SIFAT FISIS STAINLESS STEEL

tahan korosi dibandingkan tipe AISI 316 L sebagai bahan dasar braket ortodonti.

2.1.2 SIFAT FISIS STAINLESS STEEL

Stainless steel 18-8 merupakan tipe stainless steel yang paling resisten terhadap korosi, ini merupakan efek passivity dari kromium yang membentuk suatu oxyda layer oxide film yang sangat tipis dan transparan tetapi kuat dan kedap air. Lapisan ini bisa berbentuk Cr 2 O 3 atau FeCr 2 O 3 yang mencegah terjadinya tarnish dan korosi. 1.2 Faktor yang mempengaruhi resisten terhadap korosi yaitu :  Adanya sifat passivity dari kromium.  Resistensi makin tinggi dengan makin banyaknya kadar kromium pada stainless steel tersebut.  Nikel dapat menambah resistensi terhadap korosi.  Molybdeum dapat menambah efek pasivity.  Larutan hipoclorition klorin dapat menyebabkan terjadinya tarnish dan korosi . 2.1.3 SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL  Hardness 100-200 BHN  Modulus elastisity 200 GN m2 Universitas Sumatera Utara  Tensile strength 1700MNm 2 Hal-hal yang dapat mempengaruhi sifat stainless steel : Pemanasan di atas 900 cenderung terjadinya prasipitasi kromium dari solid solution di dekat permukaan. Dengan berkurangnya kromium maka akan menyebabkan pula berkurangnya resistensi stainless steel terhadap tarnish dan korosi. Efek pemanasan yang menyebabkan berkurangnya resistensi korosi ini disebut weld-decay. Weld-decay dapat dikurangi dengan 2 cara : 1. Mengurangi kadar karbon pada stainless steel. 2. Menambah logam lain, mis : Titanium dan Miobium. Menurut Philips ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada stainless steel, yaitu: 1 1. Korosi Stainless steel 18-8 dapat kehilangan ketahanannya terhadap korosi jika dipanaskan antara 400° C sampai 900 C, temperatur yang pasti tergantung dari kandungan karbonnya. Penyebab utama terjadinya korosi adalah masuknya potongan baja karbon atau logam serupa pada permukaan. Sebagai contoh, jika stainless steel tidak dimanipulasi secara hati-hati dengan tang dari besi karbon, maka ada kernungkinan beberapa baja dari tang akan tertanam dalam stainless steel tersebut. Atau jika pesawat dari stainless steel digrinding dengan bur baja karbon, beberapa baja dari Universitas Sumatera Utara alat akan tertanam pada logam tersebut. Keadaan ini menimbulkan arus listrik yang menyebabkan korosi. 2.Kompatibiliti Walaupun berbeda, penelitian menunjukkan biokompatibilitas stainless steel yang sangat baik pada rongga mulut akan tetapi berdasarkan dari penelitian yang dilakukan oleh Eliades dkk terjadi pelepasan ion bebas dari stainless steel selama pemakaian yang bersifat cytotoxitas.

2.2 Saliva dan Saliva Buatan