alat akan tertanam pada logam tersebut. Keadaan ini menimbulkan arus listrik yang menyebabkan korosi.
2.Kompatibiliti Walaupun  berbeda,  penelitian  menunjukkan  biokompatibilitas  stainless  steel
yang  sangat  baik  pada  rongga  mulut  akan  tetapi  berdasarkan  dari  penelitian  yang dilakukan  oleh  Eliades  dkk  terjadi  pelepasan  ion  bebas  dari  stainless  steel  selama
pemakaian yang bersifat cytotoxitas.
2.2 Saliva dan Saliva Buatan
Kavitas  mulut  memiliki  suatu  kondisi  lingkungan  yang  dipengaruhi    oleh temperatur,  kualitas  dan  kuantitas  saliva,  pH  saliva,  plak,  jumlah  protein  pada
saliva, sifat fisika dan kimia makanan maupun minuman, kondisi kesehatan umum maupun  mulut,  kadar  klorida  pada  saliva  dan  frekuensi  makan.  Kondisi  di  atas
mempengaruhi  kestabilan  ion  logam  pada  braket  yaitu  menyebabkan  terjadinya pelepasan logam. Bila pelepasan  ion terjadi dengan cepat maka braket akan korosi
yaitu disintegrasi logam yang menyebabkan kerusakan pada braket tersebut
7
Dalam  mulut  seorang  pasien  sering  terjadi  variasi  konsentrasi  elektrolit karena  adanya  akumulasi  makanan  pada  area  interproksimal  sedangkan  pada  area
lain  dialiri  saliva  normal,  sehingga  posisi  braket  stainless  steel  di  dalam  mulut pasien  turut  berperan  terhadap  terjadinya  korosi  pada  braket  tersebut.  Secara
natural  kondisi  intraoral  sangat  korosif  sehingga  sangat  berpengaruh  terhadap
Universitas Sumatera Utara
mikrostruktur  braket yang berada dalam mulut pasien secara terus menerus dalam waktu yang lama.
18
Perawatan  ortodonti  cekat  sudah  lama  dianggap  memiliki  potensi mengganggu  jaringan  lunak  dan  keras  pada  rongga  mulut.  Pasien  yang  menjalani
perawatan  ortodonti  cekat  lebih  sulit  menjaga  oral  hygiene  dengan  metode konvensional,  kemampuan  self  cleansing  oleh  saliva  juga  akan  berkurang.    Hal-hal
ini  dapat  memacu  timbulnya  lesi  karies,  yang  dapat  terjadi  sekitar  1  bulan,  tanpa dihubungkan  dengan  kontrol  plak  mekanis.  Keasaman  saliva  dapat  berubah  yang
disebabkan  oleh  akumulasi  plak  dalam  mulut  dan  kecepatan  aliran  saliva  sehingga pH saliva dapat turun hingga 4,95.
7,18
Saliva yang disebut juga cairan mulut adalah suatu cairan yang dikeluarkan kelenjar  ludah  di  dalam  rongga  mulut.  Saliva  merupakan  sekresi  campuran  yang
diproduksi  oleh  kelenjar  parotis  sebanyak  ±  90    submandibula,  sublingual  dan kelenjar  pada  palatum  lunak  dan  pada  permukaan  dalam  bibir  dan  pipi.  Saliva
buatan  mengandung  komponen  yang  sama  dengan  saliva  asli,  tetapi  tidak mengandung  enzim.  Saliva  buatan  dapat  dibuat  dengan  berbagai  macam  metode
pencampuran  komposisi.  Salah  satu  metodenya  adalah  dengan  komposisi Fusayama,  terdiri dari : NaCl 400mgL, KCl 400mgL, CaCl
2
.H
2
O795 mgL, NaH
2
PO
4
.H
2
O90  mgL,  KSCN300  mgL,  Na
2
S.9H
2
O  5mgL  dan  urea1000 mgL.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Braket dalam saliva