57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara bersama-sama simultan, sistem informasi akuntansi dan
pengendalian intern memepengaruhi kinerja pegawai secara positif dan signifikan pada kantor biro rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Secara parsial, pengendalian intern memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai biro rektor Universitas Sumatera Utara, sedangkan sistem informasi akuntansi berpengaruh positif namun
tidak signifikan terhadap kinerja pegawai. 3.
Berdasarkan pengujian koefisien determinan diketahui bahwa 21.9 kinerja Pegawai dapat dijelaskan oleh variabel Sistem Informasi
Akuntansi dan Pengendalian Intern; sedangkan sisanya sebesar 78.1 dijelaskan oleh variabel lain di luar dari penelitian ini.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis mencoba memberikan saran diantaranya:
1. Sistem Informasi Akuntansi yang telah diterapkan di kantor Biro Rektor
Universitas Sumatera Utar hendaknya disempurnakan kembali sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai.
Universitas Sumatera Utara
58
2. Pengendalian intern yang dilaksanakan oleh pegawai biro rektor harus
lebih ditingkatkan lagi guna meningkatkan kinerja pegawai. 3.
Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah dan menyempurnakan penelitian ini sehingga didapatkan hasil yang lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi
Krismiaji 2010, menjelaskan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang
bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis. Sistem Informasi Akuntansi merupakan jenis sistem yang relatif tertutup, karena sistem ini
mengolah input menjadi output dengan memanfaatkan pengendalian intern untuk membatasi dampak lingkungan. Dikarenakan setiap perusahaan atau instansi
mempunyai kebutuhan informasi yang berbeda, maka tiap perusahaan atau instansi juga akan menggunakan sistem informasi akuntansi yang berbeda pula. Sistem
Informasi Akuntansi yang digunakan suatu perusahaan maupun instansi tergantung dari skala usaha dan kegiatannya. Semakin besar skala usaha suatu usaha maka
semakin banyak jenis dan semakin kompleks proses bisnis yang terdapat di dalamnya. Sistem Informasi Akuntansi yang digunakan bisa berupa sistem akuntansi
secara manual, maupun secara terkomputerisasi. Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi
nonkeuangan yang secara langsung memengaruhi pemrosesan transaksi keuangan. SIA terdiri dari 3 subsistem:
• Sistem pemrosesan transaksi mendukung proses operasi bisnis harian.
Universitas Sumatera Utara
6
• Sistem buku besarpelaporan keuangan
• Sistem penutupan dan pembalikan. Merupakan pembalikan dan penutupan
dari laporan yang dibuat dengan jurnal pembalik dan jurnal penutup menghasilkan laporan keuangan, seperti laporan labarugi, neraca, arus kas,
pengembalian pajak. Suatu sistem yang baik sangat dibutuhkan bagi suatu perusahaan atau instansi
dalam menjalankan operasi usahanya, dimana sistem tersebut harus disesuaikan dengan keadaan dan kondisi perusahaan. Keberadaan sistem tersebut dapat membantu
tugas-tugas unit organisasi yang terkait. Sistem perusahaan akan menggunakan sistem yang paling sesuai dengan aktivitas perusahaan yang dijalankan, sederhana dalam
pelaksana serta mudah dalam pengawasannya. Dari kutipan di atas jelas diketahui bahwa di dalam sistem akuntansi yang
perlu mendapat perhatian utama adalah mengumpulkan data agar sesuai dengan informasi yang diperlukan sebagai alat untuk menggunakan buku – buku yang
dituliskan dengan tangan, mesin, ataupun dengan alat elektronik lainnya. Sistem Informasi Akuntansi memproses data yang diterima untuk menghasilkan dokumen,
laporan, dan informasi lainnya dalam satuan mata uang ini memberikan informasi untuk pencatatan nilai seperti besarnya laba perusahaan dalam satu periode, besarnya
hutang kepada pemasok pada satu titik tertentu. Sebagian informasi digunakan untuk mengetahui besarnya penyimpangan satu pos biaya dari anggaran yang telah
ditetapkan dan akhirnya informasi itu digunakan untuk mengambil keputusan.
Universitas Sumatera Utara
7
Sistem Informasi Akuntansi harus mengikuti perkembangan kebutuhan informasi yang berjalan sesuai dengan perkembangan perusahaan dan perkembangan
teknologi terutama alat untuk memproses data. Oleh sebab itu, dperlukan penyusunan kembali sistem yang baru. Langkah-langkah penyusunan Sistem
Informasi Akuntansi terdiri dari tahapan sebagai berikut: a.
