22
BAB III METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah metode eksploratif meliputi pengumpulan bahan tumbuhan, identifikasi tumbuhan, pembuatan simplisia, pemeriksaan
karakterisasi simplisia, skrining fitokimia simplisia, pembuatan ekstrak etanol, fraksinasi ekstrak etanol, kromatografi lapis tipis KLT, kromatografi kolom,
KLT preparatif, KLT dua arah dan karakterisasi isolat secara spektrofotometri UV dan spektrofotometri IR. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakognosi dan
Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
3.1 Alat-alat yang Digunakan
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas laboratorium, blender Panasonic, eksikator, mikroskop Olympus, seperangkat
alat destilasi, seperangkat alat penetapan kadar air, seperangkat alat kromatografi kolom, oven listrik Stork, hair dryer Maspion, neraca analitik Vibra AJ,
neraca kasar Saherand, penangas air Yenaco, seperangkat alat kromatografi lapis tipis, lemari pengering, spektrofotometer UV Shimadzu dan
spektrofometer IR IR - Prestige 21.
3.2 Bahan-bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: sebagai sampel digunakan herba kurmak mbelin. Semua bahan kimia yang digunakan kecuali
dinyatakan lain adalah berkualitas proanalisis yaitu n - heksana, metanol, benzen, etilasetat, etanol, toluen, asam asetat anhidrida, asam sulfat pekat, asam klorida
Universitas Sumatera Utara
23 pekat, kalium bromida, plat pra lapis silika gel F
254
, silika gel 60 H, metanol, n- heksana hasil destilasi dan air suling.
3.3 Pembuatan Pereaksi
3.3.1 Pereaksi Bouchardat
Sebanyak 4 g kalium iodida P dilarutkan dalam air secukupnya, lalu ditambahkan 2 g iodium P kemudian ditambahkan air hingga 100 ml Depkes,
1995.
3.3.2 Pereaksi Mayer
Larutan raksa II klorida P 2,266 bv sebanyak 60 ml dicampur dengan 10 ml larutan kalium iodida P 50 bv, kemudian ditambahkan air secukupnya
hingga 100 ml Depkes, 1995.
3.3.3 Larutan asam sulfat 2 N
Larutan asam sulfat pekat sebanyak 9,8 ml diencerkan dengan air suling sampai volume 100 ml Depkes, 1995.
3.3.4 Larutan asam nitrat 0,5 N
Sebanyak 3,4 ml asam nitrat pekat diencerkan dengan air suling hingga volume 100 ml Depkes, 1995.
3.3.5 Pereaksi Dragendorff
Larutan bismut nitrat P 40 bv dalam asam nitrat P sebanyak 20 ml dicampur dengan 50 ml kalium iodida P 54,4 bv, didiamkan sampai memisah
sempurna. Lalu diambil lapisan jernih dan diencerkan dengan air secukupnya hingga 100 ml Depkes, 1995.
Universitas Sumatera Utara
24
3.3.6 Pereaksi Molish
Sebanyak 3 g α-naftol P, dilarutkan dalam asam nitrat 0,5 N hingga diperoleh larutan 100 ml Depkes, 1995.
3.3.7 Larutan asam klorida 2 N
Larutan asam klorida pekat sebanyak 17 ml ditambahkan air suling sampai 100 ml Depkes, 1995.
3.3.8 Larutan timbal II asetat 0,4 M
Sebanyak 15,17 g timbal II asetat P dilarutkan dalam air bebas karbon dioksida hingga 100 ml Depkes, 1995.
3.3.9 Larutan besi III klorida 1 bv
Sebanyak 1 g besi II klorida dilarutkan dalam air secukupnya hingga 100 ml Depkes, 1995.
3.3.10 Larutan pereaksi kloralhidrat
Sebanyak 70 g kristal kloralhidrat ditimbang lalu dilarutkan dalam 30 ml air suling Depkes, 1995.
3.3.11 Larutan pereaksi Liebermann-Burchard
Asam sulfat pekat sebanyak 5 ml dicampurkan dalam 50 ml etanol 96, lalu ditambahkan 5 ml asam asetat anhidrida ke dalam campuran tersebut.
3.3.12 Larutan pereaksi Floroglusin
Larutan floroglusin P 1 bv dilarutkan dalan etanol 90 P.
Universitas Sumatera Utara
25
3.4 Pengumpulan dan Pengolahan Tumbuhan 3.4.1 Pengumpulan bahan tumbuhan