dan mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan pribadi atau kelompokgolongan.
Larangan-Larangan terhadap Pegawai Negeri Sipil yang berhubungan dengan sebuah netralitas Antara lain adalah :
- melakukan kerjasama dengan atasan, teman sejawat, bawahan atau orang
lain didalam maupun diluar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau
tidak langsung merugikan Negara -
Ikut serta dalam kampanye partai-partai politik. -
Menggunakan atribut-atribut kampanye. Pada dasarnya, masih banyak Pegawai Negeri Sipil yang tahu akan
Peraturan-Peraturan dilarang bergabung kedalam kegiatan partai politik, tetapi masih tetap melakukan pelanggaran tersebut. Itulah sebabnya mengapa
Pegawai Negeri Sipil diberikan sanksi pengunduran diri dan pemberhentian secara hormat maupun secara tidak hormat karena Pegawai tersebut dianggap
tidak netral dan tidak memiliki kesetiaan terhadap Kementerian Agama.
f. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 Pemilu anggota DPR, DPD, dan
DPRD
Menurut Undang-Undang tentang Pemilu anggota DPR, DPD dan DPRD dipertegas bahwa persyaratan menjadi anggota Pemilu harus mengundurkan
diri sebagai Kepala Daerah, Pegawai Negeru Sipil, anggota TNI, Kepolisian, direksi, komisaris, dewan pengawas dan karyawan BUMN, yang telah
dinyatakan dengan surat pengunduran diri yang tidak dapat ditarik kembali. Dalam hal ini sudah jelas sekali bahwa Pegawai Negeri Sipil sebagai
aparatur Negara harus dipaksa untuk memiliki netralitas yang tinggi. Jika melanggar Peraturan tentang itu, maka Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
harus menerima sanksi. Sedangkan sanksi hukuman disiplin bagi Pegawai Negeri Sipil yang melanggar netralitas Pasal 13 PP Nomor 53 Tahun 2010 butir
ke 11, 12, dan 13, yakni penjatuhan hukuman disiplin berat, berupa :
Universitas Sumatera Utara
- Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tiga tahun;
- Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah; - Pembebasan dari jabatan;
- Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS, dan
- Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Pegawai Negeri Sipil adalah Unsur Aparatur Negara dalam mengadakan dan menyelenggarakan pemerintahan maupun pembangunan dalam rangka usaha
untuk dapat mencapai tujuan Nasional. Adapun usaha dalam mencapai tujuan Nasional tersebut diperlukan adanya pegawai Negeri Sipil yang penuh kesetiaan
dan ketaatan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah.
Peran Pegawai Negeri Sipil merupakan subyek utama dalam suatu birokrasi yang mempunyai peran tertentu untuk dapat menjalankan tugas negara
dan pemerintahan. Dalam hal ini pola kerja Pegawai Negeri Sipil merupakan suatu unsur utama dalam terciptanya pelayanan kepada masyarakat secara
profesional, adil dan merata. Kedudukan Pegawai Negeri Sipil sebagai suatu unsur aparatur negara yang abdi masyarakat dan memiliki mental loyalitas
terhadap negara. Hal ini secara tidak langsung Pegawai Negeri Sipil dituntut harus netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik serta tidak
diskriminatif terhadap pelayanan masyarakat.
Sehubungan dengan persoalan netralitas Pegawai Negeri Sipil tersebut, sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang nomor 43 Tahun 1999 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian yang mengatur dengan tegas mengenai Netralitas Pegawai pada pemerintahan sebagaimana tercantum dalam pasal 3 yang
menyatakan bahwa Dalam kedudukan dan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, Pegawai Negeri harus netral dari pengaruh semua golongan dan partai
politik serta tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan masyarakat. Untuk
Universitas Sumatera Utara