Analisis sistem yang ada Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem
yang berlaku. Analisis ini dilakukan dengan penelitian survey sistem yang berlaku. Data yang dikumpulkan dalam penelitian yaitu: analisis laporan
keuangan yang digunakan saat ini, analisis transaksi, analisis catatan pertama, dan analisis catatan terakhir. Jogiyanto,2002:35-36
b. Perancangan Sistem Informasi Akuntansi
Perancangan sistem dalam suatu entitas merupakan suatu kegiatan menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan
atau memperbaiki sistem yang telah ada. Beberapa hal yang menyebabkan sistem yang lama perlu diganti atau diperbaiki, yaitu: Adanya permasalahan-
permasalahan yang timbul dalam sistem yang lama, untuk meraih kesempatan, adanya instruksi-instruksi dan tujuan Perancangan Sistem Informasi
Akuntansi Siklus akuntansi secara garis besar menggambarkan proses pengidentifikasian
bukti transaksi, pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum posting jurnal ke buku besar, pengelompokan bukti – bukti transaksi ke dalam golongan transaksi yang
Universitas Sumatera Utara
8
sama ke dalam buku besar ledger, meringkas bukti transaksi ke dalam neraca saldo trial balance, melakukan penyesuaian adjustment, membuat kertas kerja work
sheet, dan membuat laporan keuangan financial statement.
2.1.2 Sistem Pengendalian Intern Internal Control
Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran- ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Definisi sistem pengendalian intern tersebut
menekankan tujuan yang hendak dicapai, dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut di atas berlaku baik dalam perusahaan mengolah
informasi secara manual, dengan mesin pembukuan maupun dengan komputer Mulyadi, 2001.Tujuan sistem pengendalian intern menurut definisi sistem
pengendalianintern yang dikemukakan Mulyadiadalah: a.
Menjaga kekayaan organisasi. b.
Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. c.
Mendorong efisiensi. d.
Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern tersebut dapat dibagi menjadi
dua, yaitu: a.
Pengendalian intern akuntansi Internal accounting control. Pengendalian intern akuntansi merupakan bagian dari sistem pengendalian
intern, meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran – ukuran yang
Universitas Sumatera Utara
9
dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Pengendalian intern akuntansi yang
baik akan menjamin kekayaan para investor dan kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat
dipercaya. b.
Pengendalian intern administrasi Internal administrative control. Pengendalian intern administrasi meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran – ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dipatuhinya kebijakan manajemen.
2.1.3 Pendidikan
Pendidikan merupakan bagian yang terpenting dari ilmu ekonomi sumber daya manusia untuk pembangunan nasional. Sebagai landasan konseptual tentang
ilmu ekonomi pendidikan, berikut ini diuraikan definisi yang dikemukakan oleh Elchnan Cohn 1979 sebagai berikut: “Ekonomi pendidikan adalah suatu studi
tentang bagaimana manusia, baik secara perorangan maupun di dalam kelompok masyarakatnya membuat keputusan dalam rangka mendayagunakan sumber-sumber
daya yang terbatas agar dapat menghasilkan berbagai bentuk pendidikan dan latihan, pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan, pendapat, sikap dan nilai-nilai
khususnya melalui pendidikan formal, serta bagaimana mendiskusikannya secara merata equal dan adil equality di antara berbagai masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
10
Ilmu Ekonomi Pendidikan tumbuh dan berkembang oleh perspektif investasi sumber daya manusia human capital. Konsep investasi SDM ini menganggap
penting kaitannya antara pendidikan, produktivitas kerja dan pertumbuhan ekonomi. Teori human capital menganggap bahwa tenaga kerja merupakan pemegang kapital
capital holder yang tercermin dalam keterampilan, pengetahuan, dan produktivitas kerjanya. Jika tenaga kerja merupakan pemegang kapital, orang dapat melakukan
investasi untuk dirinya dalam rangka memilih profesi atau pekerjaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Investasi sebagai suatu konsep umum, dapat diartikan sebagai upaya meningkatkan nilai tambah barang ataupun jasa dikemudian hari dengan
mengorbankan nilai konsumsi sekarang Cohn. 1979, Psacharopoulos, 1988. 1nvesatasi dalam bidang SDM memiliki prinsip yang tidak berbeda dengan konsep
investasi manusia yang juga bisa dianggap sebagai suatu entitas yang nilainya bisa berkembang dikemudian hari melalui suatu proses pengembangan nilai seperti
peningkatan sikap, perilaku, wawasan, keahlian, dan keterampilan manusia dengan nilai-nilai tersebut merupakan subjek dari konsepsi SDM atau human Capital.
