BAB IV ANALISA dan EVALUASI
4.1 Analisa
Indonesia menggunakan sistem self assessment dalam pemungutan pajak yang diatur dalam Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakannya.Sistem ini
berlaku mulai tahun 1984. Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan Indonesia dengan sistem self assessment memberikan kewenangan yang besar kepada
Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang terhutang. Kewajiban dalam sistem self assessment tersebut dituangkan
Wajib Pajak dalam bentuk Surat Pemberitahuan SPT yang disampaikan oleh Wajib Pajak kepada Direktorat Jendral Pajak Kantor Pelayanan Pajak.
Dalam sistem self assessment pemberdayaan masyarakat adalah hal yang paling pokok, dimana prinsip itikad baik merupakan tuntutan moral menyelenggarakan
pembukuan untuk keperluan pajak. Dalam pelaksanaan penyelanggaraan pembukuan atau pencatatan terjadinya pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan, selain dalam bentuk tax evasion dapat juga terjadi karena kelalaian memenuhi kewajiban perpajakan, yang dapat disebabkan karena :
4.1.1 Ketidaktahuan ignorance, yaitu Wajib Pajak tidak sadar atau tidak tahu akan adanya ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
4.1.2 Kesalahan error, yaitu Wajib Pajak paham dan mengerti mengenai peraturan perundang-undangan perpajakan, tetapi salah paham dalam menerapkan dan menghitung
besar pajak terutangnya.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3 Kesalah pahaman misunderstanding, yaitu Wajib Pajak salah menafsirkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
4.1.4 Kealfaan negligence, yaitu Wajib Pajak alfa untuk menyimpan buku serta bukti- buktinya secara lengkap.
Surat Pemberitahuan SPT digunakan sebagai dasar dilakukannya pemeriksaan pajak. Statuskeadan SPT yang dilaporkan Wajib Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak akan
menentukan apakah Wajib Pajak dilakukan pemeriksaan atau tidak. SPT Lebih Bayar, SPT Rugi, dan SPT tidak masuk sesuai dengan Undang-Undang harus dilakukan
pemeriksaan.SPT juga digunakan sebagai dassar menghitung utang pajak. Dalam Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan tersebut diperlukan
adanya penegakan hukum untuk menjamin kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.Kepatuhan dalam pelaksanaan peraturan tersebut bersifat
mutlak.Sehingga tidak ada alasan bagi Wajib Pajak untuk tidak patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Bagi Wajib Pajak yang tidak patuh akan
menimbulkan keinginan untuk melakukan penyeludupan pajak dan penggelapan pajak yang pada akhirnya menimbulkan kerugian pajak. Bagi Wajib Pajak yang tidak atau
kurang patuh akan dikenakan sanksidenda. Sanksi tersebut ada yang berupa uang maupun sanksi pidana untuk tindak pidana perpajakannya.
Kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan dapat dilihat dari pemahaman dan usaha pemahaman ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,
pengisian formulir pajak secara lengkap dan jelas, penghitungan besar pajak terutang secara benar, dan pembayaran pajak terutang tepat waktu.
Universitas Sumatera Utara
Direktorat Jendral Pajak mempunyai sarana untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak yaitu melalui pelaksanaan pemeriksaan pajak.Diharapkan melalui pemeriksaan pajak Wajib
Pajak semakin patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.Tujuan pemeriksaan pajak diantaranya adalah untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak dalam pelaksanaan
Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan. Kepatuhan dalam pelaksanaan peraturan tersebut ada dua macam yaitu Kepatuhan Administrasi yang terdiri dari
kepatuhan dalam melaporkan pajak yang seharusnya terutang menurut Undang-Undang, dan Kepatuhan Material yang terdiri dari kepatuhan dalam melaporkan dan memungut
pajak yang seharusnya terutang menurut Undang-Undang. Berikut data jumlah Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Polonia dari tahun 2007-2011 adalah sebagai berikut :
Tahun 2007
2008 2009
2010 2011
WP OP 58.282
71.441 96.108
117.484 116.807
WP Badan 7.267
7.954 8.700
9.648 10.595
Jumlah 65.549
79.395 104.808
127.132 127.402
Sumber : KPP Pratama Medan Polonia Dari jumlah data jumlah Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Polonia tidak semua Wajib Pajak patuh dengan kewajiban perpajakannya. Hal itu dapat di lihat dari jumlah data Wajib Pajak yang mengembalikan
Surat Pemberitahuan SPT sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tahun 2007
2008 2009
2010 2011
WP OP 5.891
8.706 20.099
24.736 27.685
WP Badan
1.855 2.020
2.378 2.221
2.459
Jumlah 7.746
10.726 22.477
26.957 30.144
Sumber : KPP Pratama Medan Polonia Dari jumlah Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Polonia, Wajib Pajak yang terdaftar dalam penyampaian SPT PPh pasal 21 dapat di lihat dari tabel berikut ini :
Tahun WP yang
terdaftar WP yang
aktif SPT PPh
pasal 21 jan-nov
SPT PPh pasal 21
des SPT
PPH pasal 21
KB SPT PPh
pasal 21 LB
SPT PPh pasal 21
Nihil
2009 26.524
26.167 25.858
2.988 7.177
68 21.601
2010 27.517
27.159 32.810
3.163 8.632
137 27.204
Jumlah 54.041
53.326 58.668
6.151 15809
205 48.805
Sumber : KPP Pratama Medan Polonia Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa jumlah Wajib Pajak yang tedaftar
dengan jumlah Wajib Pajak yang menyampaikan SPT sangat berbanding jauh dan dapat di ketahui juga bahwa tingkat kepatuhan Wajib Pajak masih sangat rendah, khususnya
Wajib Pajak yang terdaftar dan yang mengembalikan SPT PPh pasal 21.
Universitas Sumatera Utara
Berikut data jumlah Wajib Pajak yang dilakukan tindakan pemeriksaan :
Jenis Pemeriksaan Wajib Pajak yang
dilakukan Pemeriksaan Januari sd Desember 2010
Wajib Pajak yang dilakukan Pemeriksaan
Januari sd Desember 2011 OP
Badan OP
Badan Pemeriksaan Khusus
2 7
2 5
Rutin All Taxes 35
62 42
34
Rutin Single 88
93
Jumlah
37 157
44 132
Sumber : KPP Pratama Medan Polonia Untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak tersebut perlu dilaksanakan pemeriksaan
pajak oleh Direktorat Jendral Pajak.
4.2 Prosedur dan Tata Cara Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak