Definisi Operasional Variabel Penelitian

34 Modal bank CAR= x 100 Aktiva Tertimbang Menurut Resiko c. Loan to Deposit Ratio LDR LDR adalah rasio yang dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar kemampuan bank tersebut dalam membayar utang-utangnya dan membayar kembali kepada deposannya pihak ketiga serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukannya tanpa terjadi penangguhan Total kredit yang diberikan LDR= Total dana pihak ketiga E. Uji Hipotesis Dan Analisis Data Analisis data yang dilakukan meliputi statistik deskriptif dan analisis regresi linier berganda. 1. Statistik deskriptif Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif seperti rata- rata, nilai maksimum, minimum dan standar deviasi. Analisis ini ditujukan untuk memberikan gambaran awal tentang variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. 2. Analisis Data Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model koreksi kesalahan atau Error Correction Models ECM. Error Correction Models ECM adalah teknik untuk mengoreksi ketidakseimbangan jangka pendek 35 menuju kesimbangan jangka panjang, serta dapat menjelaskan hubungan antara peubah terikat dengan peubah bebas pada waktu sekarang dan waktu lampau. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan software Microsoft Excell dan Eviews 4.1. Adapun syarat untuk menggunakan metode analisis ECM yaitu jika minimal ada salah satu variabel yang tidak stasioner. Apabila seluruh data yang digunakan ternyata stasioner, maka persamaan tersebut tidak dapat dianalisa menggunakan metode ECM. Dalam penelitian ini akan dilakukan Unit Root Test untuk mengetahui apakah data yang digunakan stasoiner atau tidak. Unit Root Test dapat diketahui dengan menggunakan Augmented Dickey Fuller ADF Test. Kemudian, dilakukan uji derajat integrasi serta uji kointegrasi untuk mengetahui adanya hubungan jangka panjang dengan menggunakan Engel- Granger Cointegration Test. Adapun persamaan untuk melihat pengaruh ukuran perusahaan, capital adequacy ratio, dan loan to deposit ratio terhadap profitabilitas dalam jangka panjang dengan uji kointegrasi adalah sebagai berikut: ROAt = α 1 SIZEt + α 2 CARt + α 3 LDRt + e Keterangan : ROAt = Profitabilitas diukur dengan return on assets pada periode t SIZEt = Ukuran perbankan pada periode t CARt = Capital Adequady Ratio pada periode t LDRt = Loan to deposit ratio pada periode t e t = Error disturbance pada periode t 36 Langkah selanjutnya adalah melakukan koreksi kesalahan error dengan menggunakan ECM untuk melihat pengaruh ukuran perusahaan, capital adequacy ratio, dan loan to deposit rasio terhadap profitabilitas dalam jangka pendek. ∆ROAt = α 1 ∆SIZEt + α 2 ∆CARt + α 3 ∆LDRt + γu t-1 + e t 0γ1 Keterangan : ROAt = Profitabilitas diukur dengan return on assets pada periode t SIZEt = Ukuran perbankan pada periode t CARt = Capital Adequady Ratio pada periode t LDRt = Loan to deposit ratio pada periode t u t-1 = Error correction terms Berdasarkan hasil perhitungan dengan analisis regresi linear ECM diatas, maka dapat diketahui nilai variabel ECT error correction term, yaitu variabel yang menunjukkan keseimbangan investasi. Hal ini dapat menjadikan indikator bahwa spesipikasi model baik atau tidak melalui tingkay signifikansi koefisien koreksi kesalahan Winarno, 2011. Jika variabel ECT signifi kansi pada α = 5, maka koefisien tersebut akan menjadi penyesuaian bila terjadi fluktuasi variabel yang diamati menyimpang dari hubungan jangka panjang. Dengan kata lain spesipikasi model sudah shahih valid dan dapat menjelaskan variasi variabel tak bebas. Langkah-langkah pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut: a. Pengujian akar unit Unit Root Test 37 Sebelum melakukan analisa regresi dengan menggunakan data time- series, perlu dilakukan uji stationary terhadap seluruh variabel untuk mengetahui apakah variabel-variabel tersebut stationary atau tidak. Suatu series dikatakan stationary apabila rata-rata, varian dan autocovariance nilainya konstan dari waktu ke waktu. Gambar 2.1. Data yang Tidak Stationary Gambar 2 a menunjukkan bahwa nilai Y semakin tinggi seiring dengan meningkatnya waktu. Nilai rata-ratanya juga mengalami peningkatan yang sistemik tidak konstan sedangkan variannya konstan. Sedangkan pada gambar 2 b terlihat adanya peningkatan rata-rata yang tidak sistemik atau konstan namun variannya menjadi semakin tinggi ketika terjadi penambahan waktu atau ada heteroskedastisitas. Kedua kondisi inilah yang menunjukkan bahwa data tidak stationary. Dalam analisis time series, informasi apakah data bersifat stasionary merupakan hal yang sangat penting. Variabel-variabel ekonomi yang terus menerus meningkat sepanjang waktu adalah contoh dari variabel yang tidak stationary. Dalam metode OLS, mengikutsertakan variabel 38 yang non stationer dalam persamaan mengakibatkan standard error yang dihasilkan menjadi bias dan menghasilkan kesimpulan yang tidak benar. Banyak ditemukan bahwa koefisien estimasi signifikan tetapi sesungguhnya tidak ada hubungan sama sekali. Terdapat beberapa metode pengujian unit root, dua diantaranya yang saat ini secara luas dipergunakan adalah augmented Dickey-Fuller 1981 dan Phillips –Perron 1988 unit root test. Prosedur pengujian stationary data adalah sebagai berikut : 1 Melakukan uji terhadap level series. Jika hasil uji unit root menunjukkan terdapat unit root, berarti data tidak stationary. 