BAB V KESIMPULAN dan SARAN
Dalam bab ini dibahas kesimpulan yang diambil dari hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan kesimpulan yang diperoleh dari teori
Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dalam bab ini penulis mencoba memberikan saran- saran agar pelaksanaan pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh fiskus dapat berjalan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dan dapat menungkatkan kesadaran masyarukat khususnya Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya.
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Pemeriksaan Pajak merupakan upaya yang dilakukan untuk menentukan tingkat
kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dan diharapkan Wajib Pajak dapat memahami peraturan perpajakan yang berlaku dan segera
memperbaiki jika terdapat kekeliruan dan kesalahan dalam menghitung dan melaporkan kewajiban perpajakannya, serta menumbuhkan kesadaran masyarakat
bahwa tidak ada seorang pun yang dapat menghindari kewajibannya sebagai Wajib Pajak.
5.1.2 Kepatuhan Wajib Pajak dapat diidentifikasi dari kepatuhan mendaftarkan diri,
menyampaikan SPT, menghitung, memperhitungkan, membayar pajak terutang, dan membayar tunggakan pajak.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Saran
5.2.1 Meningkatkan upaya penyuluhan dan sosialisasi guna meningkatkan kepatuhan
Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. 5.2.2
Dalam pelaksanaan Pemeriksaan Pajak disarankan agar dibuatkan Kertas Kerja Pemeriksaan yang memuat Hasil Pemeriksaan Pajak atas Pemeriksaan Pajak tahun
sebelumnya termasuk dengan bentuk-bentuk ketidakpatuhan yang dilakukan Wajib Pajak dan dalam Laporan Pemeriksaan Pajak ditambahkan 1 satu poin tentang
tingkat kepatuhan Wajib Pajak sebelum pemeriksaan dan setelah pemeriksaan dilakukan. Tujuannya adalah agar dapat diketahui bagaimana perkembangan
tiingkat kepatuhan Wajib Pajak dari tahun ke tahun sebagai bahan perimbangan untuk tahun mendatang apakah Wajib Pajak tersebut perlu diperiksa atau tidak.
5.2.3 Menjalin hubungan yang baik antara Direktorat Jendral Pajak dengan instansi lain
serta semua pihak yang terkait.
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM
2.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia
Di zaman penjajahan Belanda, Kantor Pelayanan Pajak dinamakan Kantor Belasting dan kemudian berubah menjadi Kantor Inspeksi Keuangan. Kemudian
berubah menjadi Kantor Inspeksi Pajak yang induk organisasinya Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan Republik Indonesia. Tahun 1976 di Sumatera Utara berdiri
tiga Kantor Inspeksi Pajak, yaitu : 1.
Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan. 2.
Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara. 3.
Kantor Inspeksi Pajak Siantar. Tahun 1978 Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dipecah menjadi dua, yaitu
Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Kisaran. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat, maka dirasa perlu adanya tambahan
kantor untuk melayani masyarakat di dalam membayar pajak. Oleh karena itu didirikan Kantor Inspeksi Pajak Medan Barat.
Selanjutnya untuk lebih memantapkan nilai pelayanan kepada masyarakat, maka berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia tanggal 25 Maret 1989
No. 267KMK.011989, telah diadakan perubahan menyeluruh pada struktur Direktorat Jenderal Pajak yang mencakup Reorganisasi Kantor Inspeksi Pajak diganti menjadi
Kantor Pelayanan Pajak dan juga dibentuk Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.
Universitas Sumatera Utara
Terakhir berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 443KMK.032002 tanggal 26 Pebruari 2002 dibentuk Kantor Pelayanan Pajak Medan
Polonia yang merupakan pecahan dari Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat. Kantor Pelayanan Pajak adalah Instansi Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah Kepala
Kantor Wilayah. Pada tanggal 27 Mei 2008 berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak
Nomor Kep- 95PJ2008 Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia berubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia dengan wilayah kerja
Kecamatan Medan Polonia, Kecamatan Medan Tuntungan, Kecamatan Medan Selayang, Medan Maimun, Medan Baru dan Kecamatan Medan Johor. Dilakukan perubahan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kepada Wajib Pajak.
2.2 Struktur Organisasi