BAB II DESKRIPSI PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN KANTOR WILAYAH
KEMENTERIAN AGAMA PROV. SUMUT
II.1 PEGAWAI NEGERI SIPIL
Pegawai Negeri merupakan pekerja di sektor publik yang bekerja untuk pemerintah pada suatu negara. Pekerja di badan publik non-departemen terkadang
juga dikategorikan sebagai pegawai negeri. Pegawai negeri di Indonesia menggunakan perpaduan antara sistem karir dan system prestasi kerja. Sistem
karir merupakan suatu sistem kepegawaian, dimana untuk pengangkatan pertama didasarkan atas kecakapan yang bersangkutan, sedang dalam pengembangannya
lebih lanjut, masa kerja, kesetiaan, pengabdian dan syarat-syarat obyektif lainnya. Sedangkan sistem prestasi kerja adalah suatu sistem kepegawaian, dimana
pengangkatan seseorang untuk menduduki suatu jabatan atau untuk naik pangkat didasarkan atas kecakapan dan prestasi yang dicapai oleh pegawai yang diangkat.
Mereka dipilih dalam ujian seleksi tertentu untuk mendapatkan gaji dan tunjangan khusus, serta memperoleh pensiun. Namun demikian, terdapat jabatan-jabatan
tertentu yang tidak diduduki oleh pegawai negeri, misalnya: a.
Presiden, Gubernur, Bupati, dan Walikota- dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu
b. Menteri ditunjuk oleh Presiden.
Camat dan Lurah adalah Pegawai Negeri Sipil PNS, sedangkan Kepala Desa bukan merupakan PNS karena dipilih langsung oleh warga setempat.
Berdasarkan pengertian pegawai negeri dalam perundang-undangan yang mengatur tentang pokok-pokok kepegawaian, dapat dilihat bahwa adanya unsur-
unsur yang harus dipenuhi dari seseorang untuk dapat diangkat sebagai pegawai negeri, yaitu Warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Ketentuan mengenai persyaratan tentang syarat-syarat seseorang dapat diangkat menjadi pegawai
negeri di atur dalam peraturan pemerintah No. 11 tahun 2002 tentang perubahan
Universitas Sumatera Utara
atas peraturan pemerintah Nomor 89 Tentang Pengadaan Pegawai Negeri sipil, yang menentukan persyaratannya sebagai berikut:
1. Warga Negara Indonesia
2. Berusia serendah-rendahnya 18 delapan belas tahun dan setinggi-
tingginya 35 tiga puluh lima tahun. 3.
Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karena
melakukan suatu tindak pidana kejahatan. 4.
Tidak pernah diberhentikan dengan hormat, tidak atas permintaan sendiri atau tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil atau
diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai swasta. 5.
Tidak berkedudukan sebagai calon Pegawai Negeri 6.
Mempunyai pendidikan, kecakapan, keahlian dan keterampilan yang diperlukan.
7. Berkelakuan baik.
8. Sehat Jasmani dan Rohani
9. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia atau negara lain yang ditentukan oleh pemerintah. 10.
Syarat lain yang ditentukan dalam persyaratan jabatan
Berdasarkan kenyataan dan pengalaman sejarah ternyata bahwa kedudukan dan peranan Pegawai pada setiap negara sangatlah penting dan menentukan,
karena Pegawai adalah unsur aparatur negara dan aparatur pelaksana pemerintah dalam mencapai tujuan nasional suatu Negara. Di Indonesia Pegawai Negeri Sipil
mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting dan menentukan serta merupakan penyelenggara tugas-tugas pemerintah dan pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam birokrasi Pemerintahan, dikenal jabatan karier yaitu jabatan dalam lingkungan birokrasi yang hanya dapat diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil
PNS. Jabatan karier dapat dibedakan menjadi 2 dua yaitu : 1. Jabatan Struktural
Yaitu jabatan yang secara tegas ada dalam struktur organisasi, kedudukan jabatan struktural bertingkat-tingkat dari tingkat yang terendah yaitu Eselon
IVb hingga tertinggi dari level Eselon Ia, contoh jabatan struktural di PNS adalah Sekretaris Jenderal, Direktur Jenderal, Kepala Biro dan Staf Ahli,
sedangkan contoh jabatan struktural di Pemda adalah Sekretaris Daerah, Kepala Dinas Kepala Badan dan Kepala Kantor, Kepala Bagian, Kepala
Bidang, Kepala Seksi, Camat, Sekretaris Camat, Lurah dan Sekretaris Lurah.
2. Jabatan Fungsional Yaitu jabatan yang tidak tercantum dalam struktur organisasi tetapi dari
sudut pandang tugas dan fungsi tusi pekerjaannya tidak bisa terlepas dari struktur organisasi dan sangat diperlukan oleh organisasi dan pelaksanaannya
merupakan satu kesatuan, misalnya auditor Jabatan fungsional Auditor JFA guru,dosen pengajar, arsiparis, perancang peraturan perundang-undangan dan
lain-lain
Dalam rangka kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan nasional seperti yang tertulis dalam penjelasan atas Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 alinea 1Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
yaitu: Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan nasional sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur Negara khususnya Pegawai Negeri
Sipil. Karena itu, dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional yakni mewujudkan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern,
demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi, diperlukan Pegawai Negeri yang merupakan unsur aparatur Negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat yang
harus menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata kepada masyarakat
Universitas Sumatera Utara
dengan dilandasi kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Pegawai Negeri Sipil terdiri atas: 1.