2 Selanjutnya adalah melakukan uji unit root terhadap first difference dari series. 3 Jika hasilnya tidak ada unit root, berarti pada tingkat first difference, series sudah stationary atau semua series terintegrasi pada orde I1. 4 Jika setelah di-first difference-kan series belum stationary maka perlu dilakukan second difference. b. Uji Kointegrasi Keberadaan variabel non-stationary menyebabkan kemungkinan besar adanya hubungan jangka panjang antara variabel di dalam sistem ECM. Berkaitan dengan hal ini, maka langkah selanjutnya di dalam estimasi ECM adalah uji kointegrasi untuk mengetahui keberadaan hubungan antar variabel. 39 Konsep kointegrasi adalah hubungan linier antar variabel yang tidak stasioner. Salah satu catatan penting mengenai kointegrasi adalah seluruh variabel harus terintegrasi pada orde yang sama. Jika ada dua variabel yang terintegrasi pada orde yang berbeda, maka kedua variabel ini tidak mungkin berkointegrasi Enders, 1995: 358-360. Jadi sebelum melakukan uji kointegrasi, seluruh variabel harus terintegrasi pada orde yang sama. Uji kointegrasi dilakukan dengan menggunakan metode Engle dan Granger. Dari hasil estimasi regresi akan diperoleh residual. Kemudian residual tersebut diuji statianory-nya, jika stationary pada orde level maka data dikatakan terkointegrasi. c. Estimasi ECM Penentuan Panjang Lag Optimal Dampak sebuah kebijakan ekonomi seperti kebijkan moneter biasanya tidak secara langsung berdampak pada aktivitas ekonomi tetapi memerlukan waktu lag. Penentuan panjang lag optimal merupakan hal yang sangat penting dalam ECM, yang berguna untuk menangkap semua pengaruh dari variabel-variabel bebas. Penentuan panjang lag optimal digunakan untuk mengetahui seberapa banyak lag yang digunakan dalam estimasi ECM. Kriteria yang umum digunakan dalam menentukan panjang lag optimal adalah Akaike Information Criteria AIC dan Schwarz Information Criteria SIC. Akaike’s information criterion, 40 dikembangkan oleh Hirotsugu Akaike pada 1971 dan dikemukakan dalam Akaike 1974, yang menghitung ukuran terbaik dari sebuah estimasi model statistik. Metodologi AIC mencoba mencari model yang mampu menjelaskan data dengan parameter bebas yang minimum. AIC memutuskan sebuah model dengan seberapa dekat nilai model tersebut terhadap nilai kebenarannya dalam istilah nilai pendugaan tertentu. Tetapi sangat penting untuk disadari bahwa nilai AIC menandai sebuah model yang hanya menunjukkan peringkat kompetisi model dan memberitahukan yang manakah yang terbaik diantara alernatif yang diberikan. Penentuan panjang lag optimal dapat dilakukan dengan mengestimasi masing-masing lag, kemudian dilihat masing-masing nilai kriteria AIC. Lag optimal terjadi ketika nilai kriteria turun kemudian naik pada lag berikutnya. d. Uji t t test Uji t, digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun kriteria ujinya sebagai berikut: 1 Jika p value 0,05, maka Ha ditolak 2 Jika p value 0,05, maka Ha diterima e. Uji F F test 41 Uji F dimaksudkan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Adapun kriteria ujinya sebagai berikut: 1 Jika p value 0,05, maka Ha ditolak 2 Jika p value 0,05, maka Ha diterima f. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase variabilitas variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Besarnya koefisien determinasi akan terletak antara 0 sampai dengan 1. Semakin besar nilai koefisien determinasi mendekati 1 semakin baik, demikian sebaliknya. g. Pelanggaran Asumsi Klasik Dalam penelitian ini uji pelanggaran asumsi klasik meliputi uji normalitas, autokorelasi, heteroskedastisitas, dan multikolinearitas. 1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi residual berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki residual berdistribusi normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas melalui program Eviews dengan menggunakan uji Jarque Bera JB, dengan kriteria: Basuki Yuliadi, 2015. 42 a Jika probabilitas Jarque Bera JB 0,05, maka residualnya berdistribusi normal. b Jika probabilitas Jarque Bera JB 0,05, maka residualnya berdistribusi tidak normal. 2 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara residual kesalahan pengganggu pada periode t dengan residual pada periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk menentukan autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Penarikan kesimpulan apakah terdapat autokorelasi, sebagai berikut: Ghozali, 2005. a Jika DW hitung d l maka terjadi autokorelasi positif. b Jika d l DW hitung d u maka terdapat di daerah ragu-ragu. c Jika du DW hitung 4-d u maka tidak terjadi autokorelasi d Jika 4- d u DW hitung 4-dl maka terdapat di daerah ragu-ragu e Jika DW hitung 4-d 1 maka terjadi autokorelasi negatif. 3 Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah kondisi dimana nilai varian dari variabek independen tidak memiliki nila-nilai yang sama. Untuk mendeteksi heteroskedastisitas dengan melihat nilai ObsR-Squared pada White Heteroskedasticity Test. Apabila nilai ObsR-Squared 43 lebih besar dari taraf nyata yang digunakan maka persamaan tidak memiliki heteroskedastisitas. 4 Uji Multikolinearitas Multikolinearitas dalam model regresi artinya antara variabel independen memiliki hubungan yang sempurna dan mendekati sempurna. Uji multikolinearitas melalui program Eviews dengan pendekatan korelasi parsial.

