Uji Permeabilitas di Lapangan

96

5.3.3 Potensi Air Tanah

Pengelompokan potensi air tanah mencangkup pemahaman tentang jumlah kuantitas air tanah pada suatu tempat, yang dikaitkan dengan kemudahan untuk mendapatkannya dengan teknologi yang umum berlaku, artinya suatu tempat dikatakan memiliki potensi air tanah yang tinggi bila terdapat kemungkinan untuk mendapatkan air tanah dengan jumlah yang cukup, serta cara untuk memperolehnya yang relatif mudah. Berdasarkan atas kriteria air tanah tersebut, Cekungan Air Tanah dapat dikelompokkan menjadi 4 empat wilayah potensi air tanah, yakni: 1. Potensi air tanah sedang pada akuifer dangkal dan tinggi pada akuifer dalam, 2. Potensi air tanah sedang pada akuifer dangkal dan akuifer dalam, 3. Potensi air tanah rendah pada akuifer dangkal dan sedang pada akuifer dalam, 4. Potensi air tanah rendah pada akuifer dangkal dan dalam. Berdasarkan dari hasil pengamatan melalui penampang litologi dan indeks lintasan litologi pengelompokan wilayah potensi air tanah tersebut, Desa Huta Parik Kecamatan Ujung Padang memiliki potensi air tanah sedang pada akuifer dangkal dan tinggi pada akuifer dalam. Akuifer dangkal terdapat pada kedalaman antara 3,0 - 45,0 mbmt dengan ketebalan akuifer yang tidak merata di semua tempat, umumnya kurang dari 15,0 m. Tercatat MAT berkisar antara 3,0 - 10 mbmt.

5.3.4 Uji Permeabilitas di Lapangan

Prosedur penelitian uji permeabilitas, Alat dan Bahan : Universitas Sumatera Utara 97 1. Permeameter 2. Stopwatch 3. Alat tulis 4. Ember dan gayung 5. Botol pemancar air 6. Gelas beker 7. Corong plastik 8. Kain kassa 9. Cangkul 10. Alat pemukul dari kayu 11. Sealtape bahan penutuppenyumbat kebocoran Cara kerja 1. Tentukan lokasi tanah yang akan diuji 2. Siapkan semua alat dan bahan yang digunakan untuk percobaan 3. Mengukur kedalaman efektif tanah 4. Ambil tabung permeameter B dan masukkan ke dalam tanah dengan bantuan pemukul kayu 5. Angkat tabung beserta tanah di dalamnya dengan hati-hati dengan bantuan cangkul, agar tanah tidak lepas. 6. Tabung permeameter diberi alas kassa, dan bagian antara tabung dengan penutup diberi sealtape atau bahan lain agar tidak terjadi kebocoran pada saat air mengalir. 7. Masukkan air ke corong wadah air C , hingga ketinggian tertentu dan dijaga agar tinggi muka airnya tetap selama percobaan berlangsung 8. Tunggu hingga air meresap dan menetes ke dalam gelas ukur D, tetesan pertama dicatat sebagai to. 9. Setelah air di gelas ukur D mencapai volume tertentu, catat waktu sebagai tn dan volume airnya diukur 10. Hitung harga koefisien permeabilitasnya dan jelaskan berdasar data yang ada sifat fisik contoh tanah tersebut Universitas Sumatera Utara 98 Gambar 5.4. Skema Percobaan Penentuan Permeabilitas Tabel. 5.21. Data untuk menentukan nilai permeabilitas ulangan t o menit t n menit t n -t o detik V ml l cm h cm A cm 2 Q cm 3 dt K cmdt K mhari I 1 3 120 20 40 50 20 0,167 6,680 x10 -3 5,771 II 1 4 180 20 40 50 20 0,111 4,440 x10 -3 3,836 III 2 5 180 20 40 50 20 0,111 4,440 x10 -3 3,836 IV 2 6 240 20 40 50 20 0,083 3,320 x10 -3 2,868 V 2 8 360 20 40 50 20 0,056 2,200 x10 -3 1,9 Rata – rata 3,642 Sumber : Data Penelitian Hafiz, 2013 Contoh perhitungan : Perhitungan Q m 3 dt : = = 20 120 = 0,167 cm 3 detik = 1,67 x 10 -7 m 3 detik Universitas Sumatera Utara 99 Perhitungan K cmdetik : = . ℎ = . ℎ . = 0,167 . 40 50 . 20 = 6,680 . 10 K = 6,680 . 10 -3 cm 3 dt = 5,771 mhari Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan didapatkan koefisien permeabilitas K rata-rata pada tabel sebesar 3,642 mhari dan termasuk jenis batu pasir menengah. Ini menunjukkan pada batu memiliki porositas yang sangat rendah sehingga air hanya mengalir melalui rongga atau celah-celah antar partikel sehingga waktu yang dibutuhkan untuk menampung air yang keluar lebih cepat dibandingkan dengan pasir.

5.3.5 Kondisi dan klasifikasi Sumur