Ukuran Perusahaan size Landasan Teori

24 a. Perusahaan besar large firm b. Perusahaan menengah medium firm c. Perusahaan kecil small firm Menurut Setiyadi 2007 ukuran perusahaan yang biasa dipakai untuk menentukan tingkatan perusahaan adalah : a. Tenaga kerja, merupakan jumlah pegawai tetap dan honorer yang terdaftar atau bekerja di perusahaan pada suatu saat tertentu. b. Tingkat penjualan, merupakan volume penjualan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. c. Total utang, merupakan jumlah utang perusahaan pada periode tertentu. d. Total asset, merupakan keseluruhan asset yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu. Perusahaan yang berukuran besar mempunyai berbagai kelebihan dibanding perusahaan berukuran kecil. Kelebihan tersebut yang pertama adalah ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar menawar bergaining power dalam kontrak keuangan. Ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba Sawir, 2004. Perusahaan dengan ukuran besar memiliki akses lebih besar dan luas untuk mendapat sumber pendanaan dari luar, sehingga untuk memperoleh pinjaman menjadi lebih mudah, karena dikatakan bahwa perusahaan dengan ukuran besar memiliki kesempatan lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industry Lisa dan Jogi, 2013. 25 Perusahaan besar yang sudah well-established akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibanding dengan perusahaan kecil. Kemudahan akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki fleksibilitas yang lebih besar pula Sartono, 2010. Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga mereka akan lebih hati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan, dan pada akhirnya akan berdampak pada perusahaan tersebut untuk melaporkan kondisinya yang lebih akurat. Nasution dan Setiawan 2007 menunjukkan adanya hubungan yang negatif antara ukuran perusahaan dan manajemen laba di Inggris.

5. Capital Adequady Ratio CAR

Pengertian Capital Adequacy Ratio menurut Dendawijaya 2009 adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung unsur risiko kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain yang ikut dibiayai dari modal sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari sumber- sumber diluar bank. Sedangkan menurut Kuncoro dan Suhardjono 2011 pengertian Capital Adequacy Ratio adalah adalah kecukupan modal yang menunjukan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank” CAR dalam pengukuran kinerja perbankan termasuk dalam rasio solvabilitas, yaitu analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjasi likuidasi bank. Beberapa rasio yang termasuk dalam rasio solvabilitas adalah Capital Adequacy Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Long Term Debt to Total Asset Dendawijaya, 2009. 26 Menurut Kasmir 2011, aspek permodalan yang dimiliki oleh bank didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Menurut Dendawijaya 2009 modal merupakan faktor yang sangat penting dalam rangka pengembangan usaha dan untuk menampung risiko kerugiannya. Modal juga berfungsi untuk membiayai operasi, sebagai instrument untuk mengantisipasi rasio, dan sebagai alat untuk ekspansi usaha. Penelitian aspek permodalan suatu bank lebih dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana atau apakah modal bank tersebut telah memadai untuk menunjang kebutuhan. Artinya, permodalan yang dimiliki oleh bank yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penilaian terhadap komponen- komponen sebagai berikut: a. Kecukupan, Komposisi dan proyeksi trend kedepan permodalan bank dalam mengcover asset bermasalah. b. Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan rencana permodalan Bank untuk mendukung permodalan usaha, akses kepada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko. Disamping itu, ketentuan BI juga mengatur cara perhitungan aktiva tertimbang menurut risiko, yang terdiri atas jumlah antara ATMR yang dihitung berdasarkan nilai masing-masing pos aktiva pada neraca bank dikalikan dengan bobot risikonya masing- masing dan ATMR yang dihitung berdasarkan nilai masing-masing pos aktiva pada rekening administratif bank dikalikan dengan bobot risikonya masing-masing. Jika nilai