Capital Adequady Ratio CAR

26 Menurut Kasmir 2011, aspek permodalan yang dimiliki oleh bank didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Menurut Dendawijaya 2009 modal merupakan faktor yang sangat penting dalam rangka pengembangan usaha dan untuk menampung risiko kerugiannya. Modal juga berfungsi untuk membiayai operasi, sebagai instrument untuk mengantisipasi rasio, dan sebagai alat untuk ekspansi usaha. Penelitian aspek permodalan suatu bank lebih dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana atau apakah modal bank tersebut telah memadai untuk menunjang kebutuhan. Artinya, permodalan yang dimiliki oleh bank yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penilaian terhadap komponen- komponen sebagai berikut: a. Kecukupan, Komposisi dan proyeksi trend kedepan permodalan bank dalam mengcover asset bermasalah. b. Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan rencana permodalan Bank untuk mendukung permodalan usaha, akses kepada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko. Disamping itu, ketentuan BI juga mengatur cara perhitungan aktiva tertimbang menurut risiko, yang terdiri atas jumlah antara ATMR yang dihitung berdasarkan nilai masing-masing pos aktiva pada neraca bank dikalikan dengan bobot risikonya masing- masing dan ATMR yang dihitung berdasarkan nilai masing-masing pos aktiva pada rekening administratif bank dikalikan dengan bobot risikonya masing-masing. Jika nilai 27 CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau memperbaiki posisi Modal Minimum Bank CAR adalah dengan: a. Memperkecil komitmen pinjaman yang tidak dipergunakan. b. Pinjaman yang diberikan lebih dibatasi dan diseleksi sehingga resiko semakin berkurang. c. Fasilitas Bank guarantee yang hanya memperoleh hasil pendapatan berupa posisi yang relatif kecil namun dengan resiko yang sama besarnya dengan pinjaman yang ada baiknya dibatasi. d. Komitmen Letter of credit LC bagi bank Devisa yang belum benar-benar memperoleh kepastian dan penaggungannya atau tidak dapat dimanfaatkan secara efisien sebaiknya juga dibatasi. e. Penyertaan yang mempunyai risiko 100 perlu ditinjau kembali apakah bermanfaat atau tidak. f. Posisi aktiva-aktiva dan inventaris diusahakan agar tidak berlebihan dan jangan hanya sekedar memenuhi kelayakan. g. Menambah dan memperbaiki posisi modal dengan cara setoran tunai, go public, dan pinjaman subordinasi jangka panjang dari pemegang saham. Perbandingan rasio CAR adalah rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut resiko AMTR. Sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, maka CAR perbankan untuk tahun 2002 minimal harus 8 persen. Bagi bank yang memiliki CAR di bawah 8 persen harus segera memperoleh perhatian dan penanganan serius untuk segera diperbaiki. Penambahan CAR sampai pada titik yang ditentukan memerlukan waktu, sehingga pemerintahpun memberikan waktu sesuai dengan 28 ketentuan. Apabila sampai waktu yang telah ditentukan target CAR belum tercapai, maka bank yang bersangkutan akan dikenakan sanksi.

6. Loan to Deposit Ratio LDR

LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. LDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan oleh deposan dengan mengandalkan kredit sebagai sumber likuiditasnya. Batasan aman dari LDR antara 80-110 Dendawijaya, 2009. Kredit yang diberikan merupakan total kredit yang diberikan tidak termasuk kredit kepada bank lain sedangkan dana pihak ketiga adalah giro, tabungan, simpanan berjangka, sertifikat deposito tidak termasuk antar bank. LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya Dendawijaya, 2009. Rasio ini untuk mengetahui kemapuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dana dengan kredi- kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi bahwa semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan Dendawijaya, 2009. Hal ini disebabkan karena jumlah dana diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Loan to Deposit Ratio LDR merupakan faktor penting dalam kelancaran usaha suatu perusahaan utamanya pada perusahaan perbankan. Perusahaan perbankan sangat memperhatikan masalah likuiditas karena merupakan dasar kepercayaan masyarakat terhadap kekayaan dan kelancaran serta kemampuan usaha bank, antara lain terletak pada kelancaran lalu lintas pembayaran dalam melayani masyarakat. 29

B. Penelitian Sebelumnya

Damayanti 2012 melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh Ukuran Size, Capital Adequacy Ratio CAR, Pertumbuhan Deposit, Loan To Deposit Rasio LDR, Terhadap Profitabilitas Perbankan Go Public di Indonesiatahun 2005 – 2009 Studi Empiris Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan ukuran size dan Capital adequacy ratio CAR berpengaruh positif terhadap profitabilitas, sedangkan pertumbuhan deposito dan loan to deposit ratio LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Astohar 2009 melakukan penelitian tentang Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan di Indonesia Studi pada Bank Domestik, Bank Campuran dan Bank Asing. Hasil penelitian menunjukkan ukuran size, capital adequacy ratio CAR, pertumbuhan deposito, loan to deposit ratio LDR dan listed kepemilikan bank oleh publik mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap profitabilitas perbankan, sedangkan kepemilikan saham oleh perusahaan institusi dan kurs Rupiah pada Dollar tidak mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap profitabilitas perbankan.

C. Penurunan Hipotesis

1. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap profitabilitas Firm Size ukuran perusahaan adalah suatu ukuran yang menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan. Jika suatu perusahaan memiliki total aktiva yang besar, hal ini menandakan perusahaan tersebut mampu dalam menyalurkan kredit yang besar pula sehingga akan menghasilkan laba yang besar pula.