Pengembangan SDM tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan pada berbagai jenjang dan jalur. SDM ini bernilai jika kemampuan,
keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan hidup dan sektor pembangunan yang memberikan keuntungan, baik kepada individu maupun
kepada masyarakat F. Harbison C. And Meyers, 1964.
Universitas Sumatera Utara
11
2.1.4 Teori Kinerja Pegawai
Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak-pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi
dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi serta mengetahui dampak positif dan negatif suatu kebijakan operasional yang diambil. Dengan adanya
informasi mengenai kinerja suatu instansi pemerintah, akan dapat diambil tindakan yang diperlukan seperti koreksi atas kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama,
dan tugas pokok instansi, bahan untuk perencanaan, menentukan tingkat keberhasilan instansi untuk memutuskan suatu tindakan, dan lain-lain.
Kinerja merupakan prestasi kerja, yakni perbandingan antara prestasi kerja, yakni perbandingan antara hasil kerja dengan standar yang diharapkan Dessler,
2002. Dengan demikian kinerja memfokuskan pada hasil kerjanya. Menurut Siagian 2003 kinerja adalah konsep yang bersifat universal yang merupakan efektivitas
operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan bagian yang berdasar standar dan kriteria yang ditetapkan. Gibson et al. 2000
menyatakankinerjaadalahcatatanterhadaphasilproduksidanpekerjaanatau aktivitas tertentu. Beberapa faktor yang berperan dalam kinerja antara lain adanya
kesimbangan antara pekerja dan lingkungan yang berada didekatnya yang meliputi individu, sumberdaya, kejelasan kerja dan umpan balik. Untuk dapat mengetahui
kinerja seseorang atau organisasi, perlu diadakan pengukuran kinerja. Untuk dapat mengetahui kinerja seseorang atau organisasi, perlu diadakan pengukuran kinerja.
Menurut Stout dalam Badan Pemeriksa Keuangan Pemerintah, 2000, pengukuran
Universitas Sumatera Utara
12
kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi mission accomplishment melalui hasil-hasil yang
ditampilkan berupa produk, jasa ataupun suatu proses. Maksudnya setiap kegiatan organisasi harus dapat diukur dan dinyatakan keterkaitannya dengan pencapaian arah
organisasi di masa yang akan datang yang dinyatakan dengan pencapaian visi dan misi organisasi.
Produk dan jasa yang dihasilkan akan kurang berarti apabila tidak ada kontribusinya terhadap pencapaian visi dan misiorganisasi. Melalui pengukuran
kinerja diharapkan pola kerja dan pelaksanaan tugas pembangunan dan tugas umum pemerintahan akan terlaksana secara efisien dan efektif dalam mewujudkan tujuan
nasional. Pengukuran kinerja pegawai akan dapat berguna untuk: 1 mendorong orang agar berperilaku positif atau memperbaiki tindakan mereka yang berada di
bawah standar kinerja, 2 sebagai bahan penilaian bagi pihak pimpinan apakah mereka telah bekerja dengan baik, dan 3 memberikan dasar yang kuat bagi
pembuatan kebijakan untuk peningkatan organisasi Badan Pemeriksa Keuangan Pemerintah, 2000. Kinerja pegawai mengacu pada mutu pekerjaan yang dilakukan
oleh pegawai didalam implementasi mereka melayani program sosial, memfokuskan pada asumsi mutu bahwa perilaku beberapa orang yang lain lebih pandai daripada
yang lainnya dan dapat diidentifikasi, digambarkan, dan terukur. Aspek dalam kinerja pegawai adalah sebagai berikut Martin Whiddon dalam Siagian 2005 :
1. Proaktif dalam pendekatanpekerjaan
Universitas Sumatera Utara
13
2. Bermanfaat daripengawasan
3. Merasa terikat dalam melayaniklien
4. Berhubungan baik dengan stafflain
5. Mempertunjukkan ketrampilan dan pengetahuan inti bekerjaaktivitas
6. Menunjukkan kebiasaan bekerja yangbaik
7. Mempunyai sikap positif dalampekerjaan
Kinerja pegawai mengacu pada prestasi kerja pegawai yang diukur berdasarkan standar atau kriteria yang telah ditetapkan perusahaan. Pengelolaan
untuk mencapai kinerja pegawai yang sangat tinggi terutama untuk meningkatkan kinerjaperusahaansecara keseluruhan. Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja
pegawai meliputi strategi organisasi, nilai tujuan jangka pendek dan jangka panjang, budaya organisasi dan kondisi ekonomi dan atribut individual antara
lain kemampuan danketrampilan. Ada beragam kriteria yang digunakan dalam pengukuran kinerja pegawai.
