Berikut data jumlah Wajib Pajak yang dilakukan tindakan pemeriksaan :
Jenis Pemeriksaan Wajib Pajak yang
dilakukan Pemeriksaan Januari sd Desember 2010
Wajib Pajak yang dilakukan Pemeriksaan
Januari sd Desember 2011 OP
Badan OP
Badan Pemeriksaan Khusus
2 7
2 5
Rutin All Taxes 35
62 42
34
Rutin Single 88
93
Jumlah
37 157
44 132
Sumber : KPP Pratama Medan Polonia Untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak tersebut perlu dilaksanakan pemeriksaan
pajak oleh Direktorat Jendral Pajak.
4.2 Prosedur dan Tata Cara Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak
Pemeriksaan dilakukan oleh Pemeriksa Pajak yang susunannya terdiri dari beberapa supervisior, seorang ketua tim, dan beberapa pemeriksapenilai yang tergabung
dalam kelompok fungsional. 4.2.1
Tata cara pelaksanaan pemeriksaan pajak harus sesuai dengan : 4.2.1.1
Peraturan Meneteri Keuangan Nomor 82PMK.03.2007 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak.
4.2.1.2 Keputusan Direktorat Jendral Pajak Nomor KEP-123PJ2006 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan. 4.2.1.3
Keputusan Direktorat Jendral Pajak Nomor KEP-142PJ2005 tentang Petunjuj Pelaksanaan Pemeriksaan Kantor.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Pemeriksaan harus dilaksanakan sesuai dengan standar pemeriksaan yang meliputi
standar umum, standar pelaksanaan pemeriksaan dan standar pelaporan pemeriksaan.
4.2.3 Tim Pemeriksa Pajak harus mencantumkan dasar hokum berupa ketentuan
pelaksaannya serta bukti-bukti pendukungnya, atas setiap temuan pemeriksaan. 4.2.4
Temuan pemeriksaan harus diberitahukan kepada Wajib Pajak melalui penyampaian
Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan SPHP yang penyampaiannya hanya dapat dilakukan satu kali.
4.2.5 Wajib Pajak harus diberi kesempatan hadir untuk melakukan pembahasan akhir
hasil pemerksaan. Pembahasan akhir harus dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan yaiu satu bulan untuk pemeriksaan lapangan dan tiga minggu
untuk pemeriksaan kantor. 4.2.6
Dalam hal dilakukan pembahasan oleh Tim Pembahas, baik Tim Pembahas Tingkat Unit Pelaksana Pemeriksaan maupun Tingkat Kantor Wilayah, harus
diperhatikan hal-hal berikut : 4.2.6.1
Tim Pembahas dibentuk oleh Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan atau Kepala Kantor Wilayah DJP dan atas nama Direktorat Jendral Pajak yang bertugas.
4.2.6.2 Tim Pembahas akan melaksanakan tugasnya dalam hal terdapat permohonan dari
Wajib Pajak. 4.2.6.3
Pembahasan oleh Tim Pembahas hanya dilakukan antara Tim Pemeriksa Pajak dan Tim Pembahas tanpa dihadiri oleh Wajib Pajak.
4.2.7 Apabila hasil pemeriksaan ternyata berbeda dengan profil wajib Pajak, tim
pemeriksa pajak harus menjelaskan perbedaan trsebut dalam Kertas Kerja
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan dan Laporan Hasil Pemeriksaan serta mengirimkan data perbedaan tersebut kepada Seksi Pengawasan dan Konsultasi terkait.
4.2.8 Dalam hal pemeroksaan dilaksanakan berdasarkan satu Surat Perintah Pemeriksaan
yang meliputi satu atau beberapa jenis pajak dan satu atau beberapa masa pajak, maka Nota Perhitungan dan Surat Ketetapan Pajak harus diterbitkan untuk setiap
Masa Pajak dan Jenis Pajak. Adapun prosedur Pemeriksaan Pajak yang dilakukan oleh Tim Pemeriksa Pajak
adalah : 1.
Mengevaluasi data-data yang dilaporkan Wajib Pajak. 2.
Menganalisa angka-angka yang tercantum dalam laporan keuangan Wajib Pajak. 3.
Meminta keterangan lisan danatau tulisan Wajib Pajak yang diperiksa. 4.
Memasuki tempat atau ruangan yang diduga merupakan tempat penyimpanan dokumen, uang, barang yang dapat memberi petunjuk.
5. Melakukan penyegelan tempat atau ruangan tersebut, apabila Wajib Pajak atau
kuasanya tidak memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan tersebut.
4.3 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Dilakukannya Tindakan Pemeriksaan