Pegawai Negeri Sipil Pusat PNS Pusat, yaitu PNS yang gajinya dibebankan pada APBN, dan bekerja pada departemen, lembaga non
departemen, kesekretariatan negara, lembaga-lembaga tinggi negara, instansi vertikal di daerah-daerah, serta kepaniteraan di pengadilan.
2. Pegawai Negeri Sipil Daerah PNS Daerah, yaitu PNS yang bekerja di Pemerintah Daerah dan gajinya dibebankan pada APBD. PNS Daerah
terdiri atas PNS Daerah Provinsi dan PNS Daerah KabupatenKota. Pada penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 43 Tahun 1999
aline ke 2 bahwa dalam pelaksanaan desentralisasi kewenangan pemerintahan kepada Daerah, Pegawai Negeri berkewajiban untuk tetap menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa dan harus melaksanakan tugasnya secara professional dan bertanggung jawab dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan dan
pembangunan serta bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme
21
Dalam perwujudannya PNS hanya dapat menjalankan pekerjaan kalau pekerjaan tersebut untuk kepentingan bangsa dan negara dan kepentingan
kelancaran pemerintahan sesuai dengan peraturan perundangan, bukanlah untuk .
Untuk membentuk sosok Pegawai Negeri Sipil sebagaimana tersebut diatas, diperlukan upaya meningkatkan manajemen Pegawai Negeri Sipil sebagai
bagian dari Pegawai Negeri. Manajemen Pegawai Negeri Sipil perlu diatur secara menyeluruh, dengan menerapkan norma, standar, dan prosedur yang seragam
dalam penetapan formasi, pengadaan, pengembangan, penetapan gaji, dan program kesejahteraan
Seorang PNS dituntut untuk loyal, namun dalam pengertian ini loyalitas bukan ditujukan pada kelompok tertentu apalagi pada orang tertentu, tetapi
loyalitas hanyalah kepada pemerintah, bangsa dan negara yang berdasarkan kepada Pancasila dan UUD 1945.
21
Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999
Universitas Sumatera Utara
kepentingan subjektif dari seseorang walaupun yang bersangkutan adalah pimpinannya. Dalam hal ini, loyalitas tidaklah hanya diukur dari segi kepatuhan
seseorang pada pribadi pimpinan, tetapi kepatuhannya menjalankan tugas-tugas pemerintahan yang dibebankan kepadanya, serta ketaatannya dalam menjalankan
dan menegakkan peraturan perundangan. Netralitas PNS sangat dibutuhkan bagi organisasi pemerintahan yang misi
utamanya adalah mengatur, melayani dan memberdayakan masyarakat agar terwujud kesejahteraan masyarakat. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut:
- Pertama, dengan netralitas, PNS tidak lagi terganggu dengan pekerjaan
pekerjaan yang di luar tugas dan tanggung jawabnya, sehingga lebih fokus pada pekerjaannya.
- Kedua, PNS merasa lebih aman bekerja, punya kepastian masa depan
dimana tergantung kepada hasil kerja dan prestasi kerjanya, tidak ada lagi faktor-faktor subjektif yang tidak punya standar yang pasti.
- Ketiga, PNS akan berkompetisi secara sehat dalam menghasilkan
prestasi, sehingga akan muncul inovasi baru dalam menyelesaikan suatu persoalan ataupun guna melancarkan penyelenggaraan pemerintahan.
- Keempat, pemberian pelayanan akan lebih baik, karena tidak ada lagi
sikap yang diskriminatif ataupun adanya intervensi tertentu dalam memberikan pelayanan.
Dalam hal ini, Pegawai Negeri adalah aparatur Negara sehingga dituntut untuk memiliki rasa bertanggung jawab, profesionalisme dan memiliki kesetiaan
pada masing-masing individu. Undang-Undang dan Peraturan-Peraturan pemerintah juga tidak luput dari keseharian Pegawai Negeri Sipil. Seperti
peraturan-peraturan Pemerintah tentang larangan Pegawai Negeri Sipil untuk masuk kedalam dunia politik, seperti larangan Pegawai Negeri Sipil menjadi
anggota Partai Politik. Karena Pegawai Negeri Sipil memang diwajibkan harus netral.
Seperti pada alinea ke 6 Undang-Undang RI nomor 43 Tahun 1999, bahwa dalam upaya menjaga netralitas Pegawai Negeri Sipil dari pengaruh partai politik
dan untuk menjamin keutuhan, kekompakkan dan persatuan Pegawai Negeri serta
Universitas Sumatera Utara
dapat memusatkan segala perhatian, pikiran dan tenaganya pada tugas yang dibebankan kepadanya, maka Pegawai Negeri Sipil dilarang menjadi anggota
danatau pengurus Partai Politik. Oleh karena itu, Pegawai Negeri yang menjadi anggota danatau pengurus parti politik harus diberhentikan sebagai Pegawai
Negeri Sipil. Pemberhentian tersebut dapat dilakukan dengan hormat maupun dengan tidak hormat.
Hal diatas tersebut sesuai dengan penjelasaan Janji Pegawai Negeri Sipil PP No. 21 Tahun 1975 disebutkan bahwa sumpahjanji Pegawai Negeri adalah
kesanggupan untuk menaati keharusan atau untuk tidak melakukan larangan- larangan yang ditentukan dan diikrarkan dihadapan atasan yang berwenang
menurut agama dan kepercayaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dengan mengucapkan sumpahjanji, diharapkan Pegawai Negeri Sipil akan melaksanakan
tugas amanah dengan penuh kesadaran, keikhlasan sesuai dengan hati nurani individu
22
Kementerian Agama disingkat Kemenag yang dahulu adalah Departemen Agama Depag merupakan
.
II.2 PROFIL KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROV. SUMATERA UTARA