Debit Optimum Yang Dapat Dieksploitasi Dari Sumur Pompa Pemompaan dari satu sumur pada akuifer bebas

102 Tabel 5.23 Kondisi sumur produksi berdasarkan harga koefisien well loss C menurut Walton C m 5 mnt 2 Kondisi sumur 0,5 Baik 0,5 – 1,0 Mengalami penyumbatan sedikit 1,0 – 4,0 Penyhumbatan dibeberapa tempat 4,0 Sulit dikembalikan seperti semula Faktor bentuk development factor Faktor bentuk F d dinyatakan dengan rumus : F d = B C x 100 Klasifikasi sumur produksi berdasarkan factor bentuk dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.24. Klasifikasi sumur produksi berdasarkan Faktor Bentuk F d menurut Bierschenk Faktor Bentuk m 3 hari Klas 0,1 Sangat baik 0,1 – 0,5 Baik 0,5 – 1,0 Sedang 1,0 Jelek

5.3.6 Debit Optimum Yang Dapat Dieksploitasi Dari Sumur Pompa

Dari data pemompaan dan data karakteristik akuifer tebal akuifer 10 m, jari-jari sumur pompa 0,5 m, dan koefisien permeabilitas 3,642 mhari. Universitas Sumatera Utara 103 Tabel 5.25. Contoh Data Pemompaan dan Penurunan MAT T dtk Q ldt V l Sw m 30 0,67 20 0,003 30 1,36 40,8 0,029 30 2,14 64,2 0,050 30 2,84 85.2 0,075 30 3,64 109,2 0,104 30 4,45 133,5 0,129 30 5,10 153 0,165 30 6,50 195 0,200 Sumber : Data Primer, 2015 - Menghitung Q maks Q maks = 2 π r w D 15 K = 2 3,14 0,50 10 15 00004215 , = 4,328x10 -4 31,4 = 0,0136 m 3 dt = 13,6 ltdt - Dari regresi didapat persamaan Y = 0,000764X 2 + 0,006409X X = Q dan Y = Sw Maka Y = 0,000764 13,6 2 + 0,006409 13,6 = 0,141 + 0,0872 = 0,228 m Universitas Sumatera Utara 104 Grafik Debit Optimum Gambar 5.6. Grafik Untuk Menentukan Debit Optimum Sumur Dari grafik diatas diketahui bahwa Qoptimum = 5 ltdt. Debit optimum tiap sumur adalah 5 ltdt, sehingga debit yang dapat dihasilkan dari semua sumur yang ada yaitu 25 ltdt. Berdasarkan dari hasil analisis diatas, penyadapan air tanah dengan pemompaan sumur bor daerah Huta Parik tersebut debit optimum 5 ldetik dan debit maksimun sebesar 13,6 ldtk. Debit ini dapat dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan air irigasi Huta Parik. Sedangkan kekurangan kebutuhan air pada 3 bulan yaitu februari, maret, dan juni digunakan tampungan total air yang berlebih dari tiap bulannya. 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 2 4 6 8 10 12 14 16 S w m Q ltdt Q ldt Sw m Universitas Sumatera Utara 105

5.3.7 Pemompaan dari satu sumur pada akuifer bebas

Gambar 5.7. Aliran Tunak pada Akuifer Bebas Jika harga N = 0, maka persamaan muka air tanah menjadi : h 2 = H 2 + ln . R r K Qo π Pada kenyataannya perbandingan penurunan muka air H S 2 kecil sekali sehingga : S = - ln . 2 R r KH Qo π Jarak pengaruh jari-jari pengaruh akibat pemompaan R = INV ln 2 w r Q KD S  π Contoh perhitungan : R = INV ln 2 w r Q KD S  π HW R Sw H 2rw Lap.kedap air Q0 Universitas Sumatera Utara 106 R = INV , , , + In 0,5 R = 9,88 meter Berdasarkan survey yang telah dilakukan, pada daerah penelitian kedalaman sumur mencapai rata-rata 15 m, dan debit optimum yang keluar mencapai 0,005 m3dtk pada diameter sumur 1,00 m. Berdasarkan analisa perhitungan jarak pengaruh akibat pemompaan pada satu sumur bor mencapai 9,88 m pada penurunan muka air tanah 10 m. Tabel 5.26. Tabel Hubungan Antara Ketersediaan Air Dan Kebutuhan Air Irigasi 34,245 Ha Dengan Pola Tanam Padi-Padi- Palawija Mulai Awal Bulan Desember. Parameter JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEPT OKT NOV DES Debit Potensi Air Tanah ldtk 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00 25,00 Kebutuhan Air Irigasi ltdtkha 0,71 1,05 0,85 0,71 0,45 0,85 0,65 0,45 0,45 0,25 0,15 0,64 Kebutuhan Air Irigasi ldtk 24,32 35,8 29,1 24,3 15,4 29,1 22,3 15,4 15,4 8,6 5,1 21,9 Kelebihan Air ldtk 0,7 0,7 9,6 2,7 9,6 9,6 16,4 19,9 3,1 Kekurangan Air ldtk -10,8 -4,1 -4,1 Universitas Sumatera Utara 107 - Grafik Hubungan antara Ketersediaan Air dan Kebutuhan Air Irigasi 34,245 ha dengan Pola Tanam Padi - Padi - Palawija mulai Awal Bulan Desember. Gambar 5.8. Grafik Curah Hujan dan Grafik Hubungan antara Ketersediaan Air dan Kebutuhan Air Irigasi 34,245 ha dengan Pola Tanam Padi – Padi - Palawija mulai Awal Bulan Desember. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Kebutuhan Air Irigasi ltdt 24.32 35.8 29.1 24.3 15.4 29.1 22.3 15.4 15.4 8.6 5.1 21.9 Debit Potensi Air Tanah ltdt 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 10 20 30 40 lt d t Universitas Sumatera Utara 108

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari uraian pada bab-bab diatas dalam laporan ini kami menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan analisa kebutuhan air yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air Irigasi Huta Parik adal ah sebesar 0,71 ldtkha, dimana kebutuhan tersebut hampir tidak terpenuhi pada saat musim kemarau sehingga diperlukan penambahan sumur bor selain sumur bor yang sudah ada. 2. Berdasarkan penelitian ini wilayah potensi air tanah Desa Huta Parik Kecamatan Ujung Padang memiliki potensi air tanah sedang pada akuifer dangkal dan tinggi pada akuifer dalam. Sistem akuifer di daerah Simalungun dikelompokkan menjadi akuifer dangkal akuifer bebas dan akuifer dalam akuifer tertekan, namun pada daerah Huta Parik termasuk kedalam jenis sistem akuifer bebas unconfined akuifer. Akuifer dangkal terdapat pada kedalaman antara 3,0 - 45,0 mbmt dengan ketebalan akuifer yang tidak merata di semua tempat, umumnya kurang dari 15,0 m. Tercatat MAT berkisar antara 3,0 - 10 mbmt. 3. Berdasarkan metode Neraca air, curah hujan rata-rata tahunan yang berlangsung didaerah penyelidikan sebesar 2988,85 mmtahun kemudian air hujan yang masuk kedalam tanah sebesar 670,45 mmtahun atau 22,43 dari jumlah curah hujan rata-rata tahunan. Universitas Sumatera Utara