Bernadin dan Russel 2000, mengajukan enami kriteria cara untuk mengukur kinerja pegawai yaitu:
1. Kualitas kerja: Merupakan tingkat sejauh mana hasil pelaksanaan kegiatan
mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan yangdiharapkan 2.
Kuantitas kerja: Merupakan jumlah yang dihasilkan, jumlah rupiah, jumlah unit, jumlah siklus kegiatan yangdiselesaikan.
Universitas Sumatera Utara
14
3. Waktu yang dibutuhkan: Merupakan tingkat sejauh mana suatu kegiatan
diselesaikan pada waktu yang dikehendaki dengan memperlihatkan koordinasi output orang lain serta waktu yang tersedia untuk kegiatan
yang lain 4.
Efektivitas sumber daya: Merupakan tingkat sejauh mana penggunaan sumber daya organisasi di maksimalkan untuk mencapai hasil tertinggi,
atau pengurangan kerugian dari setiap unit penggunaan sumberdaya. 5.
Kebutuhan terhadap pengawasan: Merupakan tingkat sejauh mana seorang pekerja dapat melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa memerlukan
pengawasan seorang supervisor untuk mencegah tindakan yang kurang diinginkan.
6. Dampak kepribadian: Merupakan tingkat sejauh mana karyawan
memelihara Harga diri, naina baik dan kerjasama diantara rekan kerja dan bawahan
Menurut Supardi 1999 indikator penilaian kinerja adalah: a.
Kualitaskerja Meliputi akurasi ketelitian, kerapian, melaksanakan pekerjaan,
mempergunakan dan memelihara alat kerja, keterampilan dan kecakapan melaksanakan tugas.
b. KuantitasKerja
Indikator ini meliputi keluaran atau output dan target dalam bekerja c.
Pengetahuan
Universitas Sumatera Utara
15
Arti dari variabel pengetahuan adalah kemampuan seorang karyawan dinilai dari pengetahuannya mengenai suatu hal yang berhubungan dengan
tugas dan prosedur kerjanya, penggunaan alat-alat kerja maupun kemampuan teknis atau pekerjaan.
d. Penyesuaianpekerjaan
Merupakan indikator penilaian kinerja yang ditinjau dari kemampuan karyawan dalam melaksanakan tugasnya di luar pekerjaan maupun adanya
tugas baru serta kecepatannya berfikir dan bertindak dalam bekerja. e.
Keandalan Merupakan pengukuran dari segi kemampuan seseorang atau keandalan
karyawan dalam melaksanakan tugas misalnya kehandalan dalam melaksanakan prosedur, peraturan kerja, inisiatif, kedisiplinan, dan lain-
lain. f.
Hubungankerja Penilaian berdasarkan pada sikap karyawan lainnya dan terhadap aturanya
serta kesedian dalam menerima perubahan-perubahan kerja. g.
Keselamatankerja Keselamatan kerja menyangkut bagaimana perhatian karyawan pada
keselamatan kerja
2.1.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi KinerjaPegawai
Para pimpinan organisasi sangat menyadari adanya perbedaan kinerja antara satu karyawan dengan karyawan lainnya yang berada di bawah
Universitas Sumatera Utara
16
pengawasannya. Walaupun karyawan-karyawan bekerja pada tempat yang sama namun produktivitas mereka tidaklah sama. Secara garis besar perbedaan kinerja
ini disebabkan oleh dua faktor As’ad, 2001, yaitu : faktor individu dan situasi kerja.
