transaksi keuangan yang memerlukan pengujian yang lebih lama, pemeriksaan lapangan dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 2 tahun.
3.8.4 Dalam hal pemeriksaan dilakukan atas Surat Pemberitahuan Lebih Bayar, jangka
waktu pemeriksaan tersebut harus memperhatikan jangka waktu penyelesaian permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak.
3.9 Laporan Hasil Pemeriksaan
Setiap pemeriksaan selalu diakhiri dengan pertanggungjawaban yaitu dengan menyusun laporan pemeriksaan.Dalam pemeriksaan pajak, pembuatan laporan
pemeriksaan itu menjadi keharusan. Laporan ini akan mencerminkan watak dan profesionalisme pemeriksa. Selain itu, dalam laporan ini akan diketahui kekurangan
yang ditemui oleh pemeriksa pajak dalam pembukuan diri wajib pajak. Kegiatan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan harus dilaporkan dalam bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan yang disusun sesuai dengan standar pelaporan hasil pemeriksaan, yaitu :
3.9.1 Laporan Hasil Pemeriksaan disusun secara ringkas dan jelas, memuat ruang
lingkup atau pos-pos yang diperiksa sesuai dengan tujuan pemeriksaan, memuat simpulan pemeriksa pajak yang didukung temuan yang kuat tentang ada atau tidak
adanya penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan perpajakan, dan memuat pula pengungkapan informasi lain yang terkait dengan pemeriksaan.
3.9.2 Laporan Hasil Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewaijban
perpajakan antara lain mengenai : 3.9.2.1
Penugasan Pemeriksaan 3.9.2.2
Identitas Wajib Pajak
Universitas Sumatera Utara
3.9.2.3 Pembukuan ataun pencatatan Wajib Pajak
3.9.2.4 Pemenuhan kewajiban perpajakan
3.9.2.5 Datainformasi yang tersedia
3.9.2.6 Buku dan dokumen yang dipinjam
3.9.2.7 Materi yang diperiksa
3.9.2.8 Uraian hasil Pemeriksaan
3.9.2.9 Ikhtisar hasil Pemeriksaan
3.9.2.10 Penghitungan pajak terutang
3.9.2.11 Simpulan dan usul Pemeriksa Pajak
3.10 Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan dan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
Berdasarkan pasal 31 Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pemeriksa wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan SPHP kepada wajib
pajak, dan hak wajib pajak untuk hadir dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan closing conference dalam batas waktu ditentukan. Dalam hal wajib pajak tidak hadir
dalam batas waktu yang ditentukan, hasil pemeriksaan ditindak lanjuti sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Berdasarkan Undang-Undang No.162009, Direktorat Jendral Pajak karena jabatan atau permohonan wajib pajak dapat membatalkan Hasil Pemeriksaan Pajak atau
Surat Ketetapan Pajak dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tanpa penyampaian SPHP atau pembahasan akhir hasil pemeriksaan dengan wajib pajak.
Tata cara pemberitahuan hasil pemeriksaan dan pembahasan akhir hasil pemeriksaan terdapat dalam pasal 22, pasal 23, pasal 24 Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 82PMK.032011 antara lain:
Universitas Sumatera Utara
3.10.1 Hasil pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
harus diberitahukan kepada wajib pajak dengan memberi hak kepada waib pajak untuk hadir dalam pembahasan akhir.
3.10.2 Pemberitahuan hasil pemeriksaan kepada wajib pajak tidak dilanjuti apabila
pemeriksaan dilanjuti dengan pemerikaan bukti permulaan. 3.10.3
SPHP besreta lampirannya disampaikan oleh pemeriksa pajak melalui kurir, faksimili, pos, atau jasa pengiriman lainnya.
3.10.4 Wajib Pajak memberikan tanggapan tertulis atas SPHP dan berhak hadir dalam
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan paling lama 3 hari kerja sejak SPHP diterima oleh wajib pajak untuk pemeriksaan kantor dan 7 hari kerja sejak SPHP
diterima oleh wajib pajak untuk pemeriksaan lapangan. 3.10.5
Apabila dalam jangka waktu tersebut, wajib pajak menyampaikan surat tanggapan hasil pemeriksaan dan hadir dalam Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan PAHP, pemeriksa pajak menggunakan tanggapan tersebut sebagai dasar untuk membuat risalah pembahasan dan berita acara PAHP, yang
ditandatangani oleh tim pemeriksa pajak dan wajib pajak. 3.10.6
Apabila dalm jangka waktu tersebut, wajib pajak menyampaikan surat tanggapan hasil pemeriksaan yang berisi persetujuan tatas seluruh hasil pemeriksaan namun
tidak hadir dalam PAHP, pemeriksa pajak menggunakan surat tanggapan tersebut sebagai dasar untuk membuat risalah pembahasan dan berita acara
ketidakhadiran wajib pajak dalam PAHP, yang ditandatangai oleh tim pemeriksa pajak dan wajib pajak.