BAB IV GAMBARAN UMUM

A. Data Variabel Penelitian

Dari data BEI dapat ditelusuri tentang bagaimana kondisi profitabilitas ROA, ukuran perusahaan SIZE, capital adequacy ratio CAR dan loan to deposit ratio LDR dari 23 bank-bank go public di Indonesia. Tabel 4.1. Data Variabel Penelitian Tahun 2012-2013 No KODE ROA SIZE CAR LDR 1 AGRO 0.016 16.431 17.100 86.570 2 BACA 0.015 16.666 18.150 86.320 3 BBCA 0.039 21.016 18.250 84.065 4 BBKP 0.027 19.028 20.100 79.800 5 BBNI 0.030 18.003 21.500 77.650 6 BBNP 0.023 17.019 22.400 81.490 7 BBTN 0.028 18.612 22.800 82.380 8 BEKS 0.028 18.484 19.800 84.330 9 BJBR 0.031 20.127 21.350 81.120 10 BMRI 0.028 18.342 20.550 77.285 11 BNBA 0.012 15.139 17.250 73.170 12 BNGA 0.019 18.253 15.650 79.375 13 BNLI 0.016 20.712 18.250 90.175 14 BSIM 0.018 16.605 18.250 86.300 15 BSWD 0.017 15.923 18.600 69.480 16 BTPN 0.011 17.777 20.600 65.435 17 BVIC 0.017 17.624 20.750 68.680 18 INPC 0.011 17.054 17.550 64.080 19 MAYA 0.010 16.826 15.500 63.305 20 MEGA 0.017 18.003 17.300 87.395 21 NOBU 0.012 14.042 17.950 79.670 22 PNBN 0.014 14.767 13.750 72.995 23 SDRA 0.020 15.185 15.600 87.635 Sumber: BEI 2012-2013 51

B. Profitabilitas

Dari data BEI dapat ditelusuri tentang bagaimana kondisi jumlah profitabilitas dari 23 bank-bank go public di Indonesia. Profitabilitas diukur dengan return on assets ROA merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Profitabilitas perbankan go public di Indonesia selama tahun 2012-2013 disajikan pada gambar 4. 1. Gambar 4.1. Profitabilitas Perbankan Go Public di Indonesia Tahun 2012-2013 Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 memperlihatkan profitabilitas tertinggi diperoleh Bank Central Asia Tbk BBCA yaitu sebesar 0,039. Nilai profitabilitas ROA sebesar 0,039 berarti pada setiap Rp 1 aktiva