Menurut Gibson, et al dalam Srimulyo 1999, ada tiga perangkat variabel yang mempengaruhi perilaku dan prestasi kerja atau kinerja, yaitu:
a. Variabel individual, terdiri dari:
1 Kemampuan dan ketrampilan yang meliputi: mental dan fisik;
2 Latar belakang yang meliputi : keluarga, tingkat sosial, penggajian dan
3 demografis yang meliputi umur, asal- usul, jeniskelamin.
b. Variabel organisasional, terdiri dari:
1 Sumberdaya;
2 Kepemimpinan;
3 Imbalan;
4 Struktur dan
5 Desainpekerjaan.
c. Variabel psikologis, terdiri dari:
1 Persepsi;
2 Sikap;
3 Kepribadian;
4 Belajar; dan
5 Motivasi.
Universitas Sumatera Utara
17
Menurut Tiffin dan Mc. Cormick dalam Srimulyo 1999 ada dua variabel yang dapat mempengaruhi kinerja, yaitu:
a. Variabel individual, meliputi: sikap, karakteristik, sifat-sifat fisik, minat dan
motivasi, pengalaman, umur, jenis kelamin, pcndidikan, serta faktor individuallainnya.
c. Variabel situasional meliputi : 1 Faktor fisik dan pekerjaan, terdiridari;
metode kerja, kondisi dan desain perlengkapan kerja, penataan ruang dan lingkungan fisik penyinaran, temperatur, dan fentilasi; dan 2 Faktor sosial
dan organisasi, meliputi: peraturan-peraturan organisasi, sifat organisasi, jenis latihan dan pengawasan, sistem upah dan lingkungan sosial.
Sutemeister dalam Srimulyo 1999 mengemukakan pendapatnya, bahwa kinerja dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
a. Faktor Kemampuan, terdiri dari : 1 Pengetahuan yang meliputi pendidikan,
pengalaman, latihan dan minat; dan 2 Keterampilan yang meliputi : kecakapan dankepribadian.
b. Faktor Motivasi, terdiri dari : 1 Kondisi sosial yang meliputi : organisasi
formal dan informal, kepemimpinan dan 2 Serikat kerja kebutuhan individu yang meliputi : fisiologis, sosial dan egoistik; serta 3 Kondisi fisik yang
meliputi lingkungankerja. Suatu pelatihan dikatakan berhasil atau efektif bila para peserta dapat
menerima dan mengalami peningkatan pengetahuan knowledge, keterampilan skill, maupun perilaku attitude yang tepat dan diberikan oleh instruktur yang
Universitas Sumatera Utara
18
tepat pula, serta pencapaian peningkatan kinerjakompentensi karyawan. Craig, 2006 menyebutkan 3 tiga cara transfer pelatihan ke tempat kerja, antara lain :
1 Positif, yaitu hasil pelatihan meningkatkan kinerja pekerjaan;
2 Negatif, yaitu hasil pelatihan justru menurunkan kinerja sebelumnya; dan
3 Netral, yaitu hasil pelatihan tidak mempengaruhi kinerja pekerjaan.
Transfer pelatihan positip yang diharapkan pada program-program pelatihan, sehingga pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh secara maksimal dapat
mereka terapkan pada pekerjaan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti
Variabel Penelitian
Hasil
1 Juliardi Rahmat
Syahputra 2009
a. Sistem Informasi
Akuntansi b. Efektivitas
Pengendalian Intern
c. Aktiva Tetap a. Fakultas Ekonomi menerapkan
Sistem Informasi Akuntansi dan Manajemen dan berpengaruh
terhadap aktiva tetap b. Sistem Informasi Akuntansi
computer menggunakan perangkat lunak
c. Ada beberapa hal yang tidak tunduk pada peraturan-peraturan yang
ditetapkan pemerintah pusat d. Efektivitas Pengendalian Intern
pegawai sudah baik dalam melakukan pekerjaanya
2 Desy Afriyani
2005 a. Pengawasan
Intern b. Aktiva Tetap
a. RSUD dr. Djasamen Saragih memenuhi Perda Kota
Pematangsiantar b. Dalam hal pengadaan aktiva tetap,
sumber dana berasal dari dana yang dianggarkan
c. Penyimpanan Aktiva Tetap
Universitas Sumatera Utara
19
ditempatkan di tempat yang strategis d. RSUD dr. Djasamen Saragih
kurang efektif pada aktiva tetapnya
3 Dian Urna Fasihat
2015 a. Sistem
Informasi Akuntansi
b. Kinerja Perusahaan
a. Kualitas SIA termasuk kategori tinggi
b. Kinerja Perusahaan tinggi c. Kualitas SIA tidak berpengaruh
positif dan signifikan pada perusahan
2.3 Kerangka Konseptual