Universitas Sumatera Utara
3.10.7 Apabila dalm jangka waktu tersebut, wajib pajak menyampaikan surat tanggapan
hasil pemeriksaan yang berisi tentang ketidaksetujuan atas sebagian atau seluruh hasil pemeriksaan dan hadir dalam PAHP, pemeriksa pajak menggunakan surat
tanggapan tersebut sebagai dasar untuk melakukan pembahasab akhir hasil pemeriksaan dengan wajib pajak dan hasil pembahasannya dituangkan dalam
risalah pembahasan dan berita acara PAHP, yang ditandatangani oleh tim pemeriksa pajak dan wajib pajak.
3.10.8 Apabila dalm jangka waktu tersebut, wajib pajak menyampaikan surat tanggapan
hasil pemeriksaan yang berisi tentang ketidaksetujuan atas sebagian atau seluruh hasil pemeriksaan dan tidak hadir dalam PAHP, pemeriksa pajak menggunakan
surat tanggapan tersebut untuk membuat risalah pembahasan dan berita acara ketidakhadiran wajib pajak dalam PAHP, yang ditandatangani oleh tim
pemeriksa pajak dan wajib pajak. 3.10.9
Apabila dalm jangka waktu tersebut, wajib pajak tidak menyampaikan surat tanggapan hasil pemeriksaan dan tidak hadir PAHP, pemeriksa pajak membuat
berita acara ketidakhadiran wajib pajak dalam PAHP, yang ditandatangani oleh tim pemeriksa pajak dan wajib pajak.
3.10.10 Dalam hal wajib pajak tidak hadir dalam PAHP dan pemeriksa pajak telah
membuat dan menandatangani berita acara ketidakhadiran wajib pajak dalam PAHP, maka PAHP dianggap telah dilaksanakan.
3.10.11 Dalam hal wajib pajak menolak menandatangani berita acara PAHP, pemeriksa
pajak membuat catatan tentang penolakan tersebut dalam berita acara PAHP.
Universitas Sumatera Utara
3.10.12 Dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara wajib pajak dengan pemeriksa
pajak dalam PAHP, wajib pajak dapat mengajukan permintaan agar perbedaan pendapat tersebut dibahas lebih dahulu oleh tim pembahas yang dibentuk oleh
Direktorat Jendral Pajak. 3.10.13
Hasil pembahasan oleh tim pembahas dituangkan dalam risalah tim pembahas yang merupakan bagian dari kertas kerja pemeriksaan.
3.10.14 Jangka waktu PAHP untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dengan jenis Pemeriksaan Kantor harus diselesaikan paling lama 3 minggu.
3.10.15 Jangka waktu PAHP untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dengan jenis Pemeriksaan Lapangan harus diselesaikan paling lama1 bulan.
3.10.16 Risalah pembahasan dan berita acara PAHP, merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Laporan Hasil Pemeriksaan. 3.10.17
Pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak dihitung sesuai dengan PAHP, kecuali sebagaimana yang dimaksud dalam
angka 3.10.6, 3.10.8 dan 3.10.9.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA dan EVALUASI
4.1 Analisa
Indonesia menggunakan sistem self assessment dalam pemungutan pajak yang diatur dalam Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakannya.Sistem ini
berlaku mulai tahun 1984. Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan Indonesia dengan sistem self assessment memberikan kewenangan yang besar kepada
Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang terhutang. Kewajiban dalam sistem self assessment tersebut dituangkan
Wajib Pajak dalam bentuk Surat Pemberitahuan SPT yang disampaikan oleh Wajib Pajak kepada Direktorat Jendral Pajak Kantor Pelayanan Pajak.
Dalam sistem self assessment pemberdayaan masyarakat adalah hal yang paling pokok, dimana prinsip itikad baik merupakan tuntutan moral menyelenggarakan
pembukuan untuk keperluan pajak. Dalam pelaksanaan penyelanggaraan pembukuan atau pencatatan terjadinya pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan, selain dalam bentuk tax evasion dapat juga terjadi karena kelalaian memenuhi kewajiban perpajakan, yang dapat disebabkan karena :
4.1.1 Ketidaktahuan ignorance, yaitu Wajib Pajak tidak sadar atau tidak tahu akan adanya ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
4.1.2 Kesalahan error, yaitu Wajib Pajak paham dan mengerti mengenai peraturan perundang-undangan perpajakan, tetapi salah paham dalam menerapkan dan menghitung
besar pajak terutangnya.
Universitas Sumatera Utara