara 43

3.8.4.1 Uji Heteroskedastisitas Sebelum Stock Split

Uji heteroskedastisitas sebelum stock split dilakukan untuk melihat apakah pada saat sebelum stock split ada terjadi heteroskedastisistas atau tidak adanya terjadi heteroskedastisitas.

3.8.4.2 Uji Heteroskedastisitas Sesudah Stock Split

Uji heteroskedastisitas sesudah stock split dilakukan untuk melihat apakah pada saat sesudah stock split ada terjadi heteroskedastisitas atau tidak adanya terjadi heteroskedastisitas. 3.9 Teknik Analisis Data 3.9.1

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia

1 89 160

Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan dan Volatilitas Harga Saham Terhadap BID – ASK Spread Pada Perusahaan Manufaktur Yang Melakukan Stock split di Bursa Efek Indonesia

3 76 92

Analisa pengaruh risiko sistematis, likuditas, dan stock split terhadap return saham

0 10 120

PENGARUH RETURN SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DANVARIAN RETURN SAHAM TERHADAP BID-ASK SPREAD SAHAM PENGARUHRETURN SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN VARIAN RETURN SAHAM TERHADAP BID-ASK SPREAD SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2006-2010).

0 3 11

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 19

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Varian Return Terhadap Bid-Ask Spread Pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek Indonesia

0 0 16